Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 6 Pengakuan

Monica menangis dalam pelukan Stevano, "Apa yang sudah dilakukan Ray, dad?"

Stevano mengingat saat tiga hari yang lalu Monica menunjukkan foto anak kecil padanya yang diduganya sebagai putranya, setelah itu Monica mengatakan kesamaan anak kecil itu dengan Ray, putranya, membuat dia terkejut dan berpikir apakah ini adalah rahasia yang disimpan putranya yang membuat putranya berubah? Tetapi mengapa putranya tidak pernah menceritakannya pada mereka.

"Sudahlah, kita panggil Ray, biarkan dia menjelaskan semuanya sebelum kita berpikir yang tidak-tidak, mungkin dia juga tidak mengetahuinya."

"Dad, apapun keputusan Ray, mommy mau merawat anak ini. Ian anak yang manis dan baik."

"Kita harus mempertimbangan mommynya juga sayang, bagaimana mungkin kita langsung mengambil anaknya walaupun kita memiliki bukti jika anak itu adalah cucu kita."

Airmata Monica semakin deras, tadi siang Stevano memberikannya hasil test DNA yang dilakukan pada Ian dan Ray. Karena kecurigaannya waktu itu dia dengan sengaja mengambil beberapa helai rambut Ian, dan setelah dia menceritakan kecurigaannya dia meminta Stevano melakukan test DNA yang ternyata hasilnya menyatakan kesamaan senilai 99.9%, membuat hatinya sakit karena tidak mengetahui jika dia telah memiliki seorang cucu yang tampan dan pintar.

Stevano juga terkejut saat membaca hasil analisa itu, dia langsung menghubungi orang kepecayaannya utnuk menyelidiki dan mengawasi Claire dan Ian sebelum dia menunjukkan hasil itu pada Monica.

Teleponnya berdering, "Halo" kata Stevano, setelah itu dia diam menunggu orang yang meneleponnya menyelesaikan laporannya.

"Ok, tolong bantu kami mengawasi mereka dan jangan ceritakan penemuan ini pada Ray. Saya sendiri yang akan mengabarkannya padanya." kata Stevano sebelum menutup teleponnya dan sete;ah itu dia melihat kearah Monica yang menatapnya penuh tanya.

"Ray sudah mencari mereka sejak 3 tahun yang lalu, bahkan sampai sekarang dia belum menyerah." Kata Stevano dan kemudian dia melanjutkan menceritakan latar belakang Claire pada Monica, airmata Monica yang sudah berhenti kembali menetes, dia yakin jika Claire adalah wanita baik dan mereka telah membuatnya meraskan satu penderitaan.

Bianca tega menghabisi nyawa cucunya dan memilih karirnya, sedangakan Claire mengabdikan hidupnya utnuk putranya, satu-satunya keluarganya yang tersisa, mungkin itulah arti daddy malaikat yang diceritakan Ian padanya hari itu.

Dia harus menunggu putranya untuk menceritakan apa yang telah terjadi, dan mengapa Ray mencari Claire?

Ray tiba di New York dan langsung menuju kerumah orangtuanya, dia tahu saat ini sudah tengah malam, mereka mungkin sudah tidur, tetapi dia ingin besok pagi-pagi sekali dia bisa mengetahui alasan dipanggilnya dia secara khusus untuk menghadap mereka.

Seperti dugaannya, rumah besar itu sudah sepi, pelayan yang membukakan pintu mengatakan jika Stevano dan Monica sudah tidur, dan Ray akhirnya memutuskan tidur dikamarnya.

Pagi itu dia sudah berada dimeja makan menunggu kedua orangtuanya, tetapi pelayan mengatakan kedua orangtuanya sarapan di kamar dan meminta dia kekamar mereka setelah selesai sarapan, satu hal yang menuturnya tidak biasa, dan masalah apakah ini sampai kelihatannya sangat dirahasiakan?.

Ray mengetuk pintu kamar orang tuanya sampai Stevano membukakan pintu dan menyuruhnya masuk. Dia melihat dan menghampiri Monica, yang duduk memandangnya dengan tatapan sedih. "Ada apa mom? Mommy sakit?"

"Duduklah Ray." Perintah Stevano.

Ray duduk dengan perasaan berkecamuk sampai Stevano mengulurkan satu berkas padanya, Ray mengambilnya dan dengan cepat membuka dan membacanya.

Stevano dan Monica bisa melihat perubahan raut wajah Ray tetapi mereka diam saja menunggu tanggapan Ray.

"Siapa pasangan test DNA ku ini, dad?" tanya Ray. Dia membaca disana tertera namanya tetapi contoh penguji satu lagi tidak ada namanya.

Monica menggulurkan teleponnya yang sudah menampilkan foto Ian.

Ray benar-benar terkejut, anak di foto ini memiliki wajah seperti dirinya, termasuk warna matanya.

"Maukah kamu menjelaskannya pada kami?" tanya Monica pelan.

Ray diam, dia memejamkan matanya dalam hati dia sangat bersyukur karena akhirnya dia bisa menemukan Claire yang ternyata telah melahirkan putranya, sekarang mungkin adalah saatnya dia menceritakan pada orangtuanya dan mempertanggung jawabkan semua perbuatannya.

Ray membuka matanya dan melihat Stevano dan Monica, kemudian dia mulai menceritakan kejadian 3 tahun yang lalu. Monica menangis dia bisa merasakan perasaan Claire, bagaimana harus kehilangan keperawanan dan grandmanya dalam satu malam, wajar jika dia ingin mengakhiri hidupnya dan putranya lebih memilih mengurus bisnisnya dari pada mencari keberadaan Claire. Andai saja Ray langsung mencari Claire, sekarang dia pasti bisa bermain dengan Ian cucunya.

"Maafkan Ray, mom....Aku bersalah, dan aku berjanji akan memperbaiki kesalahan ini."

"Apakah masih ada yang kamu rahasiakan dari kami?" tanya Stevano yang yakin masih ada yang menganjal dihati putranya.

Ray diam, dia tahu dia sudah tidak bisa menyimpan rahasianya, "Ray memendam rasa bersalah pada Claire, dan kejadian malam itu masih terus hadir dalam mimpiku dan membuatku tidak bisa ejakulasi, dokter mengatakan karena alasan psikologis. Jadi anak ini mungkin adalah keturunan Alexander satu-satunya."

Airmata Monica semakin deras, dia tidak menyangka jika putranya memendam rasa bersalah sampai membuat dirinya tidak bisa menjadi seorang pria lagi. dia menyesal sebagai seorang ibu tidak langsung menyadarinya, walaupun putranya sudah dewasa tetapi saja dia yang melahirkannya dan apapun penderitaan pturanya dia juag menderita.

"Apa rencanamu?" tanya Stevano pada Ray. Setelah Monica akhirnya memeluk Ray dan meminta maaf karena tidak merasakan penderitaannya.

Stevano ingin menitikkan airmatanya tetapi dia ingin menjadi penengah dari masalah keluarganya ini.

"Bolehkah aku bertanya, bagaimana kalian bsia bertemu dengannya? dan dimana Claire dan putraku sekarang?" tanya Ray.

Monica yang sudah mulai tenang menceritakan bagaimana dia bertemu Claire dan Ian, dia juga menceritakan bagaimana pintarnya Ian dan sayangnya Ian pada Claire.

"Dia ditemukan salah satu warga didesa itu saat memancing, dan dirawat sampai sembuh, dan saat itulah dia mengetahui jika dia sedang mengandung. Scott orang tua yang menemukan dan merawatnya telah meninggal setahun yang lalu, dia menyerahkan rumah kecilnya itu pada Claire untuk ditempati, Claire bekerja sebagai pegawai toko bunga didesa itu, dengan penghasilan seadanya itu dia merawat putranya Damian Parker, dia tidak pernah berhubungan dekat dengan pria lain, walau ada satu pria bernama Sean yang kelihatanya menaruh hati padanya dan sering memebrinya perhatian."

"Ray tahu, Ray tidak layak untuk mendapat maafnya, tetapi Ray ingin memberikan kebahagiaan untuknya,untuk Ian aku ingin mengakuinya sebagai putraku."

"Bagaimana kamu memberi kebahagiaan untuk Claire jika kamu akan mengambil Ian dari sampingnya? Bukankah itu sama saja dengan membuatnya kembali kehilangan orang yang disayanginya?" tanya Monica yang binggung dengan rencana putranya.

"Jika Claire bersedia, Ray akan menikahinya tetapi jika Claire lebih memilih pria lain aku akan merelakannya selama dia bahagia, tetapi aku hanya ingin putraku ada bersamaku tanpa menyakiti Claire."

"Dekati dia dengan cara yang benar, luluhkan hatinya, jangan kamu menyakitinya lagi. Ian memang putramu dan anggota keluarga kita, tetapi bagaimanapun Claire yang mempertahankan dan melahirkannya, dia bisa saja melakukan hal seperti wanita ular itu tetapi dia tidak melakukannya karena mommy yakin Ian sangat berharga untuknya. Mommy mendukungmu mendapatkan maaf dan hati Claire, bukan karena dia mommy dari Ian putramu tetapi karena mommy yakin Claire adalah wanita baik yang pantas untukmu, dan bukalah hatimu untuknya, jangan pikirkan soal penyakitmu, karena mommy yakin jika Claire mengetahuinya dan dia mencintaimu dia pasti akan menerima kondisimu apapun itu."

"Terima kasih mom, Ray janji akan mengurus masalah ini secepatnya."

"Dad sudah meminta orang untuk mengawasi mereka, temui mereka pada waktu dan tempat yang tepat, jangan sampai kehadiranmu membuat Claire kembali menghilang." Kata Stevano mengingatkan putranya.

"Mom, tolong kirimkan foto Ian padaku." Pinta Ray pada Monica.

Ray memandang foto putranya ,"Apakah dia benar memiliki alergi yang sama denganku?"

Monica mengangguk," Claire telah melatihnya dengan baik, diusianya yang baru 2 tahun, dia sudah mengetahui bahayanya jika dia memakan kacang. Dia sangat pandai, lucu dan mengemaskan, saat mommy bersamanya saat itu mommy seperti bersamamu waktu kamu kecil dulu."

Ray diam sejenak, "Bagaimana dengan Claire? Apakah dia sehat?"

"Claire terlalu kurus menurut mommy, tetapi sorot matanya memancarkan kebahagiaan apalagi saat menatap Ian." jawab Monica.

"Jika sudah tidak ada yang mom dan dad tanyakan, Ray akan langsung berangkat kesana, aku ingin melihat mereka berdua."

"Pergilah, daddy percaya kamu pasti bisa menyelesaikan tanggung jawabmu. Tetapi daddy hanya ingin mengingatkanmu, jangan kamu karena rasa tanggung jawab menikahi Claire atau karena kamu ingin mengambil Ian darinya. Jadikan pengalaman penikahanmu yang gagal sebagai cermin untuk penikahanmu berikutnya, pastikan yang kamu rasakan bukanlah penyesalan dan rasa bersalah ettapi kamu ebnar-benar merasakan cinta." Kata Stevano dan Monica menambahkan, "Mom, yakin tidak sulit untuk mencintai wanita sebaik dan setulus Claire, dan ingat kami selalu mendukungmu, jangan ragu meminta bantuan kami."

"Terima kasih dad, mom." Ray bangkit dan langsung kelaur dari kamar orangtuanya, dia ingin secepat mungkin melihat Claire dan putranya.

Stevano merasa lega karena dia bisa melihat kembali semangat dalam mata putranya yang mungkin salaam 3 tahun ini tertutup kabut, dia percaya jika putranya tidak akan membuat mereka kecewa, dan dia juga berdoa semoga Claire bisa memaafkan Ray dan menerima Ray demi Ian.

Pagi sebelum mereka pulang dari Resort, Monica mengajaknya mampir ke toko bunga dengan alasan untuk membeli bunga, tetapi mereka tidak menemukan Claire dan Ian disana, hanya pemilik toko yang ada disana dan mengatakan jika Claire sedang menjemput Ian disekolahnya saat Monica bertanya.

Stevano meminta supir mengantarkan mereka ke sekolahan yang dikatakan oleh pemilik toko bunga, mereka tidak turun dari mobil hanya memanadang dari kejauhan bagaimana Ian berlari untuk mendapatkan Claire, mencium kedua pipi Claire dan meraih tangan Claire untuk diajak berjalan bersama.

Saat itu Stevano yang hanya melihat Ian dari jauh bisa merasakan jika anak itu adalah keturunan keluarganya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel