Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 7 Papa Keano

Bab 7 Papa Keano

Setelah menempuh perjalanan sekitar 1 jam,di sinilah mereka,di depan gerbang rumah megah yang menyimpan sejuta kenangan bagi mereka berdua,ada banyak tawa di sana,namun berakhir dengan airmata.

Begitu memasuki gerbang tinggi itu Kalya melihat ke arah kanan di mana ada sebuah taman dengan rumput hijau dan beberapa tanaman hias,sebuah ayunan besi tua yang masih terawat dan sebuah gasebo tempat mereka dulu bercengkrama.

Tanpa sadar air mata Kalya mengalir begitu saja.

Melihat itu Keano berinisiatif membuka percakapan setelah sebelumnya mereka diam dalam perjalanan memikirkan bagaimana reaksi papanya nanti ketika membawa Kalya ke rumah setelah apa yang terjadi 10th lalu.

"Kamu ingat sayang,ayunan itu?"

"Ingat Ken,aku ingat ayunan itu tempat di mana kamu sering mengerjaiku dengan mengayunkannya cepat dan membuatku menangis karena ketakutan."Jawab Kalya kesal mengingat masa itu.

Keano terkekeh mendengar jawaban Kalya,"Sudah ayo turun!" Perintah Keano.

Namun Kalya masih diam tanpa bergeming,tangannya mencengkeram sabuk pengaman dengan bergetar.

Kilasan masalalu di mana akhirnya membuat Keano dan Kalya harus terpisah.

"Kal...." Panggil Keano lembut meyakinkan agar Kalya tak mundur.

"Ken bisakah kita kembali,aku ingin pulang,aku takut papamu tak mau menerimaku."

"Kamu bicara apa Kal?"Tegur Keano sementara Kalya hanya menunduk ragu.

"Ayo,percaya Ken ya." Ucap Ken meyajinkan Kalya sambil membelai rambut Kalya.

Pada akhirnya mereka pun masuk ke dalam rumah itu.

"Suasananya masih sama." Gumam Kalya.

"Tentu Kal,karena rumah ini tak pernah di tinggali keculai oleh beberapa pengurus rumah."

Kemudian seorang wanita paruh baya muncul dari arah dapur.

"Eh ada den Keano."

"Bi Sumi,apa kabar?"Tanya Keano.

"Syukurlah,baik Den,wah ini siapa den cantik sekali.Pacarnya ya?"

"Ah bibi bisa aja,papa mana bi?"

"Tuan besar ada den,di ruang kerjanya."

"Oh ya udah bibi buatin minum ya!"

"Ken..." Panggil Kalya lirih dengan nada gugup.

Lalu Keano meraih tangan Kalya dan menggenggamnya seolah memberi keyakinan,kemudian Keano meninggalkan Kalya di ruang tengah sendiri.

.

.

Tok..tok..

Ceklek

"Pa,ada Kalya di luar."Kata Keano pada papanya yang tengah sibuk dengan berkas-berkasnya,lalu lelaki paruh baya itu menutup berkasnya dan langsung keluar meninggalkan Keano tanpa kata.

.

.

Kalya masih memindai rumah yang dulu pernah begitu berarti di hidupnya,memberi kenangan manis sekaligus memberi luka untuk pertama kalinya namun begitu dalam hingga pandangannya tertuju pada sosok pria paruh baya dengan celana bahan dan kemeja putih yang ia gulung lengannya hingga ke siku,sudah ada beberapa rambut putih di sela-sela rambut hitamnya.

Badannya tetap terlihat tegap & gagah meski usia tak dapat di bohongi.

"Kal..."Ucapnya lirih.

Sementara pandangan Kalya terlihat kabur tertutup oleh cairan bening di netra coklatnya,perlahan pria paruh baya itu mendekat,semakin dekat hingga tiba-tiba Kalya merasakan hangatnya dekapan yang lama ia rindukan.

"Kalya,papa rindu kamu nak sungguh." Pelukannya makin terasa erat,pada akhirnya Kalya tak dapat menahan tangisnya,ia menumpahkan segala kerinduannya selama ini,rindu pada laki-laki yang menjadi cinta pertamanya.

"P..pa..papa..." Ucap Kalya sesenggukan.

.

.

Setelah acara melepas rindu Kalya dan papa Keano dan selepas makan malam kini Kalya tengah berada di ruang keluarga dengan Keano yang mendekapnya.

"Kal..." panggil papa Keano

"iya pa..."

"Bagaimana kabar mamamu?"

"Mama sehat pa,papa mau ketemu mama?" Tanya Kalya dengan binar bahagianya,namun laki-laki itu tak menjawab hanya menunduk.

"Oya,ini kartu buat kamu,kamu bisa pakai untuk kebutuhanmu." Ucap papa Keano sambil memberikan kartu yang Kalya tahu itu adalah kartu unlimited.

"Maaf pa,sepertinya Kal tidak butuh deh,nanti mama marah." Tolak Kalya.

"Kenapa dia harus marah,ini hak kamu,kalau mama mu marah suruh dia marah sama papa."

"Tidak usah pa,nanti kalau Kal butuh Kal kan bisa minta sama Ken,iya kan Ken?"

"Tentu,apapun mau mu Kal." Jawab Keano sambil mengusap lembut rambut Kalya.

"Ya udah pa.Ken antar Kal pulang ya,sekalian Ken pamit mau balik ke apartement."

"Kenapa pulang,menginap saja." Pinta papa Keano.

"Kurasa papa tahu alasannya dan Ken harap papa mau memperbaikinya,kami pamit pa." Ucap Keano tegas lalu menggandeng tangan Kalya untuk pulang.

...........

Semalam kalya pulang jam 8 malam,ia ingat semalam Ken tetap belum mau bertemu mama nya.

"Kal..." Panggil mama Kalya

"Iya ma." Jawab Kalya begitu sampai meja makan.

"Ken,bagaimana?Apa belum mau bertemu mama?"

"Mama sabar ya ma,nanti Kal bujuk lagi deh."

"Iya sayang,mama paham bagaimana sifat anak itu.Ck,persis seperti papanya yang keras kepala."

"Nah itu mama tahu,jadi senyum dong mama cantik."Pinta Kalya ketika melihat gurat sedih di wajah ayu mamanya.

"Mama bawain bekal lagi ya?Ken belum jemput kan?"

Kalya melihat ponselnya lalu menggeleng

"Ya udah mama siapin yah bekalnya." Kalya tersenyum manis sebagai jawaban setuju.

.

.

"Tuh kan kita telat Ken,Ken sih bangunnya kesiangan." Rajuk Kalya begitu sampai sekolah tepat saat bel masuk berbunyi.

"Ya maaf Kal,tadi habis subuh Ken ketiduran,jangan ngambek dong!Nanti cantiknya hilang."

"Iya Ken yang ganteng,udah ya!Kal ke kelas dulu,bay."

"Kal tunggu,bareng.l."Namun Kalya terus saja berlari ke kelasnya.

"Kal,kamu kalo ngambek tuh masih aja gemesin kayak dulu."Guman Ken.

Keano barbalik melihat ke arah motornya, "Sepertinya aku harus ganti mobil, kasihan Kalya kepanasan."

Menghela nafasnya sebelum ia jalan menuju kelasnya, Keano kembali mengingat pesan papanya semalam mengenai hubungannya dengan Kalya yang tak lagi sama dengan dulu, sekarang mereka sudah tahap remaja menuju dewasa, ada batasan yang harus Ken ketahui.

"Ck mau bagaimanapun tetap saja aku tak mau berpisah lagi sama Kalya, papa harus menurunkan egonya." Gumam Ken.

Ken sengaja melewati kelas Kalya, dan bisa ia lihat di dalam kelas Kalya tengah bercengkerama dengan beberapa teman-temannya.

Keano bersyukur karena kehadiran Kalya cukup di terima oleh teman sekelasnya, meskipun dari cerita Kalya sudah berapa kali ia mendapat teror dari adik kelas juga teman lainnya yang tak menyukai hubungannya dengan Keano.

Untung saja Kalya cukup tahu apa yang harus ia lakukan dengan hal seperti itu, tapi tetap saja Keano tak akan melepaskan Kalya dari pengawasannya. Akan ia lindungi Kalya dan tak akan Ken biarkan siapapun menyakitinya.

Brukk....

"Aws... "

Keano langsung menatap pada seseorang yang baru saja jatuh terduduk di depannya membuat Keano seketika merasa bersalah,karena dirinya yang terus memperhatikan Kalya di dalam kelas membuatnya tak memperhatikan jalannya.

"Astaga Keano.... " Kesal orang itu geram.

"Maaf pak Darwin saya tidak sengaja."

"Silahkan ke lapangan dan lari 10 putaran."Perintah pak Darwin.

"Tapi pak... "Protes Keano.

"SE. KA. RANG atau 20 putaran!" Ucap pak Darwin tegas tak bisa di bantah.

"I... Iya pak... "Menoleh sebentar ke dalam kelas Kalya sebelum ia berlari menuju lapangan upacara.

Sungguh pagi ini begitu sial bagi Keano, bangun kesiangan,terlambat,di cuekin Kalya dan sekarang terpaksa menerima hukuman berlari padahal dia belum sarapan.

"Semoga aku kuat. "

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel