Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Chapter 03 : Unforgettable

Brakk. Pintu itu dibuka secara paksa membuat Sarah yang berada di dalam ruangan itu memijat keningnya. Sementara Savi berdiri di ambang pintu dengan nafas terengah-engah.

"HEI?!" Perempuan berambut pirang panjang itu berteriak, memukul punggung Sarah cukup keras berhasil membuat perempuan itu mengeluh kesakitan.

"Kamu tahu fungsi benda itu?!" tanya Savi menunjukkan benda pipih di atas meja Sarah.

"Kenapa kamu tak mengangkat panggilanku?! Astaga!! Aku hampir gila Sarah Hamilton!! Kamu tahu, Bastien Decker menghubungiku berkali-kali dan menanyakan dimana kamu berada. Kamu ingin membuatku mati muda hah?! Demi tuhan aku ke aparLiosnmu hingga pagi tapi kamu tak kunjung pulang!!" Savi mengomelinya membuat Sarah semakin pusing.

"Kemana saja kamu?" tanya Savi membuat Sarah menatapnya. Perempuan berambut hitam pekat itu lantas berteriak lalu mengacak rambut hitam pekatnya.

"Kacau sudah," ucapnya membenturkan kepalanya ke meja.

"Ada apa? Kamu bertengkar dengan Bastien?" tanya Savi hingga Sarah menatapnya, memberikan tatapan yang tak bisa ia mengerti.

"Sudahlah berhenti membahas laki-laki itu, kami sudah putus," ucap Sarah dengan suara yang begitu pelan.

"APA?!" Savi berteriak kencang hingga ia mendapati sebuah ketukan di depan pintu ruangan Sarah.

"Kecilkan suara kalian Nona-Nona, ini rumah sakit." Suara peringatan itu membuat Sarah menatap Savi dengan tajam.

"Maaf, tapi bagaimana bisa?" tanya Savi berusaha berbicara dengan pelan. Sarah pun menghembuskan nafasnya kasar.

"Terjadi begitu saja, aku melihatnya berselingkuh," ucap Sarah membuat Savi menutup mulutnya tak percaya.

Savi pun menatap Sarah perihatin, mengusap bahu perempuan itu perlahan. "Jangan terlalu dipikirkan, mungkin dia bukan laki-laki yang baik untukmu."

"Aku tak memikirkannya," ucap Sarah.

Pernyataan perempuan itu membuat Savi cukup terkejut, ia bahkan menatap Sarah dengan tak percaya. "Apakah kamu sesedih itu sampai-sampai tak bisa memikirkannya?"

"Entahlah, mungkin karena aku memikirkan hal gila lainnya," ucap Sarah membuat Savi mengerutkan keningnya.

"Apa yang bisa mengalihkan pikiran dari patah hati diselingkuhi? Astaga, jangan-jangan," ucap Savi kembali menutup mulutnya dengan telapak tangannya.

"Kamu mabuk dan tidur dengan laki-laki tak dikenal?" lanjut Savi membuat Sarah tersedak air liurnya sendiri.

"Benar?" ucap Savi tak percaya.

"Tidak!!" sanggah Sarah dengan keras.

Flashback On....

Helios dan Sarah berciuman di dalam kamar mandi itu dengan cukup kasar. Helios masih sibuk mengelus leher Sarah dalam ciuman panjang itu sementara Sarah mulai meraba tubuh atletisnya. Hingga ciuman itu berakhir.

"Tubuh yang bagus," komentar Sarah mengerakkan jari telunjuknya pada perut kotak Helios. Sementara laki-laki itu memejamkan matanya, entah kenapa sentuhan itu terasa begitu nikmat.

Hingga tiba-tiba Sarah mendorong tubuhnya, membuat ia kembali membuka matanya. Laki-laki itu lantas mendapati dirinya telah berada di dalam bathtub.

"Apa yang mau Anda lakukan?" tanya Helios ketika Sarah menduduki tubuhnya. Perempuan itu lantas tersenyum genit, meletakkan jari telunjuknya di bibir Helios.

Sarah menempelkan tubuhnya dengan tubuh Helios hingga puting keduanya bertemu.

"Shttt....." Helios mendesis nikmat ketika Sarah menggerakkan tubuhnya membuat puting keduanya beradu, bergesekan dan memberikan sensasi nikmat.

Sementara Helios menikmati kenikmatan yang tak biasa itu Sarah menghidupkan keran membuat bathub itu mulai terisi air.

"Anda benar-benar tahu caranya bersenang-senang sepertinya," ucap Helios hingga Sarah mengecup tubuhnya.

Helios mendorong tubuh Sarah hingga perempuan itu jatuh ke dalam air di dalam bathtub yang seharusnya ditempati satu orang itu.

Helios menatap Sarah dengan tatapan bergairah hingga ia mengulum dengan kasar puting perempuan itu.

"Oh ahhhhhh...."

Flashback Off....

"Oh astaga?! Dari mana ingatan mengerikan itu?!" ucap Sarah kaget dan langsung berdiri membuat Savi ikut kaget.

"Ingatan apa? Apa?" tanya Savi bertubi-tubi.

Sarah menggelengkan kepalanya tak percaya hingga lututnya lemas, ia lalu jatuh terduduk di kursi kerjanya. "Aku? Melakukan itu?"

"Melakukan apa?" tanya Savi yang malah bingung sendiri namun Sarah malah larut dalam pemikirannya. Perempuan itu tampak frustrasi bahkan menjambak rambutnya sendiri.

°°°

Helios memejamkan matanya di dalam pesawat memikirkan hal yang terjadi di pagi hari ini. Untuk pertama kali dalam hidupnya seorang perempuan meninggalkan ia seorang diri di atas ranjang setelah malam panas mereka.

Dan hal yang lebih sial lagi adalah Helios tak bisa melupakan malam panas itu. Segalanya bahkan gerakkan sensual perempuan itu di atas tubuhnya.

Flashback On....

Helios bisa merasakannya, kejantanannya di dalam vagina hangat Sarah. Ini gila, rasanya terlalu gila.

"Ahhh....!!" Dan untuk pertama kalinya dalam hidupnya Helios mendesah senikmat itu. Menikmati goyangan pinggul Sarah yang berada di atasnya.

Helios berkali-kali memejamkan matanya, menikmati rasa sempit yang nikmat itu. Dan sesekali menikmati wajah Sarah yang sama menikmatinya, menikmati kejantanan besar itu.

Goyangan perempuan itu semakin menggila membuat payudaranya semakin bergoyang-goyang naik dan turun. Helios pun tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, ia menggapai gundukan yang tak terlalu besar dan tak terlalu kecil itu lalu meremasnya.

"Ohhh... shttt ahhh ahhh!!"

Sarah semakin menggila hingga Helios menarik lehernya, mengubah posisi keduanya dengan cukup singkat.

Kini Helios berada di atas sementara Sarah berbaring di atas kasur dengan wajah sensual yang penuh dengan keringat.

Gila, Helios rasanya tak sanggup melihat ekspresi seksi itu membuat Helios pada akhirnya mencium bibir yang sedikit membengkak akibat menghisap kejantanannya hampir sepuluh menit itu.

Helios mengigit bibir bawah Sarah, berhasil membuat perempuan itu mendesis pelan.

"Apa yang Anda tunggu? Saya menantikan goyangan pinggul Anda. Apakah ia sebaik wajah Anda?"

Kalimat yang cukup memprovokasi itu membuat Helios tersenyum miring. Laki-laki itu lantas menggoyangkan pinggulnya dengan cukup kasar berhasil menimbulkan decitan ranjang yang lebih keras dibandingkan sebelumnya.

"Mmmmmm, ahh ahhh ahhh...!!"

Flashback Off....

Ingatan itu membuat kejantanan Helios berdiri bersamaan dengan seorang pramugari datang, meletakkan beberapa makanan di hadapannya.

Helios menatapnya dan tersenyum miring, ia lantas melirik Korvin yang tampak sibuk dengan buku pornonya yang baru saja ia beli di Tokyo baru-baru ini.

Helios berdiri dan berjalan menuju sebuah ruangan dengan tirai putih yang menutupinya, tirai yang memang dipasang pada pesawat pribadinya.

Pramugari yang sebelumnya mendatanginya pun kembali mendatanginya, perempuan itu lantas menatapnya dengan tatapan genit. "Tuan Muda Kedua."

Helios tak menanggapinya, ia hanya membuka gasper yang ia kenakan dan membuka resleting celananya. Pramugari itu pun berjongkok hingga Helios mengeluarkan kejantanannya yang sudah berdiri.

"Shttt... ohhh...." Helios sedikit mendesah nikmat saat pramugari itu mengulum penisnya.

Helios kemudian memegang kepala pramugari itu, menggerakkan kepala itu untuk mengocok kejantanannya dengan cepat.

"Shitt!!" umpat Helios dengan nikmat. Namun tetap saja, kenikmatan itu tak sebanding dengan kenikmatan perempuan itu semalam, perempuan liar yang terus menghantu pikiran Helios membuat ia bahkan tak bisa melupakannya satu detik pun.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel