Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 3 Sangat bergairah

Setelah begitu lama menyentuhnya dan Yunika tidak bereaksi selain menatapnya dan menahan segalanya, Regan kembali memiliki ide untuk membuat Yunika menyerah.

"Mmm, Nona? Ki-kita pindah ke ranjang, Rere lelah terus minum susu sambil membungkuk," ajak Regan sambil menarik lengan Yunika dengan genggaman erat, Yunika mengikutinya dengan enggan dan berharap neraka ini akan segera berakhir. Sampai langkah kaki mereka tiba di ranjang empuk milik Regan, dia dengan santai mendorong Yunika hingga rebah di atas ranjang lalu kembali melakukan apa yang dia inginkan.

Yunika sudah tidak tahan lagi, apalagi terus berpura-pura tidak merespon Regan. Dia hanya mematung dan membeku seperti mayat beku yang tidak bernapas. Tapi karena terus dipancing Yunika mulai kelabakan meski hanya digosok-gosok dengan jemari tangan Regan. Tidak lama sprei di bawahnya langsung basah dan tubuhnya menggelepar lemas tidak berdaya.

Bukan hanya Yunika yang merasakan siksaan itu, Regan pun tidak jauh berbeda dengannya. Dibandingkan dengan pengasuh-pengasuh sebelumnya, Regan tidak begitu peduli dan tidak sampai melakukan tindakan seperti sekarang mereka langsung kabur keluar dari kamar dan resign.

Sekarang, celana pendeknya yang menggembung sulit untuk disembunyikan dari Yunika.

Sejak Yunika menggelepar, tatapan mata Yunika memang tertuju pada celana Regan.

Regan sedang rebah di samping Yunika, saat Yunika beringsut bangun dan menatap celana pendek Regan, Regan segera membuka kata.

"Nona, itunya Rere, itunya sakit," ujarnya sambil menunjuk ke arah celana pendek yang dikenakannya.

Yunika mengernyitkan keningnya. Dia mulai curiga tapi tidak berani berpikir lebih jauh.

"Itunya? Apanya? Boleh aku periksa?" Tanya Yunika dengan wajah lugu lantaran tidak tahu apa yang Regan keluhkan. Yunika masih merasa kalau Regan benar-benar pria yang sakit dan tidak memiliki ingatan masa lalu.

Regan menganggukkan kepalanya lalu membuka celana pendeknya spontan benda di dalamnya langsung mencuat keluar.

"Ini yang sakit?" Tanya Yunika dengan mata melotot kaget.

Apa Regan sudah sinting! Benda ini tidak seharusnya bangun! Jika dia pria normal wajar jika seperti ini, tapi bukankah Regan idiot dan sakit?

"Kamu bilang ini sakit?" Yunika merasa tenggorokannya tercekat dan tidak bisa berkata-kata. Bahkan senyum di bibirnya yang dipaksakan lebih mirip nenek lampir yang akan mencekik Regan.

Regan menganggukkan kepalanya sambil meremas bahu Yunika.

Yunika mengernyitkan keningnya.

Apa yang harus aku lakukan? Regan tidak mungkin bersandiwara untuk mengerjai ku kan?

Yunika sudah hampir gila dan tidak tahu apa yang harus dia lakukan untuk Regan. "Re, sepertinya hanya perlu dikompres dengan air es! Tunggu sebentar aku akan mengambilnya!" Yunika berkata dengan yakin, dia bisa membuat benda itu tidur kembali.

Regan melihat Yunika pergi dengan tergesa-gesa. Yunika juga segera memakai bajunya kembali.

Regan tidak ingin ketahuan, saat Yunika menoleh padanya dia hanya bisa menganggukkan kepalanya dengan pasrah.

Yunika? Apa dia sudah biasa melakukan ini? Sungguh wanita murahan! Aku harus membuatnya pergi dari kediaman ini!

Bahkan mantan pacarnya sendiri di masa lalu tidak pernah dia sentuh, dan mereka putus ketika Regan kecelakaan hingga mendadak berubah menjadi idiot.

Setelah kembali, Yunika mengompresnya dengan sebaskom air es.

Yunika kewalahan, dia sudah mencoba yang terbaik menggunakan usahanya untuk membuat Regan tenang tapi tak ada hasil sama sekali. Yunika ingin memaki tapi tidak mungkin kemarahan itu dia tunjukan di depan Regan.

Satu jam mengompresnya Yunika sudah kelelahan.

"Masih sakit Nona, masih sakit! La-lagi! La-lagi!" Pinta Regan seraya menunjuknya.

Yunika menepuk kedua pipinya sendiri karena telapak tangannya menjadi sedingin es.

Seharusnya atmosfer panas di tubuh Regan sudah menjadi dingin tapi Yunika melihat benda itu tetap berdiri seperti monumen peringatan kematian para pahlawan. Yunika sempat melotot dan tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

Aku masih perawan kenapa harus melihat pemandangan ini di usia ini? Seumur hidup ini aku tidak merasa bersalah karena kesalahan apa pun. Jika mungkin ini karma yang harus aku tanggung di kehidupan ini, kesalahan apa yang sudah aku lakukan di kehidupan sebelumnya?

Diam-diam Regan mengukir senyum penuh kemenangan.

Jika dia berhenti mengurusnya dan gagal! Maka Yunika akan aku marahi habis-habisan dengan berbagai alasan, dengan begitu dia dengan sendirinya akan resign!

"Re, aku lelah, kalau pakai cara lain bagaimana? Tanganku sudah mati rasa, airnya terlalu dingin, aku tidak akan melakukannya lagi," ujar Yunika seraya memalingkan wajahnya dari menatap tubuh Regan yang kini rebah di ranjang.

Tanpa ragu sedikitpun Regan langsung naik ke atas tubuh Yunika dan membuat Yunika berada di bawahnya.

Yunika sangat kaget, wadah air es jatuh tumpah dan berantakan di lantai. Semuanya direnggut darinya dan situasi ini sungguh membuatnya ingin mati hari ini juga!

Setelah melakukannya, Regan segera turun dan rebah kembali seperti tidak terjadi apa-apa. Raut wajahnya masih sama, tidak merasa bersalah dan terlihat bodoh.

Yunika masih menatap langit-langit kamar dan merasa pandangan matanya kabur karena genangan air mata. Segalanya terasa kosong dan tidak berarti.

Jika itu dilakukan oleh kekasihnya mungkin mereka akan berakhir dalam pernikahan dan punya anak. Tapi bagaimana jika yang melakukannya adalah seorang idiot seperti Regan?

Yunika benar-benar merasa tidak memiliki masa depan lagi.

Perasaannya sangat getir, setelah semua usahanya dalam beberapa waktu terakhir dia tidak menyangka akan memiliki akhir menyedihkan dan menjijikkan dalam hidupnya.

Menatap tubuhnya sendiri Yunika merasa jijik. Napas Yunika tersendat-sendat dan dadanya terasa sesak. Sambil memejamkan matanya Yunika menarik selimut untuk menutupi tubuh telanjangnya.

Yunika merasa terlalu hening, dan yang dia lihat tadi Regan begitu ahli dalam tindakannya.

Tidak mungkin pria ini normal! Dia sangat idiot hingga sampai sakit jiwa!

"Rere, aku lelah sekali, aku tidur sebentar, ya? Boleh?" Tanya Yunika dengan suara lirih hampir tidak terdengar.

"I-iya No-nona ti-tidur saja, nanti Rere bangunkan," sahut Regan sambil menoleh ke samping.

Ketika berniat turun dari ranjangnya Regan melihat noda merah mengotori sprei. Ketika menciumnya Regan yakin aroma itu bukan cairan biasa milik Yunika melainkan darah segar.

Regan sangat terkejut.

Yunika mengorbankan keperawanannya? Kenapa dia melakukan ini? Sebenarnya apa tujuan Yunika masuk ke kediaman keluarga Irawan? Jika hanya untuk mendapatkan uang tidak mungkin Yunika sampai bodoh dan merelakan kesuciannya! Regan terus bertanya-tanya dalam hatinya.

Regan pergi ke kamar mandi, dia membersihkan tubuhnya lalu berganti dengan baju lain.

Melihat Yunika tidur dengan lelap, Regan menjadi lebih leluasa menjadi diri sendiri dan tidak perlu berpura-pura menjadi idiot lagi.

Diam-diam Regan segera menghubungi asisten pribadinya.

"Morgan! Kamu selidiki asal-usul Yunika, kenapa dia tiba-tiba melamar menjadi baby sitter di kediaman Irawan?!" Perintahnya.

"Baik, Pak!" Jawab Morgan dari seberang sana.

Yunika memang bukan baby sitter biasa, dia masuk ke kediaman Regan karena curiga atas kejadian kecelakaan yang menimpa Regan serta menewaskan Lusi - ibu Regan dengan muslihat kecelakaan. Yunika menyamar atas perintah Judika kakak angkatnya yang bertugas di kepolisian yuridis setempat.

***

Pada keesokan harinya, Yunika terjaga dengan sekujur tubuh sakit. Dia masih telanjang dan masih berada di atas ranjang Regan.

"Jika bukan untuk bertaruh dengan Judika! Aku tidak akan pernah mau menyamar sebagai baby sitter di kediaman keluarga Irawan! Apa yang perlu dicurigai dari Regan? Dia hanya pria idiot yang tidak bisa berpikir. Judika bilang aku akan menemukan buktinya dari Regan si idiot. Mencari bukti dari kejadian kecelakaan aku rasa niat itu harus diurungkan. Regan hanya pria mesum dengan kedok idiot!" Gumam Yunika.

Yunika tidak tahu kalau Regan mendengar semua perkataannya.

Jawaban yang Regan inginkan tidak disangka langsung dia ketahui begitu mudah. Tapi Regan tetap tidak mau menunjukkan kebenaran bahwa dirinya hanya berpura-pura di depan Yunika.

"Tidak disangka Yunika gadis yang cerdas! Dia tahu bahwa aku hanya berpura-pura belaka! Aku tetap tidak boleh menunjukkan diriku yang sebenarnya di depan Yunika! Sandiwara ini harus tetap berlanjut sampai pelaku utama yang menyebabkan Mama dan aku kecelakaan ditangkap!" Bisik Regan.

Regan berpura-pura menguap lalu beranjak duduk dari posisi telentang di samping bawah ranjang.

Yunika hampir melompat ke lantai melihat Regan tepat di sampingnya. Dia kira tidak ada siapa-siapa di dalam kamar, namun ternyata ada Regan di samping bawah ranjang!

"Ka-kamu! Sejak kapan kamu di lantai? Apa kamu mendengar apa yang aku katakan tadi?" Tanya Yunika dengan wajah panik.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel