Bab 2 Mengerjai Nona Pengasuh
Di kediaman Irawan.
Beberapa wanita yang pernah bekerja di kediaman tersebut tidak tahan diperlakukan seenaknya sendiri oleh Regan. Terlebih para wanita yang menjadi pengasuh Regan Irawan. Pria muda normal yang berpura-pura menjadi pria idiot setelah mengalami kecelakaan. Semua anggota keluarga Irawan menganggapnya gila karena benturan di kepala akibat kecelakaan. Aksi Regan membuat para baby sitter yang merawatnya resign hanya dalam hitungan hari.
Hal-hal gila yang dilakukan Regan tidak hanya minta dimandikan dan disuapi tapi dia juga minta disusui oleh wanita-wanita itu. Tidak ada yang sudi dilecehkan oleh Regan Irawan. Niat Regan bertindak seperti itu memang disengaja karena para baby sitter itu merupakan suruhan keluarganya untuk mengawasi Regan dan melaporkan semua tindakan yang dilakukan oleh Regan tentang kemajuan perkembangan kondisi otak Regan. Tentunya mereka berharap Regan tidak memiliki kemajuan apapun demi merebut semua saham sebagai pewaris utama di perusahaan Irawan.
Aksi Regan juga dilakukan ketika seorang wanita muda bernama Yunika bekerja di kediamannya sebagai pengasuh. Anehnya perlakuan Regan terhadap Yunika tidak membuat Yunika pergi dan langsung angkat kaki dari kediamannya. Bahkan Regan juga meminta Yunika menginap dan pulang seminggu sekali. Yunika tidak protes malah terus melayani apapun yang diminta Regan sebagai pengasuh.
"Rere, perkenalkan ini Nona Yunika, dia yang akan bertugas menjaga kamu mulai sekarang," ujar Wina pelayan rumah yang bertugas mengurus baju-baju Regan untuk dibawa ke belakang untuk dicuci.
Yunika hanya membungkuk hormat untuk menyapa sosok pria bertubuh atletis namun memiliki perilaku kekanak-kanakan di depan semua orang.
Regan tampak memperhatikan wajah Yunika sejenak.
Pasti wanita itu ditugaskan untuk mengawasi perkembangan kondisiku lagi, aku tidak mau penyamaranku terbongkar! Aku akan membuatnya angkat kaki dari rumah keluarga Irawan dalam semalam!
Yunika melihat Regan seolah-olah sedang memikirkan sesuatu hal yang dibencinya. Untuk menenangkan Regan Yunika segera meletakkan tasnya dan berjalan mendekatinya.
"Rere?" Sapa Yunika.
"Nona, Nona Yuni nggak-nggak boleh pulang! No-nona Yuni harus temani Rere tidur, malam ini pokoknya Rere pengen minum susu!" Ujarnya dengan terang-terangan.
Yunika pikir minum susu yang dimaksud Regan adalah seduhan air susu di gelas jadi Yunika tidak begitu memikirkannya.
Hari ini adalah hari pertama Yunika bekerja, tentu saja dia tidak heran dengan permintaan dari majikannya tersebut. Pelayan wanita yang menemani Yunika untuk memperkenalkan dirinya kepada Regan langsung menyiku Yunika agar Yunika lekas menjawab permintaan Regan, jika tidak segera menjawabnya maka Regan akan menangis dan marah-marah seperti anak kecil pada umumnya.
"I-iya aku tidak akan pulang, aku pergi ganti baju dulu, nanti aku buatkan susu," pamitnya pada Regan karena Yunika masih mengenakan setelah kemeja putih dengan rok hitam layaknya pelamar kerja.
Melihat Yunika akur dengan Regan, Wina segera menutup pintu dan melanjutkan pekerjaannya di kediaman. Setelah Wina menutup pintu Regan segera melancarkan aksinya untuk membuat Yunika tidak betah tinggal di kediaman Irawan.
Regan langsung masuk ke ruangan ganti, dia melihat Yunika sedang melepaskan kancing bajunya satu persatu lalu disusul rok span ketat. Kini tubuh Yunika hanya mengenakan sepasang pakaian dalam transparan berenda warna merah muda. Sebagai pria dewasa normal sebenarnya Regan mengagumi lekuk tubuh Yunika yang sangat seksi dan cantik. Di balik bra-nya Regan bisa melihat bola putih berukuran lumayan dengan puncak berwarna kemerahan. Keduanya nampak putih kencang bulat dengan ukuran cukup besar, serta bukit belantara di balik celana dalam Yunika.
Regan melihat proporsi tubuh yang sangat bagus dan Yunika memiliki kulit mulus. Regan sengaja berjalan mendekat dan langsung memeluk Yunika dari belakang.
Yunika kaget sekali ketika menyaksikan pria dengan lengan kekar memeluknya dan langsung meremas-remas dari belakang melalui pantulan cermin besar di depannya.
Yunika terkejut melihat Regan memperlakukannya demikian tapi bibir tipisnya sulit dikontrol dan tiba-tiba mendesah.
"Emh, emh, Re? Apa-apa, emh, kenapa Rere meremas dan menyentuh ini? Rere ini ti-tidak boleh, ini salah, Rere ini bukan tindakan yang benar, kan?" Tanya Yunika dengan wajah serba salah. Yunika awalnya panik sekali tapi dia menyadari bahwa pria dewasa yang menyentuhnya tidak lebih dari pria idiot yang tidak mungkin bertindak macam-macam terhadapnya.
Lagi pula sebelumnya Yunika sudah mendengarkan lebih dari tujuh halaman keluhan yang dibacakan oleh kepala pelayan dan dituliskan oleh pengasuh Regan sebelumnya. Yunika merasa remasan tersebut lebih mirip remasan pria normal dan Yunika tanpa sadar malah mendesah nikmat.
"Emh, Re ...., ssh, ehhh, ouhhh," rintih Yunika sambil mendongak dengan kedua mata terpejam.
Jika yang memperlakukannya adalah pria normal mungkin dia akan langsung menghantam kepala pria itu dengan barang yang bisa diraihnya.
Dalam hati Yunika mengumpat, tidak seharusnya dia melayani kegilaan ini!
Regan menunjukkan sifat aslinya, Regan tampak kesal karena Yunika malah menikmati kelakuan kurang ajarnya. Jadi dia segera mengambil tindakan yang lebih kurang ajar lagi, Regan memilih puncak bukit itu sampai tubuh Yunika kelojotan. Tidak tahu kalau peran tersebut sengaja dimainkan Yunika untuk membodohi Regan. Yunika juga terpaksa dan harus bersikap seperti yang seharusnya.
Yunika terpaksa, tidak tahu pengorbanan besar apa lagi yang harus dia lakukan demi misi yang diberikan Judika bisa tuntas.
"Sssshhhh, Re, ouhhhh, Regaan ...." Napas Yunika tersendat-sendat, Yunika benar-benar terlihat seolah-olah sedang larut dalam sentuhan pria berparas dewasa dengan perilaku idiot.
Yunika mengumpat dalam hati.
Jika bukan untuk melakukan misi, mana mungkin aku bersedia mengorbankan tubuhku yang berharga? Lihat saja aku akan membalasmu suatu hari nanti, Regan!
"No-nona Yunika, Rere-rere minta susu, se-sekarang ng-saja!" Ujar Regan seraya membuka pengait bra Yunika kemudian berjalan dan mengambil posisi di depan Yunika. Regan membuka bra Yunika dan membuangnya ke lantai ruang ganti, dengan lahap dan rakus Regan langsung menghisap keduanya.
Yunika sangat terkejut dan tidak sempat mengelak karena Regan memegang dan langsung meremasnya dengan kuat.
"Okh, oohhh, Re, em!" Yunika lama kelamaan mendesah-desah karena dia tidak tahan diperlakukan oleh pria dewasa setampan Regan.
Meski perilakunya terlihat seperti pria idiot tapi wajah Regan sama sekali tidak buruk dan sangat tampan.
Yunika merasa sudah gila akibat ulah Regan, akan tetapi dia tetap ingin bekerja dan tidak mau resign.
Tanpa disadarinya kakinya pun berjalan menuju ke dinding dan bersandar di sana dengan napas tersengal-sengal, sementara Regan memeluknya erat sambil terus mengikutinya ke dinding untuk terus mengerjai Yunika.
"Re, sshh, ohh, ka-kapan kamu tidak haus lagi? Aku sudah sangat tertekan, Re, aku ingin ini segera selesai ..." Rintih Yunika yang sudah kepanasan akibat ulah Regan.
Regan melepaskan bibirnya dari sasarannya sejenak kemudian dia menatap wajah Yunika yang sudah memerah. Keringat keluar dari pori-pori wajahnya, wanita itu saat ini sudah tidak bisa menahannya.
Regan memiliki ide gila dia segera menunjuk ke arah sisi bawah bagian tubuh Yunika.
"Itu-itu dibuka saja, Rere ingin lihat, kenapa No-nona Yunika?" Tanyanya lalu dengan cekatan tanpa menunggu persetujuan Yunika dia langsung menarik celana Yunika turun ke bawah hingga Yunika tidak mengenakan apa-apa lagi di tubuhnya.
Regan tidak peduli meski Yunika menggelengkan kepalanya. Regan mengukir senyum kekanak-kanakan lalu menggelitik area itu.
Wajah Yunika memucat, dia sudah pucat seperti mayat, keringat terus mengucur deras membasahi tubuhnya. Yunika merasa Regan sangat gila dan harus segera dimasukkan ke dalam rumah sakit jiwa.
Yunika ingin sekali memarahinya, dia agak kesal dan tiba-tiba dia mencekal lengan Regan untuk menghentikannya.
Regan yang tadinya merasa berhasil tiba-tiba langsung mengangkat wajahnya dan beralih menatap wajah pucat Yunika.
Sejenak tatapan mata Regan tampak normal seperti pria yang tidak idiot sama sekali namun ketika Yunika menatapnya dengan tatapan curiga serta tidak berdaya Regan langsung berkata dengan suara gagap.
"I-ini gatal, i-ya? Rere-rere bantu menggaruk, ya? Ya?!" Ujarnya dengan wajah polos dan berpura-pura bodoh.
Setelah aku lecehkan seperti ini pasti Yunika bakalan resign malam ini!
Yunika merasa ingin membunuhnya ketika Regan mulai menyentuh sisi-sisi yang tidak boleh disentuh.
Regan dalam hati terus mengagumi betapa kuatnya Yunika bertahan dalam situasi menjijikkan ini.
Sebagai pria normal sesuatu miliknya pun terbangun dari tidurnya.
Sialan! Kalau begini aku bisa ketahuan! Regan menggerutu dalam hati.
