
Ringkasan
21++Setelah melakukan hubungan badan waktu itu tidak lama kemudian Yunika hamil! Dan sialnya anak di dalam perutnya adalah bayi milik seorang CEO Idiot, Regan Irawan. Semua anggota keluarga Irawan menganggapnya idiot akibat benturan di kepala setelah mengalami kecelakaan. Hal-hal gila yang dilakukan Regan Irawan tidak hanya minta dimandikan melainkan juga meminta disusui oleh Yunika yang baru bekerja di kediamannya. Regan sengaja menyelinap ketika Yunika pamit untuk mengganti bajunya. Tiba-tiba pria dengan lengan kekar memeluknya dan meremas-remas buah dadanya dari belakang, Yunika melihatnya melalui pantulan cermin. Yunika awalnya panik sekali tapi dia menyadari bahwa pria dewasa yang menyentuhnya tidak lebih dari pria idiot. Lagi pula dia sudah mendengar lebih dari tujuh halaman keluhan yang dibacakan oleh kepala pelayan yang dituliskan oleh pengasuh Regan sebelumnya. "Dengan ulahku yang keterlaluan tidak lama lagi pasti dia akan meninggalkan kediaman Irawan!" Regan kesal karena Yunika malah menikmati kelakuan kurang ajarnya, jadi dia segera mengambil tindakan yang lebih jauh. Mereka lebih dari sekali melakukan hubungan badan hingga Yunika hamil. Yunika memiliki taruhan dengan kakak angkatnya yang merupakan seorang anggota dari kepolisian. Yunika masuk ke dalam rumah Irawan hanya untuk menyelidiki kasus. "Jika bukan karena bayi dalam perutku ini adalah milik Regan aku tidak akan kabur atau menghilang dari depan mata pria itu!"
Bab 1 Kematian Rekan Kerja
Dua hari sebelum bekerja di kediaman keluarga Irawan.
Yunika sedang berada di kediaman bersama kakak angkatnya Judika.
Pagi hari ini Yunika sedang menyiapkan sarapan untuk kakaknya.
"Kira-kira kapan aku bisa masuk ke kantor? Jangan lupa kamu sudah menjanjikan pekerjaan untukku di sana!" Tagihnya pada Judika. Judika sedang melamun langsung tersadar lalu menyuap makanan yang dihidangkan di meja.
Beberapa hari sebelumnya, Judika memang sudah menjanjikan pekerjaan kepada Yunika di kantor, namun mengingat pekerjaan di dunianya sekarang banyak sekali hal-hal berbahaya yang harus dihadapi dan hampir selalu melibatkan diri dengan penjahat, Judika mulai ragu untuk membawa serta Yunika.
"Apa uang yang aku berikan tidak cukup?" Tanyanya untuk mengubah alur pembicaraan mereka berdua.
Yunika mengukir senyum pada salah satu sudut bibirnya lalu menarik kursi dan duduk tepat di depan Judika. Yunika memainkan garpu dalam genggaman tangannya lalu menunjuk ujung batang hidung Judika.
"Jangan-jangan kamu mau ingkar janji!"
Judika melotot ketika ujung garpu tersebut hampir menancap pada bola mata kanannya. Judika menepisnya ke samping lalu berkata pada Yunika.
Tidak ada jalan untuk berbohong pada adiknya, satu-satunya cara yang bisa dia lakukan sekarang adalah bertaruh dengannya untuk membuat Yunika lelah lalu menyerah hingga membatalkan niat pergi bekerja di kantor polisi.
Judika mengeluarkan berkas kasus dari dalam tasnya lalu dia sodorkan ke depan Yunika.
Kening Yunika mengernyit, dia menatap Judika dengan tatapan heran.
"Apa ini?"
"Kamu bilang ingin ikut pergi ke kantorku? Ingin bekerja di sana?"
"Ya tentu saja!"
"Kalau begitu coba kamu pelajari ini, setelah itu pergilah ke kediaman keluarga Irawan untuk menemukan bukti-bukti, aku curiga kecelakaan yang menimpa pewaris utama keluarga Irawan melibatkan beberapa orang penting di perusahaan. Salah satu di antara mereka bisa jadi adalah dalang di balik kejadian itu!" Tutur Judika dengan suara lirih.
Yunika sedari tadi membaca berkas tersebut, awalnya dia ragu untuk pergi ke sana.
"Bagaimana jika aku gagal?" Tanyanya lagi.
"Kalau kamu gagal maka mundur dan tidak boleh bergabung dengan tim kepolisian!" Ujar Judika dengan bibir meringis penuh kemenangan.
Yunika geram, dia langsung memukul meja dengan telapak tangannya.
Braaakk!
"Tunggu saja! Aku pasti berhasil mendapatkannya! Jangan pernah lupakan janjimu padaku! Lagi pula aku sudah lulus tes, kamu malah terus mempersulit ku dengan banyak alasan agar tidak pergi ke kantor!"
Judika terdiam dan kembali menikmati sarapannya.
Setelah merasa kenyang dia pun pergi bekerja ke kantornya seperti biasa.
Yunika sekarang tinggal di rumah seorang diri. Karena penasaran dengan pekerjaan Judika, dia menyelinap masuk ke ruangan kerjanya yang ada di kediaman.
Yunika menemukan banyak kasus pembunuhan dan berkas-berkas lain yang sedang diselidiki oleh Judika.
Saat melihatnya dengan cermat, Yunika tahu semua dokumen tersebut hanyalah salinan yang disimpan di rumah. Tidak mungkin kakaknya membawa dokumen aslinya.
"Dia mempelajari semua kasus ini?" Yunika mengernyitkan keningnya lalu membuka lembaran kertas tersebut.
"Semuanya rata-rata adalah kasus pembunuhan yang tidak bisa dipecahkan."
Yunika terus membacanya dan dia pun tertidur di sofa dalam ruangan kerja Judika.
***
Di sisi lain, Judika masih terus menyelidiki secara tertutup tentang kasus kematian Lusi Irawan, beliau merupakan putri sulung nyonya besar Irawan. Sementara itu, putra laki-lakinya, Regan Irawan juga ikut serta dan mengalami luka di kepala hingga CEO perusahaan besar itu berubah menjadi pria idiot yang tidak berguna. Judika selama ini curiga kalau Regan hanya berpura-pura menjadi pria idiot untuk menolak interogasi. Namun dia kesulitan menemukan buktinya.
Judika tidak bisa melanjutkan penyelidikan secara terbuka karena kasusnya telah ditutup dan dianggap selesai karena kecelakaan biasa begitu saja.
Anehnya, asisten pribadi Regan malah terus mencurigai salah satu anggota keluarga besar Irawan dan secara pribadi meminta detektif di kantor Judika untuk mencari tahu kebenaran itu.
***
Sebenarnya ada satu bukti penting yang diketahui oleh salah satu anggota satu tim Judika.
Rebel mengetahui bahwa kabel pengait rem mobil yang dinaiki oleh Nyonya Lusi Irawan sudah dikerat sebelum dikemudikan, akan tetapi bukti tersebut lenyap beserta hilangnya nyawa Rebel sang detektif!
Kecurigaan bahwa kecelakaan hanyalah sebuah manipulasi untuk menyingkirkan Regan Irawan sang pewaris utama semakin kuat.
Semua orang menjadi waspada karena kecelakaan tersebut.
"Aku tidak bisa berhenti memikirkannya, seseorang harus pergi ke kediaman Irawan untuk menyelidiki lebih jauh! Kita selama ini hanya mencari bukti-bukti dari luar saja. Kita semakin sulit menemukan kebenaran dari kejadian itu! Terlebih lagi nyawa Rebel sudah dikorbankan! Kita harus menangkap penjahatnya!" Ujar Judika dalam rapat bersama tim-nya pagi itu.
"Siap, Komandan!" Jawab semua orang dengan serentak.
Judika sudah mengirimkan beberapa orang untuk menyelinap ke kediaman Irawan, namun tidak ada hasil sama sekali.
Ujung-ujungnya hanya kegagalan yang mereka dapatkan. Dan harapan Judika hanya tinggal satu, yaitu Yunika!
"Apakah Yunika mampu menghadapi keluarga Irawan? Rata-rata anggota keluarga Irawan bertindak semena-mena dan licik, mereka bahkan tidak ragu menyingkirkan pelayan dengan alasan kecelakaan saat bekerja! Bagaimana jika Yunika mengalaminya? Aku tidak ingin kehilangan adikku!" Judika terombang-ambing dalam keputusannya sendiri.
Di sisi lain Judika ingin menemukan kebenaran dan memecahkan misteri di dalam keluarga Irawan, di sisi lain lagi dia tidak mau Yunika kenapa-kenapa. Meski mereka bukan saudara kandung dan hanya bertemu tumbuh besar bersama di panti asuhan, selama ini bagi Judika Yunika merupakan adik kandungnya sendiri.
***
Ketika pulang dari kantor, Judika melihat Yunika sedang membereskan ruangan kerjanya.
Judika langsung bergegas memeriksa ke dalam.
Judika menatap sebuah kemoceng di genggaman tangan kanan Yunika, serta lap di atas bahu kiri Yunika.
Yunika sibuk membereskan ruangan dan menyingkirkan debu di sana-sini.
"Apa yang kamu lakukan di sini?" Tanyanya.
"Kamu sudah pulang? Aku tidak mendengar suara langkah kakimu. Apa kamu sudah makan?" Yunika menatap Judika sekilas lalu kembali sibuk dengan pekerjaannya.
Judika terlihat sangat serius lalu berkata padanya.
"Rebel ditemukan meninggal, mayatnya dibuang ke bendungan terbesar di tengah kota Jingge."
Tangan Yunika yang tadinya sibuk bekerja langsung berhenti. Dia mengangkat wajahnya perlahan dan menatap kedua bola mata Judika.
Kesedihan jelas-jelas terpancar di sana.
"Kapan kamu pergi memeriksa ke sana? Biarkan aku ikut!" Katanya dengan serius.
"Masalah ini bukan main-main Yunika, kalau sampai sesuatu terjadi padamu apa yang harus aku lakukan?" Tanyanya.
Yunika menggelengkan kepalanya.
"Jangan khawatir, aku pasti baik-baik saja, lagi pula bukannya CEO pemarah itu sekarang berubah menjadi CEO idiot yang tidak berguna?!"
Yunika mencoba mengubah ketegangan dari percakapan antara mereka berdua, tetap saja Judika khawatir dan sedih saat Yunika bersedia turun langsung untuk menyelidiki kasus tersebut.
Regan Irawan memang berubah menjadi CEO idiot sekarang, tapi bagaimana musuh-musuh Regan? Mereka bisa saja datang untuk menghabisi nyawanya kapan saja. Termasuk orang-orang yang berniat menggali kebenaran dari kecelakaan nahas yang menewaskan Nyonya besar Irawan waktu itu!
Judika sangat cemas tapi juga tidak bisa menyerah begitu saja.