Adakah Cara Lain Yang Bisa Membuat Mereka Bisa Kembali Seperti Sebelumnya?!
Aira dan Marcell sering bertemu dalam beberapa tahun terakhir ketika orang tua Marcell mengunjungi Aira ke panti asuhan. Selama pertemuan itu muncul benih-benih cinta diantara keduanya. Orang tua Marcell sangat baik, mengetahui anaknya menyukai Aira, setelah Aira lulus mereka langsung datang melamarnya.
Namun, mereka tidak menyangka bahwa pernikahan itu akan hancur begitu saja ketika mantan kekasih Marcell datang lagi. Mabelle mengetahui Marcell akan menikah mengadu pada kakaknya, Mark. Dia menagis semalaman meminta kakaknya menghentikan pernikahan itu.
Mark dari kecil selalu menuruti keinginan adiknya tanpa bertanya apa masalahnya. Pokoknya yang dia pikirkan adalah kebahagiaan adiknya saja, mau bagaimana orang lain dia tidak peduli.
Rasa sayang yang terlalu berlebihan membuat Mark kehilangan akal sehatnya. Segala cara akan dia lakukan untuk membuat adiknya senang.
Dihari pernikahan itu, Mark langsung mendatangi pengantin wanita dan menculiknya lalu digantikan oleh adiknya untuk menikah dengan Marcell.
Sementara itu, Aira dibawa ke ruangan ballroom di sampingnya melakukan pernikahan dengannya.
Adapun untuk kedua orang tua Marcell, Mark telah memberinya ancaman agar menerima semua pengaturan itu. Keberlangsungan Zylla Grup sebagai jaminannya.
Zega Grup adalah raja bisnis di kota Octopus. Selama ada yang mengganggu mereka, maka kehidupan mereka akan mengalami kesulitan bahkan kehancuran yang tidak terpikirkan oleh akal sehat manusia.
Orang tua Marcell, tidak berani melawan, membujuk Marcell menuruti pengaturan dari Mark Zega.
Posisi Marcell dalam dunia bisnis belum begitu kuat. Mereka selama ini selalu mengutamakan kestabilan keluarga dibandingkan menguasai dunia bisnis. Oleh karena itu, kehidupan mereka selalu bahagia dan bergelimang harta.
Awal Mabelle bertemu dengan Marcell ketika dia sedang mengalami kecelakaan kecil di jalan tol. Mabelle yang sedang kesulitan mencari bantuan dihampiri oleh Marcell bertanya padanya untuk menawarkan bantuan. Sifat baik Marcell membuat Mabelle jatuh cinta pada pandangan pertama.
Setelah pertemuan singkat itu, Marcell dan Mabelle beberapa bulan berkencan. Marcell tidak begitu menyukai sifat manja Mabelle memilih mengakhiri hubungan itu. Awalnya Mabelle menerima saja. Sampai dia mendengar kabar Marcell mau menikah; seketika itu juga dia menyadari bahwa dia tidak bisa membiarkan Marcell bersama orang lain karena pria yang dekat dengannya tidak ada yang baik dan tulus seperti Marcell.
Aira menghentikan langkah kakinya ketika sampai di depan Marcell. Kemudian, Aira langsung memeluk Marcell sangat kencang seakan kalau dia melepaskan pelukan itu Marcell akan hilang.
Di pangkal tangga Mark mematung menatap kedua orang sedang berpelukan. Sementara Mabelle sudah meradang. Dia tidak bisa mengontrol emosinya.
"Lepaskan suamiku!" Mabelle menarik rambut Aira menyuruhnya melepaskan Mark. Namun, Aira mengabaikan peringatan dari Mabelle.
Kepala Aira tertarik kebelakang, dia pun menjerit kesakitan. "Aaaaaaaaaakh! Lepaskan rambutku!"
Marcell membela Aira. "Belle, lepaskan tanganmu!"
Wanita kalau prianya direbut oleh wanita lain pasti langsung menggila, tidak lagi memikirkan apa itu yang namanya malu. Semakin Marcell membela Aira semakin kencang Mabelle menarik rambut Aira.
Aira tidak mau ditindas orang, balik menyerang Mabelle. Dia mengaitkan kakinya di lipatan kaki Mabelle dan menendagnya sangat kuat. Mabelle jatuh tersungkur mencium kaki Aira.
Aira langsung membalikkan keadaan. Dia sudah berada di atas tubuh Mabelle menjambak rambutnya. Pokoknya dia tidak akan melepaskannya sebelum orang itu berteriak meminta ampun.
Mabelle yang tidak pernah berkelahi fisik dengan orang lain langsung dikalahkan. Aira benar-benar tidak terkendali. Dia bukan cuma menjambak rambut Mabelle tapi juga mencakar wajah Mabelle lalu menampar mulutnya. Untung kukunya baru dipotong, kalau tidak wajah cantik Mabelle sudah tidak tahu seberapa hancurnya.
Marcell yang memegangi Aira pun tidak kuat. Entah mengapa waktu itu tenaga Aira seperti tenaga kuda. Mabelle berteriak memanggil kakaknya. Dia merasa seluruh wajahnya panas terbakar dari pukulan dan cakaran Aira. "Kakak selamatkan aku!"
Mark sedang mematung tersadar ketika mendengar Mabelle memanggilnya. Dia segera berlari menarik Aira dari atas tubuh Mabelle.
Napas Aira ngos-ngosan karena memberi pelajaran pada Mabelle.
Mabelle terbatuk-batuk kecil. Dia langsung berdiri menampar pipi Aira. Telinga Aira langsung berdengung. Kepalanya dijambak lagi oleh Mabelle.
Marcell memegangi Mabelle. "Belle, hentikan!" Dia menarik Mabelle menjauhkannya dari Aira yang dipegang oleh Mark.
Amarah Aira dan Mabelle belum juga reda. Walaupun sudah dipegangi oleh Mark dan Marcell, keduanya tetap tidak mau mengalah. Yang ada mereka saling menendang-nendangkan kakinya berontak meminta dilepaskan kekangan itu.
Karena Aira terus memberontak, Mark membalikkan badan Aira ke arahnya lalu menampar wajahnya untuk menghentikan pemberontakannya. Selesai menampar Aira, Mark tidak bicara, ia diam mematung menatap kosong tangannya yang sudah menampar Aira.
Keheningan terjadi selama beberapa detik. Aira menundukkan kepalanya memegang pipinya untuk meredakan rasa sakit.
"Mark kenapa kau menamparnya?!" Marcell mendorong Mabelle lalu berjalan beberapa langkah menarik Aira ke dalam pelukannya dan memegang pipi Aira yang memerah bekas tamparan Mark.
Hari ini Aira mendapatkan dua tamparan di masing-masing pipinya. Satu dari Mark dan satu lagi dari Mabelle.
Telinganya berdengung hebat, kekuatan wanita dan pria tidaklah sama. Tamparan Mark itu terasa pedas hampir membuatnya meneteskan air matanya karena terlalu sakit.
"Kamu tidak apa-apa?" Marcell mengusap kepala Aira di dalam pelukannya.
Air mata Aira tumpah perlahan. Mengapa takdir sangat kejam memermainkannya. Pria itu sampai hati menamparnya. Aira menggelengkan kepalanya menenggelamkan wajahnya di dada bidang Marcell.
Mabelle semakin emosi melihat keintiman kedua orang itu. Dia menendang perut Aira dari samping.
Tendangan Mabelle sangat kuat sampai-sampai Aira terlepas dari pelukan Marcell jatuh ke atas lantai.
Aira meringkuk memegang perutnya menahan sakit.
"Aira... Aira... Aira..." Marcell berulang kali memanggilnya sambil menggoyang-goyangkan tubuhnya dan menepuk-nepuk pipi Aira.
Aira tidak merespon. Waktu itu benar-benar genting. Marcell menggendong Aira lalu dia letakkan di atas sofa. Dia pun tidak meminta tolong kepada siapapun. Dia menyibukkan dirinya sendiri berlari ke sana kemari mengambil segala sesuatu yang bisa membantu Aira tersadar kembali.
"Aira..." Sekali lagi, Marcell menepuk-nepuk pipi Aira setelah memborehkan minyak kayu putih di atas hidungnya.
Mata Aira mengerjap, perlahan membuka matanya. Dia melihat sekeliling, pandangan matanya tertuju ke arah Marcell. "Kak Marcell." Aira memanggil Marcell dengan nada lirih. Dia tersenyum lalu mengulurkan tangannya. "Terima kasih!"
"Apa kau baik-baik saja?!" Aira menganggukan kepalanya. "Jika merasa tidak enak katakan saja padaku!" Dia memberikan seluruh perhatiannya kepada gadis kecilnya. Dia tahu bagaimana susahnya kehidupan Aira di panti asuhan. Dia menikahinya karena mau memberikan keluarga bahagia dan harmonis yang tidak pernah Aira rasakan. Namun, semua sudah tidak bisa lagi. Mereka sekarang malah harus memanggilnya kakak dan adik ipar.
Perubahan status itu sangat tragis. Adakah cara lain yang bisa membuat mereka bisa kembali seperti sebelumnya?!
