Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 8 Tuan Muda yang Menarik

Bab 8 Tuan Muda yang Menarik

Dengan terburu-buru aku menuju ruang kuliah, insiden tangga tadi membuatku terlambat 5 menit. Didepan pintu kaca putih aku diam sejenak, setelah menghela nafas akupun membuka pintu perlahan.

Semua pandangan dalam ruangan menuju ke pintu dimana seorang pemuda rupawan bermata biru sedang berdiri.

Rambutnya berwarna dark mahogan sedikit gondrong sehingga membuat wajahnya terlihat cantik, seperti boyband korea yang biasa ditelevisi sedang muncul didepan mereka.

Kelas kemudian menjadi heboh,

" Apa kau lihat itu?

"...”Siapa dia, apa dia mahasiswa baru?”

”oh tuhan dia sangat tampan”

”Cubit aku apa, aku melihat malaikat?"..Bisik-bisik para gadis riuh terdengar.

"Ehmm...itu maaf aku terlambat, bisakah aku masuk." Tanyaku sopan pada seorang pria berusia sekitar 30 tahun yang berdiri didepan kelas.

"Silahkan duduk." Pria itu sepertinya cukup ramah.

Pandanganku mulai beralih mencari tempat duduk kosong, sepertinya ruang kuliah ini tidak seperti ruang kuliah pada umumnya.

Hanya ada 30 kursi tunggal dan 15 meja dalam 3 baris, ruangan dengan nuansa hitam putih lebih tampak seperti ruang konfrensi di perusahaan daripada ruang kuliah.

Karena aku melihat si gadis pemarah itu ada dibaris sebelah kiri, akupun melangkahkan kakiku ke meja barisan kanan didekat jendela.

Aku meletakkan ransel hitamku disebelah kursi dan duduk di meja nomer dua dari depan.

"Yah karena sekarang kita punya pemandangan indah dikelas, saya harap kalian lebih bersemangat dan fokus pada apa yang saya ajarkan." Kata pria itu tersenyum, ternyata dia dosen mata kuliah ini.

Kelas kembali riuh, bisik-bisik penuh kekaguman kembali terdengar. Tetapi kekaguman yang berlebihan terkadang mengundang kebencian bukan?

Bahkan tanpa aku harus melihat aku bisa merasakan tatapan ketidaksukaan dari beberapa orang.

Mereka melihatku seperti pejantan lain yang telah melanggar wilayah mereka, aku hanya menghela nafas dan mengusap hidungku yang tiba-tiba gatal.

Dosen yang berdiri didepan harus mengetuk meja beberapa kali untuk menenangkan kelas. Setelah kelas itu hening, pria itu kembali menguraikan materi dilayar besar yang berada didepan kelas.

Aku memperhatikan dosen itu menjelaskan materi pengantar strategi bisnis sambil memainkan bolpoint ditanganku.

Dengan satu tanganku menopang dagu rahangku terekspos sempurna dengan posisi kepalaku yang sedikit miring.

Warna rambutku sangat kontras dengan cahaya matahari yang jatuh disebelahku, wajah yang sedang fokus itu menampilkan siluet lukisan hidup yang nyata.

Tanpa kusadari ada beberapa orang mengambil fotoku diam-diam, tanpa kuketahui foto itu sudah dikirim ke forum komunitas jurusan.

Sandra 2000 : [ mengirim gambar ] hari ini aku bertemu malaikat (^-^)

Tina Toon : OMG...dia sangat tampan!!

Queeny12 : Ooh dia tampan sekali, hidungnya sangat indah dari samping.

Sugar Ray : Aku rasa jantungku berdebar hanya dengan melihat fotonya.

Kemudian forum komunitas menjadi ramai dengan banyaknya pesan kekaguman dari kaum hawa.

Sedangkan orang yang dibicarakan masih dengan serius memperhatikan dosen yang mengajar, tanpa menyadari bahwa fotonya sudah membuat kehebohan.

"Baiklah hari ini cukup sampai disini, saya akan meninggalkan tugas untuk minggu depan dimeja, ketua kelas tolong diatur seperti biasa."

Kata pria itu sambil memberi kode pada gadis berambut pendek yang duduk didepanku.

Gadis itu maju kedepan dan mereka tampak berbicara sebentar sebelum dosen meninggalkan kelas.

Aku berdiri dan merengangkan tubuhku dengan malas sebelum menyadari bahwa semua orang sedang menatapku.

"Eehh...apa ada sesuatu?." Tanyaku pelan pada teman semejaku.

"Wajahmu terlalu menarik perhatian." Pemuda berkaca mata itu tersenyum.

Apa itu salahku? Salahkan orang tuaku yang punya gen terlalu bagus kataku dalam hati.

"Damian." Katanya sambil menjabat tanganku sekilas.

"Kairu...panggil saja aku Ru." Aku juga memperkenalkan diri.

"Kamu belum punya kelompok kan, satu kelompok saja denganku." Tawar damian.

"Aku tak masalah...bagaimana dengan teman kelompokmu yang lain?" Tanyaku.

"Ehm...aku sama sekali tidak keberatan." Kata gadis yang duduk didepan Damian

"Aku Nora." Gadis itu tampak malu-malu melihatku.

"Ketua kelas juga satu kelompok dengan kita."Kata Damian menjelaskan.

Si ketua kelas sedang membagikan tugas kelompok didepan kelas, dia memberikan kertas pada masing-masing ketua kelompok dan memberikan instruksi dengan cepat.

Tidak lama kemudian dia sudah kembali ketempat duduknya. Sebelum si ketua kelas berbicara padaku beberapa rombongan gadis datang menghampiriku.

"Apakah kamu mau sekelompok dengan kami?" Tanya gadis itu malu-malu sambil menyelipkan rambut ketelinganya.

"Bagaimana dengan kelompok kami,kami akan memperlakukan kamu dengan baik." Sela gadis yang satunya sedikit mendorong minggir gadis yang tadi dengan bahunya.

"Ehm...permisi nona-nona tapi pria tampan ini sudah masuk kelompokku." Damian menyela tangannya diletakkan dibahuku.

"Terimakasih atas tawaran kalian, tetapi aku sudah sekelompok dengannya." Tolakku dengan sopan sambil melirik damian.

Wajah mereka penuh dengan kekecewaan, saat mereka akan berbicara lagi si ketua kelas sudah berbicara didepan mereka.

"Karena dia sudah menentukan kelompoknya bisakah kalian bubar, kelompok kami ingin berdiskusi." Kata si ketua kelas tegas.

Aku menahan senyum melihat rombongan gadis yang mulai meninggalkan meja dengan kesal. Usaha mereka mendekatiku digagalkan Damian dan ketua kelas.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel