Bab 6 Nona Muda yang Sulit
Bab 6 Nona Muda yang Sulit
Aku terbiasa bangun pagi dan joging diperkebunan, jadi pagi-pagi sekali aku sudah menyeret Hiro untuk lari bersamaku.
Kami melakukan dua putaran sambil mengenal jalan-jalan kompleks.
Masuk kehalaman rumah para pelayan wanita memandangku dengan tatapan memuja, rambut yang sedikit basah dan tetesan keringat dipipiku membuat wajahku tampak bersinar ditimpa matahari pagi.
Mereka berbisik-bisik tersenyum sendiri saat Hiro dan aku masuk kedalam rumah.
Saat hendak naik kelantai atas seekor benda berbulu menangkap kakiku, seekor kucing jenis maine coon sedang melingkar dengan malas disana.
"Apa kamu punya nama?" Aku menggendong kucing berbulu lebat itu keatas.
Kucing itu menjilati tanganku dan terus mengeong dengan manja.
"Heii..jangan bawa pretty ! ." Katniss mengambil kucing itu segera dari tanganku, kami berpapasan dilantai atas.
"Dia sangat menggemaskan karena itu aku membawanya, kucing betina ini sangat cantik sesuai dengan namanya." Pujiku sambil mengelus kucingnya.
"Dia jantan tauu..Humph!! ."Gadis itu melotot kepadaku sebelum melangkah pergi.
Kenapa kamu menamakannya pretty kalau dia kucing jantan?
Aku bahkan tidak memeriksanya jadi bagaimana aku tau?
Kenapa gadis ini selalu marah padaku, apa dia Pms? Aku hanya menghela nafas.
Setelah mandi dan bersiap kami semua duduk dan sarapan bersama, tidak banyak perbincangan seperti tadi malam semua makan dengan tenang. Pria itu berangkat lebih dahulu dengan asistennya.
Selesai sarapan kami diantar paman Huo ke kampus, aku dan Hiro mengikuti paman Huo ke garasi.
Disana beberapa mobil mewah berjejer, paman Huo menggunakan mobil mercedes benz yang kemarin dipakai menjemput kami dari bandara.
"Mobil tuan muda ada disana." Tunjuk paman Huo.
Hiro dan aku saling memandang, kami menelan ludah melihat mobil sport ferrari berwarna dark blue parkir diujung sana.
Pria tua itu benar-benar sulit dimengerti, apa tidak ada mobil yang lebih biasa lagi keluhku dalam hati.
"Ciihh kamu baru datang sehari ayah langsung memberikanmu sebuah mobil, bukankah ini diskriminasi gender !"
Gadis itu tiba-tiba berjalan melewatiku sengaja menabrak bahuku.
"Jika kamu menyukai mobil itu, aku akan memerikannya padamu ." Jawabku sambil mengikutinya masuk kemobil dan duduk disebelahnya.
"Tidak perlu, aku tidak bisa mengendarai mobil ." Katanya tak peduli
Aku memutar mataku, lalu kenapa kamu marah padaku? Gadis ini benar-benar sulit.
Paman Huo dan Hiro menahan tawa di kursi depan, sepertinya perjalanan ini akan sangat panjang.
"Apa kamu ingin mengendarai mobil? Aku bisa mengajarimu." Usulku kemudian, aku mencoba bersikap sabar padanya.
"Tidak usah, tapi kamu bisa jadi sopirku." Jawabnya ketus.
Aku menghembuskan nafas mencoba tenang...lupakan...jangan bertengkar dengan gadis manja ini pikirku, berusaha menekan keinginan untuk membuatnya menangis.
Perjalanan ini menjadi sedikit tenang, karena aku memilih diam dan membaca buku daripada bertengkar dengannya.
Meski serius membaca buku, aku masih bisa merasakan tatapan tidak suka dari orang yang duduk diselahku.
Abaikan dia...abaikan dia kataku dalam hati melanjutkan membaca buku.
Nona muda tolong jangan membuat sulit tuan muda ini oke! Karena kamu adikku dan kamu cantik jadi aku memaafkan sikapmu itu.
Jika orang lain yang bersikap begitu, sudah sejak tadi tuan muda ini melemparnya keluar dari jendela.
"Kenapa harus kampus royal ?” Tanya gadis itu tiba-tiba, bibirnya mengerucut.
Nona muda kamu sangat imut tetapi sikapmu menyebalkan.
"Maksudnya?" Alisku berkerut tidak paham.
"Dari semua kampus kenapa harus kampus royal? Dan kenapa harus jurusan yang sama?" Dia tampak sangat kesal.
"Ehm...masalah itu kenapa tidak tanya paman Huo, aku bahkan tidak tau apa-apa! Semua urusan pendaftaran diatur olehnya." Jawabku pelan.
Mungkinkah karena masalah ini dia selalu marah padaku.
"Uhuuk...eh itu nona muda semua diatur oleh tuan besar saya hanya menjalankan saja nona ." Paman Huo terlihat gugup.
"Apa kamu ingin aku pindah jurusan?" Tanyaku menawarkan, toh dengan kemampuan otakku peluang di jurusan lain juga banyak. Pria tua itu sengaja memilih manajemen bisnis untukku.
"Kamu ingin ayah menghukumku?" Dia melotot kearahku. Aku kembali menghela nafas memijit keningku.
Nona muda kumohon jangan memancing keinginan tuan muda ini untuk membullymu oke!
Semakin kamu membuatku marah, aku semakin ingin membuatmu menangis.
"Baiklah lalu apa yang kamu inginkan." Kataku datar, ini kesabaran terakhirku.
Tiba-tiba aura dimobil berubah, aku mulai merasa kesal.
"Aa..ku..mau itu, bisakah kamu bersikap tidak mengenalku dikampus, meski kita diruangan yang sama pura-puralah tidak mengenalku." Gadis itu gugup terintimidasi oleh tatapanku.
"Sesuai keinginanmu." Jawabku dingin lalu mengabaikannya.
Gadis itu terdiam, keberaniannya tiba-tiba hilang. Pemuda tampan yang biasanya ramah dan selalu sabar itu sesaat menjadi menakutkan.
Mata biru yang menatapnya tadi seolah bisa menembusnya, dia nyaris gemetar.
Suasana di mobil menjadi sunyi, suhu seakan turun berapa derajat, terdengar suara Hiro menghela nafas.
Udara yang dingin tiba-tiba membuat orang sulit untuk bernafas, gadis itu duduk dengan gelisah disampingku sejak aku mengabaikannya.
