Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 19 Tuan Muda yang Tidak Tau Malu

Bab 19 Tuan Muda yang Tidak Tau Malu

"Baiklah, selain luka sobek dan memar kepalamu tidak memiliki masalah, sepertinya kepalamu lebih keras daripada botol itu." Kata dokter memecah suasana aneh diantara kami.

"Aku sudah mengabari ayahmu kamu boleh pulang siang nanti setelah menyelesaikan administrasi, datangnya tiga hari lagi untuk memeriksa jahitannya." Kata dokter itu lagi sebelum pergi.

"Aku akan menyelesaikan administrasinya lalu membereskan barangmu sebelum pulang." Kata Katnis padaku.

Aku melemparkan dompetku padanya sebelum dia keluar.

"Apa kamu pikir aku kekurangan uang." Katanya sambil melotot padaku dan melempar dompetku kembali.

"Apa kalian berdua tidak pulang?"

Memandang dua tuan muda disofa, terutama Kevin yang dari awal dia masuk sampai sekarang tidak berbicara apa-apa.

"Satu bulan." Akhirnya si gunung es itu berbicara.

"Eh...satu bulan apa?" Aku memandangnya bingung.

"Selama satu bulan ikuti perintahku, jika aku panggil datang jika aku suruh pergi kamu pergi." Kata Kevin datar.

"Kenapa aku harus melakukannya?." Mataku menyipit alisku sedikit naik.

Apa tuan muda ini sedang mencari pelayan, apa tampangku ini cocok jadi pelayan pikirku.

"Haruskah aku jelaskan." Katanya dingin.

"Tuan muda kamu sungguh pendendam apakah kamu semarah itu karena sebuah ciuman? itu juga ciuman pertamaku dan jika bukan karena aku kamu bisa saja celaka karena jatuh dari tangga." Protesku padanya.

"Ciih apa kamu yakin belum pernah berciuman, mengingat kamu pernah mandi dan tidur bersama seorang gadis."

Leon menyela membuat Kevin semakin mengeluarkan aura berbahaya.

"Dengar...hubungan aku dan Luwina sudah seperti saudara, kami besar bersama jadi dari kecil kami terbiasa tidur dan mandi bersama tetapi tidak seperti yang kamu pikir." Kataku menjelaskan.

"Dan lagi tuan muda chen kalau dilihat faktanya adalah kamu yang menciumku bukan aku yang menciummu, bagaimana kamu melempar semua tanggung jawab padaku?" Kataku lagi.

Apa tuan muda Chen ini sungguh tidak pernah berciuman, kenapa begitu perhitungan dengan sebuah ciuman yang tidak sengaja.

Bicara untung rugi akulah yang dirugikan disini.

"Karena kamu terluka aku sedang berbaik hati, kamu sungguh-sungguh ingin bertanding denganku." Matanya menatapku dingin.

Dipikir-pikir itu juga benar, jika dia mengatur pertandingan yang sulit meski aku bisa melakukannya aku khawatir identitasku terungkap.

Aku harus menghindari konfrontasi langsung dengannya.

"Turunkan jadi dua minggu, bagaimanapun aku masih tuan muda keluarga Lin membuatku jadi pelayan itu agak sedikit keterlaluan." Kataku mencoba bernegosiasi.

"Tiga minggu." Jawabnya acuh.

"Tidak...hanya dua minggu! Selama dua minggu aku akan jadi anjing kecilmu yang manis dan penurut, Jika lebih lama aku tidak bersedia."

Kataku lalu tersenyum manis padanya, memperlihatkan lubang indah dipipiku.

"Ehmm...baiklah dua minggu." Akhirnya si muka dingin itu menyetujuinya.

Leon nyaris tersedak ludahnya sendiri, sejak kapan Kevin mudah dibujuk kenapa dia tidak pernah tahu?

"Baiklah sepakat." Kataku menegaskan. Lihat saja bagaimana aku mengatasi simuka dingin ini.

Aku menakhlukan Katnis si kucing liar itu dalam waktu beberapa hari, waktu dua minggu kurasa sudah cukup untuk membuat simuka dingin ini menjadi jinak.

"Kita juga harus bertanding ." Kata Leon menatapku.

"Apa aku pernah menciummu?" Tanyaku kesal.

Apa-apaan ini ? Kenapa duo tuan muda ini sangat terobsesi mengganguku.

"Aku tidak terima soal poling yang menempatkanmu sebagai pria tertampan nomer dua di kampus royal, kita harus membuat poling ulang."

Dahiku berkerut, apa orang ini serius.

"Apa itu kesalahanku, kenapa kamu tidak protes saja pada orang tertampan nomer satu, aku bahkan tidak tau soal poling itu."

Aku ingin sekali memukul pemuda tidak masuk akal ini.

"Aku tidak bisa." Kata Leon ragu-ragu.

"Kenapa ?" Aku penasaran.

"Karena pria tertampan nomer satu adalah dia ."

Leon mengangkat dagunya pada Kevin yang masih duduk dengan malas disofa.

"Hahahaha...." Aku tertawa terbahak-bahak, itu masuk akal bagaimana dia bisa mengalahkan visual Kevin yang seperti vampir aristokrat itu.

Tanpa kusadari Kevin menatapku yang sedang tertawa, tatapannya yang dingin perlahan menjadi lembut.

"Jadi kamu berpikir bisa mengalahkan aku dalam poling ulang?" Tanyaku padanya.

"Tentu saja, dengan wajahku ini bagaimana aku bisa kalah darimu?"Jawabnya kesal.

"Aku bersedia poling ulang tetapi harus ada taruhan, jika aku menang jadi pelayanku seminggu menurutlah padaku, jika aku kalah terserah padamu." Kataku tersenyum.

"Baiklah...kita sepakat." Jawab Leon percaya diri.

Duo tuan muda ini ternyata bukan datang menjengukku tetapi untuk membuat perhitungan denganku.

Lihat saja bagaimana aku mengalahkan kalian dalam permainan kalian sendiri.

Yang satunya singa yang satunya lagi rubah , jika aku tidak bisa membuat kalian jinak padaku aku akan kembali tinggal di hutan.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel