Bab 15 Kemarahan Tuan Muda Lin
Bab 15 Kemarahan Tuan Muda Lin
Aku meninggalkan kedua tuan muda itu dan berjalan menuju pusat keributan, perasaanku tidak nyaman seolah ada sesuatu hal terjadi.
Sampai ditempat kejadian aku sedikit terkejut dengan pemandangan yang terjadi dihadapanku.
Katnis sedang berdiri dengan gemetar memandangi Hiro yang sedang dipukul seseorang dilantai, gaun dibahunya sobek hingga jika turun sedikit lagi keseluruhan pundaknya terlihat.
Dengan segera aku melepas jaket kulit yang kukenakan dan menutupi tubuhnya.
Matanya sedikit berkaca-kaca saat aku memakaikan jaketku dengan lembut, lalu mengancingkannya hingga tubuhnya tertutup rapat.
Semua orang mengira aku akan datang membantu Hiro yang sedang dipukuli, tetapi aku hanya berdiri disana dan memandangnya.
"Apa kamu masokis, sepertinya kamu sudah terlalu lama tidak dipukul hingga sekarang kamu menikmatinya.” Kataku dingin.
Hiro memandang mata biruku, seolah mendapat kepastian dia mulai melepaskan pertahanannya dan balik menyerang.
Dia membanting orang itu terkapar memutar tangannya kebelakang bahu dan menekannya dengan kejam.
Hiro yang aku kenal tidak akan membiarkan siapapun menindasnya, dia hanya mengalah karena tidak ingin menyebabkan masalah buatku.
Semua tuan muda disini memiliki orang tua yang berkuasa, jadi saat aku berkata seperti itu Hiro baru mau bertindak.
"Ada masalah apa?"Tanyaku santai.
Seolah pemandangan Hiro yang sedang menyiksa orang yang berada dibawahnya adalah suatu hal yang biasa.
"Dia memaksa Katnis ikut dengannya ". Kata Hiro menjelaskan.
"Apa kamu mengenalnya."Aku memandang ke arah Katnis, dia menggeleng.
"Aku baru mengenalnya disini ". Kata Katnis pelan.
Aku berjalan menuju pemuda yang masih terkapar dilantai tak bisa bergerak karena Hiro yang menekannya, berjongkok disebelahnya kemudian berbicara dengan pelan ketelinganya.
"Aku akan memaafkanmu karena ini pertemuan pertama kita, jadi bersikap baiklah dan semua akan berakhir disini ". Kataku datar sambil menepuk-nepuk bahunya.
Aku berdiri dan memberi kode agar Hiro melepaskannya, kami berdua melangkah kearah katnis dan meninggalkan pemuda itu.
"Ruu awaass."Suara panik Katnis terdengar.
Aku bisa mendengarkan suara deru suatu benda yang dilemparkan padaku, aku berbalik dengan reflek melindungi Hiro jika aku menghindar benda itu akan mengenainya.
"Bang!!."Pandanganku kabur sejenak diiringi sakit yang menyengat di kepalaku.
Pemuda itu menatapku dengan terkejut, aku masih bisa berdiri tegak bahkan setelah dilempar botol olehnya.
Dia mulai ketakutan saat aku menatapnya sambil tersenyum sinis.
Darah yang menetes diwajahku seolah tidak menggangguku, aku hanya mengusapnya dengan santai dengan sebelah tanganku.
Pemuda itu itu mulai gemetar saat merasakan aura kematian lewat tatapanku.
"Kamuu...."Kata-kata Hiro terputus, bahkan gerakannya terhenti tiba-tiba.
Sebelum Hiro bertindak aku sudah bergerak sangat cepat mengumpulkan momentum di kakiku, kemudian melompat melancarkan satu tendangan penuh ke tulang rusuknya.
Suara berderak terdengar menandakan ada tulang yang patah membuat orang yang menyaksikan adegan itu merinding, pemuda itu terlempar menabrak dinding sebelum merosot dan tidak bangkit lagi.
"Aku memberimu jalan hidup tapi kamu memilih mati."Kataku dingin.
Semua orang memandangku dengan dengan rasa takut, bagaimana seseorang yang berwajah tampan seperti malaikat bisa bersikap kejam seperti itu.
Mengapa nona muda Katnis bisa berhubungan dengannya.
Katnis dan Hiro segera menyeretku dari sana, mereka memaksa membawaku ke rumah sakit karena luka dikepalaku terus mengeluarkan darah.
"Kau lihat itu...apa kamu melihatnya?"Tanya Leon pada Kevin, tanpa aku sadari mereka menyaksikan kejadian itu.
"Sepertinya tuan muda Lin tidak sederhana."Jawab Kevin datar.
"Aku merasa beruntung, jika aku tidak melihat ini dan menantangnya berkelahi hidupku bisa berakhir ". Dia menghela nafas lega.
"Jika kalian berkelahi menurutmu siapa yang akan menang?"Tanya Leon penasaran.
"Menurutmu ?"Tanya kevin dengan aura berbahaya.
"Tentu saja saudaraku yang akan menang, aku yakin ".Jawab Leon cepat sambil menepuk-nepuk bahu Kevin yang kemudian ditepiskan olehnya.
Kevin hanya terdiam mata hitamnya semakin gelap, dirinya juga tidak yakin jika perkelahian benar-benar terjadi bisakah dia mengalahkan pemuda itu.
Tindakannya tadi menunjukkan bahwa dia sudah terbiasa dengan kekerasan.
Gerakannya cepat mematikan dan tidak ragu-ragu seolah dia sudah terlatih sejak lama.
Wajahnya yang cantik sungguh menipu, saat tertawa tadi dia sungguh mempesona, binatang tak tahu malu itu kembali mengelitik perutku.
Lesung pipi dan gigi taring kecilnya yang terlihat tadi membuatku berhalusinasi bahwa dia seorang gadis, meski hanya sejenak aku merasa jantungku berdetak tidak normal.
Sejak ciuman itu terjadi aku merasa tidak normal, tubuhku emosiku semua terganggu, jika dia seorang gadis aku pasti mengira aku jatuh cinta padanya.
Dalam 20 tahun hidupku untuk pertama kalinya perasaanku menjadi kacau dan itu karena seorang pria. Bagaimana aku mengatasi ini...
Malam itu sebuah video tiba-tiba menjadi viral dimedia sosial, video dengan judul "Pacar nona besar Lin memukul putra walikota A hingga koma."
Banyak tautan dibagikan hingga berita tersebut menjadi topik pencarian.
