Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 13 Kenangan

Bab 13 Kenangan

Aku pulang dengan menggunakan taxi, menolak kebaikan Daniel untuk mengantarku.

Aku ingin sendirian saat ini, banyak yang terjadi baru-baru ini aku butuh waktu membersihkan pikiranku.

Kotak itu masih ditangan Daniel, aku akan mengambilnya saat aku siap menerima semuanya.

Saat aku pulang Daniel memberikan aku Hp dan sebuah kunci motor, sekali lihat aku tahu hp ini sudah dimodifikasi olehnya.

Diriku bersandar dipinggir jendela, memandang gedung gedung yang bergerak diluar.

Sopir taxi sesekali melirikku lewat kaca depan, penasaran dengan penumpangnya yang tampan namun terlihat sedih dikursi belakang.

Pikiranku menerawang, mengingat kembali masa laluku di perkebunan negara T.

Aku lahir dan dibesarkan di The Forest sebuah kota perkebunan dinegara T, ibuku dokter disebuah klinik disana karena The Forest tidak memiliki rumah sakit.

Pemilik The Forest adalah paman Joseph dia adalah tuan besar disana, dia memiliki ratusan hektar perkebunan serta ribuan pekerja.

Tanaman utama perkebunan adalah tanaman obat-obatan karena ibuku adalah kepala peneliti disana.

Tetapi paman Joseph juga memiliki komoditas lain selain tanaman obat, ada tanaman kapas , kelapa sawit dan juga tanaman industri lainnya.

Sebagian pegawai paman Joseph adalah pengawal penjaga perkebunan yang menjaga keamanan The Forest.

Kota The Forest dikelilingi hutan dan lumayan jauh dari pusat kota butuh satu jam perjalanan untuk sampai ke sana.

Hidup sejak kecil disana membuatku terbiasa dengan kerasnya situasi perkebunan.

Aku bahkan belajar berkelahi dan mengunakan senjata saat berusia 5 Thn, ibuku bahkan membiarkan aku ikut berburu atau berpatroli bersama penjaga dihutan.

Karena kepintaranku ibuku mengajari aku sendiri dirumah dan mengikuti kelas khusus via online.

Hanya ibuku dan Hiro yang tahu aku jenius, aku membaca dan menulis dengan lancar saat baru berusia 3 tahun.

Mungkin kepintaran itu kuwarisi dari ibuku , aku mampu mengingat semua hal hanya dengan sekali lihat.

Karena kemampuanku itu, ibuku mendaftarkan aku pada sekolah khusus anak berbakat seorang profesor di negara J.

Selain Hiro dan ibuku tidak ada seorangpun di The Forest yang mengetahuinya.

Ibuku dan aku tidak pernah hidup mewah meski kami juga tidak kekurangan.

Kami tinggal dirumah panggung dari kayu sama seperti orang lain diperkebunan, meski rumah kami sedikit lebih bagus.

Ibuku membiarkan aku bekerja diperkebunan sama seperti pemuda lainnya, ibuku bilang kesulitan akan menempa kita menjadi lebih kuat.

Selain ibu...guruku yang lain adalah Ghost, dia kepala pengawal diperkebunan, orang yang mengajariku pengetahuan dan kemampuan bertahan hidup.

Saat aku baru berusia 5 tahun ghost adalah orang pertama yang mengajariku berkelahi dan mengunakan senjata.

Pada suatu saat ada penyerangan di salah satu perkebunan demi melindungi pekerja dan mengusir perusuh, ghost terluka parah dan menghilang.

Aku berusia 7 tahun saat dia menghilang, aku sedih berhari-hari karena berpikir dia mati.

Ghost selalu berpesan padaku jangan mengandalkan orang lain untuk bertahan hidup, jadilah kuat untuk melindungi dirimu sendiri.

Aku berjuang untuk menjadi lebih kuat, tetapi saat aku menjadi kuat aku kehilangan ibuku orang yang menjadi sandaranku.

Aku datang datang ke negara ini bukan karena ingin menjadi tuan muda Lin, tetapi ada kebenaran yang ingin kutemukan.

Rumah Besar Keluarga Lin...

Aku masuk kedalam rumah setelah menyapa paman Huo yang sedang membersihkan mobil dihalaman depan.

Sampai diruang tengah ayahku serta pasangan ibu anak itu sedang duduk menikmati teh sore.

"Duduklah." Kata ayahku datar lalu memberi kode istrinya untuk menuangkan teh.

"Bagaimana hari pertamamu?" Tanya ayahku setelah aku duduk didepannya.

"Baik." Jawabku singkat meminum sedikit teh dan meletakkan cangkirnya kembali.

"Mengapa kamu pulang terlambat, apakah ada masalah?" Tanya ayahku lagi.

"Tidak...teman lama ibu ingin bertemu, mungkin dalam beberapa hari aku akan mengunjungi panti asuhan tempat ibu dibesarkan." Jawabku datar.

Bukankah Daniel memang teman lama ibu, jadi aku tidak berbohong kan pikirku.

"Baiklah...Aku tidak keberatan kamu berhubungan dengan teman lama ibumu, tetapi aku harap kamu bisa menjaga sikapmu diluar sana, sekarang kamu adalah calon penerus keluarga Lin." Kata ayah sambil memandangku.

"Aku setuju untuk mengikutimu, tetapi aku belum setuju untuk menjadi penerusmu." Kataku tak acuh.

"Itu tanggung jawabmu sebagai satu-satunya laki-laki dalam keluarga Lin." Nada suaranya sedikit naik.

"Bagaimana jika aku seorang gadis, apakah kamu akan tetap memanggilku datang atau membiarkan aku diperkebunan seperti sebelumnya." Tanyaku dingin.

"Laki-laki atau perempuan kamu adalah anakku tentu saja aku akan membawamu, tetapi karena kamu laki-laki ambil tanggung jawabmu untuk keluarga." Jawab ayahku mulai marah.

"Tanggung Jawab? Selama 18 tahun hidupku apa yang sudah keluarga ini berikan padaku? Kenapa membahas tanggung jawab denganku, anda dan istri anda masih muda, dengan uang yang kalian miliki kalian bisa mengusahakan seorang bayi laki-laki jika kalian mau ."

Kata-kataku membuat raut wajah ayahku berubah, dia tampak berusaha keras menahan kemarahannya.

"Kalian masih punya Katnis, apa karena dia seorang gadis dia tidak boleh jadi penerus? Apakah ada aturan hukum yang mengharuskan seorang putra untuk jadi penerus." Kataku lagi sambil menatapnya dengan dingin.

"Kamu..." Dia tidak bisa meneruskan kata-katanya, wajahnya memerah karena marah, tetapi sinar matanya terlihat sedih.

Aku mengabaikannya dan melangkah pergi dari sana.

Pasangan ibu anak itu hanya memandangiku yang naik ke lantai atas, ayahku duduk terdiam disofa.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel