Bab 11 Ciuman Pertama Tuan Muda Chen
Bab 11 Ciuman Pertama Tuan Muda Chen
Disebuah ruangan besar berwarna putih, seorang pria berbaju putih berbaring dengan malas disofa.
Sebelah tangannya diletakkan diatas dahinya dan sebelahnya lagi diatas pinggangnya.
Wajah pria itu putih bersih seperti ukiran patung yunani, hidungnya yang tinggi menambah kesan angkuh pada wajahnya dan bibir sensualnya sangat mengoda.
Matanya tertutup tetapi pria itu tidak tidur, bayangan insiden tangga terus menggangunya.
Selama 20 tahun hidupnya ciuman pertamanya diambil seorang pria, dia sangat marah sampai ingin memukul seseorang.
Ingatannya kembali pada mata biru pria cantik itu, dia tidak pernah menyangka bahwa akan ada suatu hari dia mengakui seseorang tampan.
Kenyataannya pria bermata biru itu memang tampan, rambut mahogannya membuat wajah putihnya menjadi lebih indah.
Ciuman tadi sedikit memberinya sensasi aneh, ada rasa tersengat listrik dijari-jarinya saat memegang pinggang pria cantik itu.
Rasa lembut dari pinggang itu masih tertinggal ditangannya.
Dan ciuman itu masih meninggalkan aroma vanilla lembut dibibirnya, tanpa sadar pria disofa itu membelai bibirnya.
Sensasi bibir lembut dan nafas beraroma vanilla pria cantik itu sangat menggangunya.
Seperti ada binatang tak kasat mata mengelitik perutnya setiap kali adegan ciuman itu muncul dalam ingatannya.
"Haiiisssh...!!." Pria itu tiba-tiba bangun dengan kesal.
"Bang!!." Pemuda yang baru masuk kaget sampai mejatuhkan tasnya.
"Tuan muda Chen jangan mengagetkan aku oke! Jantungku tidak begitu kuat."
Kata pemuda yang baru masuk yang ternyata tuan muda Leon.
Kevin Chen tidak bicara hanya meliriknya sedikit kemudian mengangkat telapak tangannya keatas.
Leon Tang buru-buru mengeluarkan berkas file dari tasnya kemudian menyerahkannya pada Kevin.
"Cihh...Tuan muda Lin rupanya." Kevin melempar berkas itu kemeja setelah selesai membacanya.
"Kevin aku tidak mudah baru bisa mendapat informasi ini, pihak sana sepertinya masih ingin merahasiakan identitasnya."Kata Leon sambil duduk disebelah Kevin.
"Kita tidak bisa menyelesaikan ini seperti biasa, jangankan mengirim dia keluar negeri kita bahkan tidak bisa mengeluarkannya dari kampus, paling-paling aku hanya bisa membantumu memukulnya." Kata Leon lagi.
"Tapi kalau dipikir lagi apa menurutmu tuan muda Lin ini sangat kasihan? Dia anak dari istri pertama penerus keluarga Lin tetapi hidup terlantar di luar sana baru kembali setelah 18 tahun, apa kita harus memberinya masalah?" Leon berbicara sendiri disamping Kevin.
Saat Leon menengok kesamping dia mendapati Kevin menatapnya dengan ekspresi " kamu mau mati ".
"Baiklah...tentu kita harus membalasnya! Berani sekali dia menciummu, dia tidak tau betapa agungnya tubuhmu ini......" Leon berhenti berbicara saat tatapan Kevin semakin mematikan.
Leon menghela nafas kemudian mengambil hpnya dan berpindah tempat duduk. Tuan muda ini benar-benar sulit dilayani pikirnya.
Kevin diam sambil memperhatikan kertas-kertas dimeja, matanya yang hitam bertambah gelap saat memegang kertas yang berisi foto Kairu.
Pemuda cantik ini benar-benar seperti incubus yang lahir ke dunia.
Fotonya yang mengenakan kemeja putih sedikit terbuka memperlihatkan tulang selangkanya yang indah.
Rambut mahogannya masih pendek saat foto ini dibuat, sehinga leher jenjangnya semakin terlihat.
Kevin tampak gelisah dia memegang kertas itu dengan erat sampai nyaris sobek.
Leon memperhatikan itu diam-diam tak berani bersuara, dalam hatinya dia bertanya-tanya apa dampak ciuman itu merusak mentalnya?
Sepanjang Leon mengenal Kevin dia tidak pernah terganggu oleh hal apapun, Kevin tidak pernah menunjukkan emosi apapun pada orang lain.
Tetapi sejak insiden ciuman terjadi dia bersikap aneh seolah ada yang mengganggunya.
"Aku menyerahkan dia padamu." Kata Kevin datar lalu kembali berbaring dengan malas disofa menutup matanya.
"Eh..Maksudnya?" Leon balik bertanya.
"Lakukan apa yang kamu suka selama itu tidak mengganggu keluarga besar Lin, setidaknya jangan biarkan dia bersenang-senang dikampus ini !." Kata Kevin dingin.
"Aku biasanya tidak ragu-ragu, tetapi ini tuan muda keluarga Lin apa tuan Morgan Lin akan membiarkan putranya dibully." Tanya Leon ragu-ragu.
Kevin membuka matanya menatap Leon dengan dingin "kamu ingin menyingkirkan dia, atau aku akan menyingkirkanmu." kalimat itu tertulis diwajahnya.
"Baiklah...Baiklah kamu tuan besarnya, jadi aku akan menurutimu." Kata Leon pasrah.
Tidak lama kemudian ada pesan masuk di hpnya, dia melihat pesan tersebut dan membuka tautan yang dikirimkan oleh temannya.
Rupanya gadis-gadis kampus royal sedang membuat polling wajah tertampan dikampus.
"Apaaa?!"Teriaknya sambil berdiri dari kursinya. Kevin hanya melihatnya dengan alis terangkat.
"Bukankah ini terlalu tidak masuk akal, gadis-gadis ini pasti buta!" Kata Leon marah.
"Aku tentu saja lebih tampan dari tuan muda Lin duakali lipat, kenapa aku ada diurutan ketiga, polling ini aku tidak terima." Protes Leon.
"Kevin katakan bukankah aku lebih tampan darinya ?" Tanya Leon sambil berpose keren.
"Tidak...dia memang lebih tampan darimu." Jawab Kevin datar lalu kembali menutup mata.
Leon : ???
