Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 3 - Casino

Pelayan mulai mengocok rapi kartunya dengan berbagai macam model gaya kocokan sebagai pertunjukkan, lalu membaginya pada Riana dan juga Alex beserta kedua kawannya. Pavlo dan penjaganya berjalan melintas samping meja Riana, dan Pavlo sendiri tidak melihatnya, itu karena Pavlo hanya menatap lurus kedepan dengan tatapan bengisnya usai di tipu habis-habisan oleh pria tua yang belum ditemukan sampai sekarang. Dan Riana sendiri tidak menyadari ada Pavlo di tempat yang sama dengannya.

~~~

Pukul 1 malam Pavlo mengemudi mobilnya sendiri, melintasi ibu kota metropolitan begitu cepat tanpa satu penjaga yang mengikutinya. Saat berada di tempat sepi dan juga gelap ia meminggirkan mobilnya lalu membuka kaca pintu mobilnya, yang mana ia memutar musik didalam mobil begitu nyaring disana, ia lalu meletakkan bubuk putih di atas dasboard mobilnya lalu mengarahkan hidungnya di atas bubuk putih itu, lalu menghirupnya secara perlahan sampai mengeluarkan sensasi dingin dan mengenai otaknya hingga terasa melayang. Ia berfantasi akan nikmatnya heroin miliknya, yang ia rasakan saat ini seperti melayang terhempas angin udara.

Dua jam ia menghabiskan heroinnya, tiba-tiba ada wanita lain yang mengganggunya, entah siapa wanita itu yang masih berkeliaran di waktu hampir subuh, dan mengentuk kaca mobil Pavlo yang setengah tertutup.

"Hai... tuan tampan. Apa kau mau berhubungan sex denganku? Harganya sangat murah, didalam mobilmu juga tidak apa-apa," tawarnya memberi harapan, seperti wanita haus akan belaian pria.

Pavlo menurunkan kaca mobilnya sampai mentok, terbuka lebar perlihatkan wajah senyumnya yang mana gigi putihnya terekspose jelas. "Bagaimana jika kita bermain di apartemenku saja, disana aku bebas lakukan apa pun yang kau sukai," ajaknya tanpa mikir.

Wanita itu mau saja, ia memutari mobil Pavlo, lalu duduk di samping Pavlo, ia juga mencium rakus bibir Pavlo, dan Pavlo sendiri menikmati ciuman wanita tersebut.

Pavlo mengemudi mobilnya dan bertanya lagi, "Berapa umurmu?"

Wanita itu menyimpan ponselnya, dia merasa Pavlo baru saja melihat tugas mata pelajaran sekolahnya. Yang mana ia baru membayar kawannya untuk mengerjakan PR nya untuk di kumpulkan besok. "Umurku masih 17 tahun tuan."

Pavlo mengangguk paham. "Kau masih sangat muda. Kenapa kau mau saja diajak olehku."

Wanita itu mengerutkan alisnya dia tidak mengerti maksud Pavlo, bukankah dia sendiri yang mengajaknya tadi, lagian usai tidur dengannya dan mendapatkan uang yang di janjikan, dia akan di pulangkan lagi kerumahnya, dan paginya dia akan berangkat ke sekolah lagi. Yah dia sengaja menjual dirinya demi mendapatkan uang jajan, sebab Ayahnya tidak bekerja dan hanya mabuk-mabukkan setiap harinya. Ibunya sendiri, entahlah kemana ia berada? Ada yang berkata ibunya sudah menikah lagi, dan membiarkan ia terlantar sejak kecil.

Setibanya di apartemen wanita itu langsung membuka bajunya di hadapan Pavlo, ia bertelanjang bulat. Pavlo sendiri tersenyum nyinyir merantai kaki dan tangan wanita tersebut, dan wanita itu pasrah karna mungkin saja ini adalah fantasi liar Pavlo, tapi dia sangat kaget kenapa Pavlo mengasah belati kecil dan juga besar hadapannya, seakan-akan dia ingin menyembelih binatang di kamarnya.

Saat Pavlo memeriksa setiap inci ujung mata pisaunya, wanita itu kaget dan jantungnya bergetar seketika. Perasaannya naik turun dia begitu ketakutan dia merasa seperti akan di bunuh saat ini juga. Apa lagi, Pavlo terus tersenyum padanya, bukan senyum normal, namun senyum maksud tujuan lain padanya.

"A... apa yang ingin kau lakukan tuan?" tanyanya dengan tubuh bergetar.

Pavlo berdiri melangkah semakin dekat padanya, yang mana ia mengarahkan belatinya padanya. "Syut... diam baby, aku akan bertanggung jawab atas kematianmu, aku akan memberikan uang kompensasi pada Ayahmu yang baru saja menipuku. Dengan begini, seluruh kemarahanku akan padam usai membunuh anaknya. Bukankah begitu baby?"

"Tuan! Tolong jangan bunuh saya." Wanita itu berusaha menarik paksa kedua pergelangan tangannya yang terantai kuat.

"Tahan sebentar, sebentar lagi kau akan berada di surga," jelasnya tanpa perasaan, ia berdiri di belakang tubuh wanita itu, ia menjambak rambut wanita itu agar lehernya terangkat dan mempermudahkan belatinya mengiris menggorok leher wanita yang tidak berdosa sama sekali, yang mana hanya Ayahnya saja yang punya kesalahan padanya.

Wanita itu histeris menangis saat darah sudah merembes berjatuhan mengenai payudaranya dan juga lantai hanya ada rasa sakit, perih luar biasa yang dia rasakan saat nyawanya sudah berada di ujung tanduk. Napas wanita itu, tiba-tiba terhenti dengan perlahan saat pembuluh darahnya sudah terputus di lehernya, dan kepalanya juga lepas dari badannya, sampai bergelinding di lantai mengenai jemari kaki Pavlo.

Ruangan itu seketika di penuhi bau anyir darah dan amis luar biasa dari pada bau darah binatang, bagaimana tidak, Pavlo menguliti wanita itu bagaikan binatang yang jual di pasaran, dia benar-benar seorang psikopat berjiwa iblis, dia meminum darah wanita itu, seperti makanan hariannya. Dia mengambil kampak di dapur untuk memotong tulang kaki dan tulang tangan wanita itu, dia memotong beberapa bagian seperti daging kiloan.

Organ vital dalamnya ia simpan di dalam kulkas untuk di jual nantinya, seperti kasus penjualan organ tubuh manusia, dan semua daging, dan tulangnya ia akan membawanya kerumah sakit untuk dijadikan pengganti makanan pasiennya. Yang mana pasiennya butuh asupan bergizi untuk mendukung pemulihan kesehatannya, daging manusia gizinya sangat banyak ketimbang daging hewan. Jadi, tidak heran semua pasien yang dia rawat akan cepat pulih dalam seminggu dan di perbolehkan keluar dari rumah sakit.

Pavlo yang bertelanjang dada memiliki banyak percikan darah di sekujur tubuhnya, itu karna ia juga memakai gergaji mesin kayu untuk memotong beberapa bagian tulang kepala wanita tersebut yang sangatlah keras sehingga darah cipratan wanita itu mengenai wajahnya.

Pavlo begitu kotor dan sangat menjijikkan, dia yang mengeksekusi korbannya jauh berbeda dengan cara ia lakukan di rumah sakit saat menjalankan operasi pasiennya. Dia tidak butuh alat medis rumah sakit, dia hanya butuh perabotan rumah tangga untuk membunuh korbannya, dia pria berbahaya dan harus ditakuti, duja wajahnya mampu menipu semua orang di jagat raya, ia adalah iblis tak bersayap dan mampu memperolok dunia.

Dan satu kesalahan yang dilakukan manusia adalah percaya padanya, penipu internasional, incaran FBI sejak lama, ia tawanan yang kabur dari Los Angel. Ia merubah identitas aslinya menjadi warga bangsawan inggris sekaligus pemilik rumah sakit Kerajaan, dia sudah membunuh banyak pangeran Britania demi menjadi penguasa satu-satunya di jagat raya, mengumpulkan semua uang haram dari para pasukan anak buahnya, membentuk tim teroris dan sekte-sekte untuk menyembah dirinya.

*

*

*

Kamar Hotel empire

Alex dan Riana bersulang sampai gelas mereka terbentur nyaring, yang mana kedua dari mereka memakai handuk kimono berwarna putih.

"Jadi, apa makna simbol tengkorak itu?" tanya Riana menyelidik.

"Mereka si pemberontakan di negara ini, aku perna dengar salah satu pemain di Casino, bahwa orang-orang ini sengaja membentuk tindakan Criminal yang meraja lela demi uang dan tahta, untuk menandingi mata uang dollar, mereka membuat pasukan tim teroris untuk melawan negara Amerika Serikat."

Riana mengerutkan alisnya. "Siapa dia?"

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel