Pustaka
Bahasa Indonesia

Transmigration Agent's Daughter

538.0K · Ongoing
CATHERINE CUNG
570
Bab
16.0K
View
9.0
Rating

Ringkasan

Agen FBI yang sangat cerdas, cantik dan juga dingin di tugaskan bekerja di London untuk meneliti dan menangkap burunan kelas atas yang kabur saat menjelang eksekusi mati. Saat ia bertarung dengan penghianat, dia justru di tembak oleh seorang Jenderal intelijen pangkat 4 Britania Raya. Saat tubuhnya terjatuh dari balkon apartemen, ia tidak menyangka jiwanya malah berpindah ke jaman kuno, menempati tubuh gadis malang yang amat menyedihkan yang belum pernah ia bayangkan selama ini. Dia Putri Vanya Martinez anak dari seorang Jenderal Panglima Perang, yang di buang dan tidak perna di anggap ada oleh keluarganya. Tiba-tiba Vanya menjadi kuat dan tangguh menghadapi semua orang yang ingin membunuhnya. Dia dijadikan santapan harimau oleh keluarga tiri Ayahnya, saat para Pangeran jahat mengadakan pertunjukan tidak berkemanusiaan. "Vanya, berikan hormat pada Pangeran," kata Yuta. "Vanya ... ayo!" Harap Sasa. Vanya mematung, tidak mau berikan hormat pada mereka. "Kenapa aku harus lakukan, itu,'' jawabnya dingin memicinkan mata melihat kumpulan Pangeran di hadapannya. "Kurang ajar!" Pangeran Pavlo marah, sampai wajahnya menghitam.

RomansaFantasiPengembara WaktuRevengeSuspenseWanita CantikZaman Kunopembunuhanmiliterpetarung

Bab 1 - Prolog

Tit...tik...tik...tik....

Suara mesin monitor berbunyi nyaring di dalam ruang operasi.

"Dok, dia sudah meninggal," ucap suster lain yang membantu melakukan tindakan operasi bersama beberapa rekan dokter lainnya.

"Dok, empedunya pecah!" panik dokter lain sebagai asisten.

Pavlo membuka kaca mata operasinya dan membuka kasar sarung tangannya yang di lumuri darah segar. Ia menghela napas sejenak dan berkata begitu santainya, "Beritahu keluarganya, kami sudah berusaha semaksimal mungkin, namun takdirnya berkata lain. Kalian boleh pergi urus pasien lainnya, aku akan urus ini, sendiri."

Suster lain masuk dengan napas naik turun usai berlari. "Dok, gawat, ada pasien yang baru saja kecelakaan."

Semua perawat dan dokter lainnya berlari keluar meninggalkan Pavlo sendiri disana. Pavlo berjalan ke arah wastafel membuka maskernya ia berkaca memperhatikan wajahnya yang tampan. Tak lama kemudian datanglah sosok pria lain dari pintu lain membawakan box berisikan es batu.

"Dokter!" Namanya Brian ia berjalan mendekati mayat itu.

Pavlo berbalik memakai maskernya kembali, dan memakai sarung tangannya yang baru, ia mendekati mayat yang baru saja meninggal untuk menjalankan rencananya.

Brian membantunya memberikan ia pisau bedah untuk memotong dan mengambil organ yang masih hangat itu untuk disimpan didalam box berupa jantung, hati, ginjal beserta ususnya. Setelah selesai mengambil organnya ia memasukkan banyak dacron kedalam tubuh mayat itu layaknya boneka sebagai pengganti organ agar perutnya tidak terlihat kempes saat di jahit dan tidak ada yang curiga kalau mayat itu tidak memiliki organ vitalnya.

Brian tersenyum usai mendapatkan apa yang ia inginkan, "Kasian sekali Pangeran ini, harusnya dia sehat dan memimpin Negara ini, ia justru mati di tanganmu. Kira-kira apakah Ratu akan marah padamu?"

Pavlo serius menjahit perut korbannya. "Dia marah kenapa, kalau ini sudah takdir, mau bagaimana lagi." Pavlo bicara sambil tersenyum dibalik maskernya.

"Ingat nanti malam, tuan."

Pavlo mengangguk paham. Brian sendiri bergegas pergi dari sana.

*

*

*

Flashback

Departemen Ferderal Bureau Invetigation (FBI) Amerika.

"Ada apa memanggilku?" tanya Riana pada Ayahnya.

Simsom melempar dokumen di atas meja kerjanya. "Bisakah, kau merubah sifat dinginmu itu, kau selalu ketus tidak bersahabat dalam bicara pada semua rekan kerjamu."

Riana menarik kursi dihadapan ayahnya dan membaca selembar demi selembar dokumen itu.

"Aku punya tugas untukmu," kata Simsom.

Riana mengangkat matanya meskipun menunduk.

Simsom menjelaskan dari hasil penyelidikan kakak Riana yang telah lama putus kontak satu tahun lalu, yang mana ditugaskan bekerja di Ibu Kota London, namun tiba-tiba saja menghilang entah kemana? Dan anak buahnya yang lain juga ditemukan tewas di apartemen saat mereka menjalankan tugas, untuk mencari tahu keberadaan kakak Riana yang hampir sedikit lagi menggali semua informasi penyelidikan penjahat kelas atas yang kabur dari penjara saat menjelang eksekusi mati.

Riana memfoto isi dokumen itu untuk dipelajari lebih lanjut, baginya itu sangat menarik memecahkan sebuah kasus yang sudah lama belum terungkap sejak lama.

Terlebih lagi Kakaknya yang menghilang entah kemana. Katakan saja dia sangat merindukan Danya, dia dan Danya sudah terpisah sejak 6 tahun yang lalu, dan keluarganya selalu berkata bahwa Danya sedang bekerja tapi apa kenyataannya, Ayahnya menyembunyikan kabar sebenarnya. Ia hanya takut kakaknya benar-benar sudah mati saat menjalankan misinya, dia sakit hati jika dia mengatahui fakta itu.

"Kau sangat cerdas. Aku hanya bisa mengandalkan kau satu-satunya. Ini nama baik Negara dan juga demi kakakmu. Setelah kau mengungkap seluruh kasus Misterius ini, dan menemukan kakakmu kau akan naik jabatan sepertiku, dan aku bisa pensiun, hidup tenang bersama kalian. Apa kau paham?!" Simsom menawarkan satu harapan.

Riana memutar matanya malas, dan pergi dari ruang kerja Ayahnya, tanpa sekata apapun itu, dan tidak hormat pada Simsom. Simsom sendiri tidak pedulikan hal itu, baginya Riana adalah sosok yang harus di segani dan terpandang akan kehebatannya sebagai anggota FBI, tidak ada yang bisa menandinginya, sehingga rekan kerjanya yang lain tidak pedulikan sifat kurang ajarnya itu.