Bab 12 Tukar Cincin
“Audi... Kau lihat wajah mereka. Seperti di lempari kotoran, sangat malu,” kata Ibu Cha saat di dalam mobil.
“Aku tidak suka saja pada mereka, aku tidak tahu jika apa yang aku katakan terjadi benar,” kata Audi.
“Audi... Kau lihat wajah mereka. Seperti di lempari kotoran, sangat malu,” kata Ibu Cha saat di dalam mobil.
“Aku tidak suka saja pada mereka, aku tidak tahu jika apa yang aku katakan terjadi benar,” kata Audi.
“Akhirnya aku bisa mengalahkan mereka,” kata Ibu Cha bangga sambil tertawa.
Sepanjang perjalanan, serta saat sampai di rumah Ibu Cha masih tetap membicarakan kejadian tadi.
“Apa akhirnya kau bisa menyombongkan diri membawa menantu pada mereka?” tanya Kakek Kim.
“Iya dong. Setiap saat mereka selalu menyombongkan anak dan menantu mereka. Aku juga ingin,” kata Ibu Cha.
Audi hanya duduk diam, sesekali dia ikut dalam pembicaraan.
“Sebaiknya kau siap-siap. Buat dirimu secantik mungkin. Aku juga, ingin menyombongkan dirimu pada teman-temanku,” kata Kakek Kim sambil tertawa.
Rumah itu, tampak tengah ramai. Beberapa asisten rumah tangga sibuk mendekor, ruangan itu. Ada yang tengah menyiapkan makanan, Audi sesekali membantu mereka tanpa merasa terbebani ataupun bangga jika dia akan bertunangan dengan Kim Dan.
Terdengar tawa Audi dengan para Asisten-Asisten itu. Ibu Cha yang sejak tadi mengintip aktifitas Audi membantu membuatnya menetapkan hati, agar gadis itu menjadi menantunya.
Waktu sisa 3jam lagi untuk Audi bersiap-siap. Beberapa Asisten membantunya.
“Tidak perlu terlalu membantuku,” kata Audi. “Aku tidak biasa di perlakukan seperti ini,” kata Audi lagi.
“Kami hanya menjalankan perintah,” kata orang-orang itu.
Air hangat bercampur susu, serta kelopak bunga mawar kini terlihat di bathtub yang para asisten itu siapkan untuknya, lilin aroma terapi pun mengelilingi.
Audi di bantu oleh asisten-asisten itu. Dari kuku-kukunya di bersihkan dan cat, memakai baju di bantu, bahkan rambutpun di atur oleh orang profesional.
Di lain tempat, di waktu yang sama. Orang-orang pada berdatangan satu per satu. Hyun Joo pun ikut dalam acara itu sendiri. Kim Dan belum terlihat, Ibu Cha, Presdir Kim, serta ketua—Kakek Kim sudah sejak tadi menyambut tamu yang datang.
Dalam undangan, memang tidak tertulis, jika akan di adakannya pertunanganan malam ini, melainkan di tulis dalam undangan itu hari ulang tahun perusahaan.
Semua klien, serta para pemegang saham terlihat di sana, termasuk dengan Presdir Kang.
Suasana begitu tampak sangat ramai, pakaian yang mereka gunakan tampak begitu glamour dan berharga sangat mahal. Tidak menutup kemungkinan jika acara itu di jadikan ajang pamer oleh segelintir orang, bahkan ada yang saling membicarakan bisnis.
Audi begitu gugup untuk tampil di depan banyak orang, apalagi akan bertukar cincin di depan begitu banyak orang.
Beberapa kali dia menghela nafasnya dengan kasar, seakan ingin mengeluarkan beban yang di rasanya.
“Santai saja nona, semua pasti berjalan dengan lancar kok,” kata penata riasnya.
“Wajahmu, ingin membuatku menjadikan dirimu sebagai modelku. Tidak perlu banyak make up yang di pakai, karena dari awal wajahmu sangat cocok di make up dengan model apapun,” kata orang itu sambil memakaikan make up berwarna agak cerah namun tipis.
Kriet!
“Apa segitu lamanya kau berdandan?” tanya Kim Dan, sambil membuka pintu. “Hm. Aku akan menunggumu di bawa,” kata Kim Dan sambil kembali menutup pintu dan pergi meninggalkan Audi.
Dengan perasaan yang gugup, dia melangkahkan kakinya.
“Mohon perhatian semuanya, dalam rangka hari ulang tahun perusahaan, kami ucapkan banyak terima kasih kepada kalian semua kerena telah datang di acara kami. Namun, ada satu hal yang tidak kami tuliskan di dalam undangan, dan menjadi moment kejutan dalam acara ini. Yaitu, akan di adakannya Pertunanganan Direktur Kim Dan, dan gadis yang di cintainya,” kata Robin yang menjadi pembawa acara.
Hyun joo yang mendengar kata-kata terakhir dari Robin membuatnya tersedak dengan makanan yang tengah di makannya itu.
“Untuk itu, mari kita panggilkan pasangan Direktur Kim Dan. Nona cantik, silahkan turun,” kata Robin membuat Audi sedikit malu dan kesal di saat yang bersamaan.
Audi yang berada di lantai dua rumah itu, melangkah menuruni tangga, semua mata tengah melihat kearahnya.
Bok Jon, dan Aulia yang harus tidak bisa melepas pandangannya dari gadis itu. Begitu cantik, itu yang mereka pikirkan termasuk Hyun Joo dan Presdir Kang.
Saat mengetahui hal itu, Presdir Kang sangat marah, namun dia berusaha untuk menahan emosinya. Apalagi, ketika dia melihat Audi begitu cantik dengan balutan dress, dia seakan ingin memiliki gadis itu.
“Dia kah yang jadi tunangannya?”
“Cantiknya,”
“Aku tidak tahu, jika direktur Kim, memiliki gadis secantik itu,”
“Mungkin dia anak orang kaya?”
“Dia seperti putri,”
Bisik-bisik terdengar ketika melihat Audi yang turun dari tangga.
Kim Dan, menjemput Audi ketika sisa tujuh anak tangga yang akan di turuni.
Audi menatap pria itu sejenak. Rambut perak, bola mata merah, bulu mata yang begitu lentik untuk seorang pria, tiba-tiba membuat hati Audi berdegup bagaimana tidak, pria itu sangat tampan memakai tuxedo hitam, dengan dasi panjang berwarna abu-abu.
“Apa kau jatuh cinta padaku, melihatku seperti itu?”
Blush!
“Aku hanya baru sadar saja. Ternyata kau, lumayan,” kata Audi dengan pipinya yang merah merona karena di ejek oleh Kim Dan.
“Lu... Lumayan katamu?” tanya Kim Dan.
“Iya,” Audi menjawab dengan sangat singkat dan jelas, seakan ingin mengatakan jika penilaiannya terhadap pria yang ada di depannya itu sangat benar. “Aku berharap jika yang ada di depanku itu bukan kau, tapi Eldean,” kata Audi seketika membuat Kim Dan merasa kesal karena di banding-bandingkan dengan Eldean.
“Kau...”
“Mari kita saksikan, bertukar cincin,” perkataan Kim Dan terpotong karena Robin memandu agar di lakukan pertukaran cincin.
Desain cincin yang indah, kini di bawakan oleh seorang Asisten. Entah berapa harganya, mungkin bernilai ratusan juta harganya, bagian dalam cincin itu terukir nama. Untuk cincin Audi terukir nama Kim Dan, sedangkan untuk cincin Kim dan terukir nama Audi. Cincin Audi begitu istimewa, karena terdapat berlian kecil di bagian tengah menambah kesan jika cincin itu, di desain khusus untuk gadis itu.
Audi mengambil salah satu cincin, dan memakaikan di jari manis Kim Dan, dan Kim Dan pun melakukan hal yang sama. Saat pertukaran cincin, suara tepuk tangan dan ucapan selamat terdengar memenuhi rumah itu.
“Selamat...”
“Selamat...”
“Semoga secepatnya melangsungkan pernikahan...”
Orang-orang yang berada di sana, memberikan ucapan selamat.
Audi pun kini berbaur dengan para tamu undangan.
“Ehem...” Suara yang di kenalnya tengah berbisik di telinganya.
“Oenni...” pekik Audi melihat siapa yang datang.
“Selamat ya...”
“Apa aku harus memanggilmu kakak ipar saat ini?” tanya Hyun Joo mengejek Audi.
“Jangan pernah,” kata Audi melarang Hyun Joo untuk memanggilnya seperti itu.
“Ibu memanggilmu, sepertinya kau sibuk,” kata Hyun Joo.
“Maaf... Aku akan mentraktir kalian makan nanti,” kata Audi sambil meninggalkan teman-temannya itu.
Ibu Cha lagi-lagi mengenali Audi dengan teman-temannya, termasuk dengan Presdir Kim dan juga Kakek Kim. Audi sampai pegal berdiri, apalagi dengan sepatu yang di pakainya itu.
Suara alunan musik terdengar. Beberapa orang tengah terlihat bersama dengan pasangannya kini berada di tengah ruangan sambil berdansa.
“Dansa?” tanya Audi membatin.
Kim Dan dengan percaya diri mengajak Audi untuk berdansa bersama. Rasa kesal Audi bertambah, seakan pria itu tidak tahu jika dia tengah kesal dan lelah.
Dansa berlangsung cukup lama, dan selama itu pula Audi mengikuti alunan musim berdansa. Hingga saat musik berhenti, dan berdansa telah selesai, Audi jatuh ke pelukan Kim Dan, dan teridur.
“Dia tidur?” tanya Kim Dan membantin saat melihat gadis itu berada di pelukannya.
Semua orang melihat ke arah Audi, cemas? Pasti.
“Mohon maaf, tunangan saya kelelahan dan tertidur,” kata Kim Dan sambil mengendong Audi. “Aku akan mengantarkannya ke kamar,” kata Kim Dan dan meninggalkan tamu yang ada di sana.
.
.
———————— To Be Continued ————————
