
Ringkasan
Audi memilih untuk bunuh diri, namun ketika dia terbangun, Tuhan memberinya kemampuan melihat masa lalu atau rahasia orang lain, karena itu membuatnya misterius. Saat tengah bersembunyi dari sahabat yang mengkhianatinya, dia tidak akan menyangka akan menjalin Pernikahan Kontrak dengan Kim Dan—pria yang bersamanya dijebak dalam One-night Stand. Seorang Pewaris Perusahaan Venus Group's.
1. Prolog
Bab 0 Prolog
Kapal pesiar tengah berlayar di lautan lepas. Suara hiruk pikuk orang-orang terdengar, begitu banyak orang yang berada di dalam kapal tersebut.
Ada yang tengah menghabiskan waktu bersama orang-orang tersayang! Ada yang duduk sambil menikmati keindahan laut, ada yang tengah berenang, dan begitu banyak lagi aktivitas!
Seorang gadis menatap ke arah lautan lepas. Rambutnya melambai-lambai di terpa angin. Matanya menatap ke arah lautan, sepertinya sesuatu tengah melintas di pikirannya.
Sebuah rasa keputusasaan tengah mengelilingi gadis itu.
Tatapan mata kosong, ada sesuatu yang tidak bisa dikatakan terpancar jelas dari raut wajah dan bola matanya, dia tengah menikmati hamparan lautan di hadapannya. Saat itu dia berdiri di pagar pembatas kapal. Sesekali dia bergumam sendiri. Raut wajahnya begitu tampak keputusasaan, tidak terlihat ada kebahagiaan.
Saat itu, dia tengah memakai gaun berwarna pink muda, tidak terlalu mencolok, rambutnya di gerai hingga nampak jika rambutnya seukuran pinggangnya. Matanya terlihat sisa-sisa air mata yang, hidungnya sebab. Sepertinya dia tengah menangis.
Jangan ganggu anakku lagi. Kau tidak pantas menikah dengan dia, sebuah suara terngiang jelas di telinganya, dan tergambar jelas bagaimana perlakuan wanita paruh baya itu mempermalukannya di depan begitu banyak orang. Pastinya di depan para tamu undangan pernikahan.
Rasa sakit yang di terimanya, begitu amat terasa hingga di dasar hatinya. Air matanya tiada henti mengalir mengingat kejadian memalukan itu.
BYUR!
Gadis itu terjatuh ke dalam laut. Suara air terdengar.
Semua orang berteriak histeris melihat gadis itu terjatuh. Tidak, dia tidak terjatuh, lebih tepatnya menjatuhkan dirinya ke dalam laut.
Ketika memutuskan melakukan hal konyol itu berulang kali. Sebenarnya, dia pernah melakukan hal yang sama dengan menyayat lengannya beberapa kali agar dia segera mati, namun usahanya selalu gagal. Dia tidak juga mati. Hingga dia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan menenggelamkan diri ke laut. Dia berharap, cara seperti ini berhasil membuatnya mati. Tentunya dia tidak bisa berenang.
Gadis itu membuka matanya, rasa perih terasa di matanya, karena air yang masuk. Luka-luka sayatan di lengan tangannya dirasakan begitu perih. Dia melihat begitu banyak bayangan di atas air.
“Apa mereka melihatku? Apa mereka mencemaskanku?”tanyanya dalam hati.
“Aku tidak bisa bernafas,”katanya membatin.
Dia kehabisan Oksigen. Nafasnya tercekat, tertahan di tenggorokan, dia tidak bisa bernafas. Ketika dia bernafas, dia menelan air garam hingga membuatnya tambah susah. Di atas sana terlihat jelas kapal yang di tumpanginya.
Tangannya menengadah ke atas, seakan benar-benar berharap agar seseorang datang menolongnya. Itulah, sejenak yang di pikirkan oleh gadis itu.
Tolong... teriaknya di dalam hati. Seakan dia berharap jika ada yang mendengarkan isi hatinya itu.
Ketika benar-benar merasakan maut akan datang menjemput, keinginan untuk hidup lebih lama tiba-tiba datang dan bergejolak di dalam hati dan pikiran.
“Siapapun, ku mohon aku ingin hidup,”gumam gadis itu sambil berusaha naik ke permukaan air, namun gagal.
“Betapa bodohnya diri ini, melakukan hal memalukan. Akhirnya aku sadar, aku belum siap untuk mati, begitu bodoh lari dari masalah, begitu ke memilih lari daripada menerima kenyataan yang ada. Kini, aku menyadari jika aku ingin bahagia juga, dan ingin hidup lebih lama,”kata gadis itu membatin.
Setidaknya sebelum aku mati, aku bisa membalas dendam atas apa yang mereka lakukan, tapi aku berpikir sangat pendek,
Dia merasakan jika dia akan segera meninggal karena tengelam. Di saat-saat terakhirnya itu, kilas balik masa lalunya terulang kembali. Ada banyak rasa, ada begitu banyak duka. Ada pengkhianatan, dan ada semangat bertahan hidup!
Setelah menikah, kita datang bulan madu di sini, sebuah suara seorang laki-laki terngiang.
Mengapa pria itu yang aku pikirkan? Apakah aku akan mati seperti ini karena kebodohanku, tanpa membalas dendam? Tanyanya membatin.
Tubuhnya kian terus bergerak cepat ke ke bawah lautan, di sekelilingnya, terlihat ikan-ikan yang saling berkejar-kejaran satu sama lain. Atau tengah menyaksikan gadis itu untuk mengakhiri hidupnya.
Tak ada yang bisa menolongku, katanya membatin. Tak ada... gumamnya lagi sambil kembali membuka matanya.
Samar-samar terlihat seseorang menceburkan dirinya. Ke dalam laut Gadis itu bisa melihat seseorang tengah menuju ke arahnya. Seorang pria.
Apakah dia akan menolongku? Tanyanya pada dirinya sendiri.
Di saat-saat seperti ini, aku sungguh berharap jika aku bisa mengulang kembali dan memperbaiki semuanya! Setidaknya aku tidak bergantung pada orang itu, jika aku memiliki seseorang selain dirinya!
Andai saja.... Aku memiliki satu orang selain dia berada di sampingku, mungkin aku tak akan pernah mengambil keputusan untuk mengakhiri hidupku tanpa membalas rasa sakit hati ini, katanya sambil memejamkan mata, berusaha untuk ikhlas menerima keputusan bodoh yang di ambilnya.
Aku menyesali hal itu, tidak menjadi dewasa dan berusaha sendiri.
Untuk apa kau datang kemari? Kau bahkan tidak lebih baik dari Istriku. Aku sangat bersyukur, jika aku menikahinya, bukan dirimu,
Pergi...
Tubuhmu kotor,
Aku ingin memperbaikinya, kalaupun aku tidak bisa. Biarkan aku hidup, dan mencari kehidupan yang lebih baik.
Saat itu, dia hanya berharap jika Tuhan menolongnya, di saat keadaannya yang mustahil untuk di tolong, dengan mengharapkan sebuah kesempatan di berikan padanya, dia terus berdoa jika Tuhan maha Adil dan Maha Bijaksana, tak ingin hamba-Nya, sia-sia tanpa melakukan balas dendam.
Seseorang tengah membantu gadis itu untuk bernafas, sesekali pria yang menolongnya memberikan nafas buatan agar gadis yang di tolongnya itu segera bernafas. Jika tidak, sia-sia dia menceburkan dirinya ke laut menolong orang tapi, akhirnya mati. Apa bedanya dengan membiarkannya mati di dalam laut saja. Karena itu, dia sangat berusaha untuk menyelamatkan gadis itu.
Pria itu memompa bagian tengah dada gadis itu, sesekali memberikan nafas buatan.
Kau harus hidup. Jika kau tidak hidup sia-sia diriku menolongmu. Jadi kumohon, benafaslah, kata Pria itu sambil terus berusaha membuat gadis itu benafas.
Samar-samar terdengar di telinga gadis itu, beberapa orang tengah berbicara. Tapi dia tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang di katakan oleh orang-orang yang tengah melihatnya itu.
Dia melompat sendiri?
Coba lihat, luka-luka di tangannya itu,
Dia pasti ingin bunuh diri,
Uhuk... Uhuk... Uhuk...
Air di dalam tenggorokannya pun keluar. Kemudian dia kembali tak sadarkan diri lagi.
———————— To be continued ————————
