Bab 11 Perjanjian
Setelah beberapa hari di rumah sakit, jarum infus melekat di tangan Audi, serta minum obat rutin dan obat-obatan yang mereka suntikan ke dalam tubuh mungil Audi. Akhirnya dia terbebas juga. Hari ini dia di izinkan untuk pulang.
Hyun Joo telah menunggunya, dan membantu membawakan beberapa barang-barang Audi.
“Aku ingin ke kampus. Sebentar lagi ujian, jadi aku harus ke kampus,” kata Audi memohon agar dia di antar ke kampus.
“Kau baru saja sembuh,”
“Tidak apa-apa, aku sudah sembuh kok,” kata Audi
Karena tidak bisa menolak permintaan Audi, Hyun Joo memilih untuk mengantarkan gadis itu ke kampus.
Beberapa hari dia tidak masuk, rasanya tidak ada yang berubah. Dia masih saja sama tetap dingin, dan tidak menyapa kembali orang yang menyapanya.
Ruangan kampus tampak begitu berisik, ada yang bergosip dan ada juga yang duduk sambil membaca buku. Audi memilih untuk mendengarkan lagu, dan membaca buku materi miliknya. Karena hari ini adalah Ujian.
Terdengar orang yang tengah berbisik-bisik.
“Aku yakin, kali ini kau akan mendapatkan nilai tinggi,” kata salah seseorang pada seorang gadis dengan rambut bercat ungu muda itu.
“Hm. Kau harus bisa mengalahkannya, dia terlalu sombong dan pamer. Mentang-mentang dia begitu populer, sampai dia begitu pamer,”
“Mungkin dia menjadi asisten dosen karena menjual tubuhnya...”
Brak!
Suara meja di pukul terdengar sangat keras, hingga menggema di ruangan itu membuat orang yang tadinya sibuk dengan kegiatan masing-masing melihat ke arah asal suara itu.
Audi begitu geram ketika mendengar apa yang di katakan oleh mereka. Bukan tentang dia pamer, tapi karena dia tidak suka mereka menuduhnya karena telah menjual tubuhnya.
“Jika kau tidak menjaga mulutmu, aku akan buat kau malu karena berbicara yang tidak benar,” kata Audi sambil memukul bibir gadis itu. “Ingat! Aku tidak pernah cari masalah denganmu, jika kau tidak suka denganku katakan, jangan bergosip,” kata Audi sambil menghempaskan dagu gadis itu dengan kasar.
Seorang dosen masuk ke dalam ruang mereka.
“Silahkan ambil soal ujian masing-masing,” kata dosen itu.
Audi masih seperti biasanya, di telinganya terpasang Earphone, walau sebenarnya dia tidak mendengarkan musik.
Beberapa puluh soal ujian, di kerjakan olehnya, dan dia adalah orang yang pertama mengantarkan lembar jawabannya. Walaupun dia dengan cepat mengantarkan jawabannya, namun dia selalu mendapatkan nilai yang tinggi setiap ujian.
Sebuah soal kasus yang membuatnya agak lama, karena harus membuat reka adegan dalam hal itu.
Ketika selesai ujian, dia memilih untuk duduk di bawa pohon menikmati kesejukan itu. Menikmati hari akhir ujian.
Tiba-tiba seorang pria datang dan menawarkannya sebuah minuman, dan duduk bercerita, sesekali pria itu mengoda Audi.
Plup!
Audi tiba-tiba tertidur, ternyata minuman yang di berikan padanya memiliki obat tidur. Pria itu membawa Audi ke sebuah hotel di dekat kampus itu.
“Gadis dingin, hari ini kau akan menjadi milikku,” kata pria itu sambil menggendong Audi memasuki sebuah kamar.
Audi di baringkannya di atas ranjang. Kemudian di foto olehnya, dan di kirimkan kepada seseorang. Di lepaskannya kancing baju Audi bagian atas.
Brak!
Suara dobrakan pintu terdengar, langsung saja pintu itu terbuka dengan paksa, dan rusak.
Terlihat Kim Dan menatap pria itu dengan tatapan mata yang sangat tajam. Hyun joo langsung berlari untuk menangkap pria itu, sedangkan Asisten Kim Dan, tengah merekam apa yang terjadi sebagai bukti.
Beberapa saat yang lalu...
Audi tiba-tiba tertidur karena minuman yang di berikan padanya, pria itu membawa Audi masuk ke dalam Mobil. Untung saja, Hyun Joo melihatnya dan mengikuti mobil pria itu.
Saat di lobi hotel, Kim Dan melihat Audi yang tidak sadarkan diri tengah digendong oleh seseorang, dan diapun mengikutinya, karena merasa ada yang tidak beres. Saat akan menaiki lift, Kim Dan Hyun Joo bertemu, yang pasti yang tengah berdiri di pintu dan mengendong Audi yang masih dalam pengaruh obat tidur bukanlah Kim Dan, melainkan Eldean.
“Apa yang terjadi? Apa pria itu menyentuhnya?” tanya Kim Dan, tiba-tiba sadar saat di dalam mobil.
“Tidak,”
Hyun Joo membawa pria itu ke kantor polisi sedangkan Audi di bawah Kim Dan ke kantornya.
Semua orang melihat ke arah Kim Dan yang tengah mengendong Audi, pastinya wajah Audi di tutupinya agar tidak terlihat dengan Jas yang di pakainya.
“Kim Dan...” panggil seorang wanita yang tengah memakai sebuah dress berwarna hijau.
Wanita itu tampak kesal saat melihat Kim Dan mengendong seorang gadis.
“Jangan izinkan dia masuk,” perintah Kim Dan.
“Kim Dan, kenapa kau begitu jahat padaku. Aku ini tunanganmu,” teriak wanita itu.
Audi masih belum juga sadar, mungkin obat tidur yang di berikan padanya berdosis tinggi.
Sedangkan di kampus tengah heboh dengan sebuah foto, pastinya itu adalah foto Audi. Di saat yang bersamaan pengumuman hasil ujianpun keluar, dan hasilnya Audi berada di peringkat kedua setelah Maona.
Maona, adalah orang yang selalu bersaing dengan Audi, berasal dari negara yang sama. Namun, selalu menceritakan hal-hal buruk tentang Audi yang tidak benar.
Dengan mendapatkan nilai di urutan pertama, berarti mendapatkan tambahan uang saku kuliah serta beberapa fasilitas lainnya. Pastinya, ada syarat dalam hal itu, nilai tidak boleh turun.
Pelan-pelan mata Audi mulai terbuka, masih samar-samar penglihatannya.
Ukh...” tiba-tiba dia merasa pusing dan memegang kepalanya yang sakit.
“Huh! Aku kira, kau sudah mati,” kata Kim Dan dengan sangat kejam.
“Kau... Kenapa aku di sini?”
“Kau tidak ingat apa-apa?”
Audi mengeleng kepalanya pertanda dia tidak mengetahuinya.
“Aku, kamu, obat tidur, hotel, berhubungan,” kata Kim Dan.
“Kau... Berani...” teriak Audi sambil melemparkan sepatunya kepada pria itu.
“Sabar nona, anda salah paham,” kata asisten Kim Dan mencoba untuk menenangkan Audi yang tengah marah itu.
“Salah paham? Huh! Kau pasti di bayar mahal oleh pria berdarah dingin ini untuk berbohong padaku, dengan mengatakan itu salah paham,” Audi melemparkan apa yang dia raih dan di lemparkan kepada kedua orang itu.
Audi begitu geram.
Kriet!
Suara pintu terbuka.
“Apa kau juga berse...”
Audi terdiam, ketika melihat siapa yang datang.
“Hyun Joo... Mereka...” Audi mencoba mengeluh pada Hyun Joo.
“Ah, mereka! Mereka telah menolongmu, jika bukan karena mereka, kau di perkosa sama pria itu,”
“J. Jadi...”
“Aku mengantar pria itu, dan kembali menjemputmu kemari,” kata Hyun Joo.
“Maaf...”
“Hanya maaf?”
“Aku akan mengganti barangnya...”
Raut wajah Audi terlihat begitu murung, apalagi begitu banyak barang yang dia pecahin. Kim Dan hanya mengukir senyum sinis, seakan merasa tengah memojokkan gadis itu.
Audi duduk di sofa, sedangkan Hyun Joo menjelaskan kepada Audi siapa dan alasan pria itu memberinya obat tidur.
“Dia akan direktur kampus,”
“Apa kau punya musuh?”
“Musuh? Aku tidak tahu, selama ini di kampus aku hanya duduk sendiri tidak mengobrol dengan banyak orang,”
“Kau mau ku banu?” tanya Kim Dan.
“Tidak perlu, urusi saja kerjaanmu. Aku akan bertanya langsung padanya,” kata Audi.
“Aku akan mengantarkannya pulang, kau kembali saja ke kantormu,” kata Kim Dan menyuruh Hyun Joo kembali.
“Aku akan kembali dengan Hyun Joo,” kata Audi.
“Ehem. Kita berdua masih punya urusan yang belum selesai loh. Barang-barang ini, bagaimana kau ingin mengatakannya? Bukankah kau akan bertanggungjawab?”
“Hyun Joo... Jangan tinggalin aku sendiri di sini dong,” pinta Audi.
Hyun Joo hanya menggelengkan kepalanya, pertanda tidak bisa membantu. Sedangkan Kim Dan, tengah bersorak di dalam hati karena bisa menaklukkan gadis yang selalu berselisih paham dengannya.
Kim Dan melangkah perlahan ke arah Audi yang tengah duduk di sofa. Senyuman yang terukir di wajah Kim Dan tampak begitu nakal, hingga membuat Audi terpojok di pinggiran sofa.
“Apa yang ingin kau lakukan? Jangan macam-macam denganku,” kata Audi.
“Tidak kok, kita hanya akan membahas pekerjaan,” kata Kim Dan berbisik pada Audi.
“Robin, berikan kontraknya,” kata Kim Dan.
“Aku berharap Eldean yang berada di sini,” kata Audi membatin.
“Silahkan baca,” kata Kim Dan menyerahkan beberapa lembar kontrak pada Audi.
“Penjanjian Point Pertama : Berpura-pura menjadi sepasang tunangan sampai aku sembuh,” kata Kim Dan membaca point-point yang terdapat dalam kontrak.
“Aku bahkan tidak tahu, apa bisa menyembuhkanmu atau tidak,” kata Audi.
“Ya, aku tidak tahu itu. Kau harus berusaha menyembuhkanku,”
“Dasar pria brengsek,” kata Audi sambil mengerucutkan bibirnya seperti ikan.
“Kedua : Kau harus berada di sisiku setiap saat,”
“Kau pikir aku istri atau pembantumu. Aku tidak mau,” kata Audi tidak menerima syarat kontrak.
“Ya sudah jika kau tidak setuju. Aku ingin ganti rugi semua barang yang kau rusak, sekarang juga,” kata Kim mengancam gadis itu.
“Vas bunga seharga 2M, karena kau memecahkannya sebanyak 5, jadi 5 x 2M = 10M, guci seharga 42M, dan juga harus membayar biaya perawatan wajahku,”
Audi hanya bisa terdiam, mendengar nominal itu. Walaupun sebenarnya dia bisa membayarnya, tapi dia tidak akan memiliki simpanan uang lagi. Bahkan dia hanya bisa membayar setengah dari nominal itu sendiri.
“Baik, aku akan tanda tangan,” kata Audi. “Tapi, aku ingin memberikan beberapa syarat,” kata Audi memohon.
“Hm. Baiklah. Apa syarat yang ingin kau ajukan?”
“Biarkan Eldean memakai tubuhmu untuk impiannya,” kata Audi.
“Oke. Deal,” kata Kim Dan.
“Aku harus mengantarkanmu untuk membeli pakaian. Kau harus terlihat cantik malam ini,” kata Kim Dan dengan senyum menggoda.
“Dasar pria ini. Sabar Audi, demi melunasi barang yang harganya Milyar. Ah, menyebalkan kenapa aku harus merusak barangnya sih,” Audi mengerutu dan mengumpat pria itu di dalam hati.
Audi pun langsung menandatangani kontrak tersebut. Senyum kemenangan terukir jelas di wajah pria itu.
———————— To Be Continued ————————
