Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 10 I'am Eldean

Pria berambut perak itu, duduk menemani Audi yang tengah terbaring sambil memakai alat bantu pernapasan. Dia duduk sambil mengamati gadis itu, dia ingat jika gadis itu adalah gadis yang dia tolong dan membawanya ke rumah sakit beberapa hari yang lalu.

Dan dia kaget, saat dia mengambil alih tubuh Kim Dan, dia mendengar jika gadis itu adalah tunangan Kim Dan. Dia tengah berpikir, apa yang harus dia lakukan, jika gadis itu mencari Kim Dan, pastilah Audi tahu jika Kim Dan tidak memiliki saudara kembar.

Pikirannya bercampur aduk, hingga dia tidak menyadari jika sedari tadi dia di amati oleh Audi.

“Eldean...” panggil Audi membuyarkan lamunannya.

“Ka... ka... kau sudah bangun?” tanya Eldean tergagap. “Kau pasti mencari Kim Dan...”

“Tidak kok,” Audi memotong perkataan pria itu.

“Berapa lama aku pingsan?”

“Sekitar tiga jam,” jawab Eldean.

“Namaku Auditya Crala Xiaoli,” kata Audi memperkenalkan namanya. “Kau bisa membantuku bangun?”

Pria itu dengan sigap membantu Audi bangun.

Brak!

Suara pintu tiba-tiba terdengar.

“Audi...”

Sebuah suara memanggil Audi.

“Kau tidak apa-apa? Berapa parah alergimu?”

“Aku sudah baik-baik saja,” kata Audi.

Mata Bok Jon melihat sinis ke arah Eldean, seakan dia tahu jika pria itu yang menyebabkan Audi masuk rumah sakit.

“Bukan dia Oenni...” teriak Audi mencegah Bok Jon mengomeli pria itu.

Suara tangisan terdengar dari luar, kemudian masuk ke dalam kamar rumah sakit milik Audi. Suara itu milik Aulia.

“Senior... jangan mati...”

Doeng!

Rasanya Audi pengen nempok kepala gadis itu dengan benda, serasa dia lagi di sumpah-in agar mati.

“Dia itu masih hidup, kenapa ngomong kayak gitu,”

Tangisannya makin pecah.

“Sudah... Berhenti nangis, dia sudah nggak apa-apa kok,” kata Eldean menenangkan gadis itu.

Mata gadis itu tertuju pada Eldean. Seketika Aulia langsung terpikat oleh pesonan pria berambut perak itu.

“Perkenalkan namaku... Eldean,” kata Eldean memperkenalkan diri. “Aku teman Audi,” kata Eldean.

“Terus siapa yang membuat Audi masuk rumah sakit?”

“Eee... Itu dia tidak sengaja memakan masakan kakak saya, Kim Dan. Tunangannya,”

“Eeee... Tunangannya?” Bok Jon dan Aulia bersamaan mereka terkejut kemudian melihat ke arah Audi.

“Audi apa yang terjadi?” tanya Bok Jon.

“Aku akan jelaskan nanti jika aku sudah keluar dari rumah sakit ini,”

Sama halnya dengan Hyun Joo, seakan ingin mendapatkan jawaban yang sama.

Beberapa jam berlalu, Audi menjalani beberapa tes.

“Kim Dan sialan, dia malah bersembunyi lagi. Aku tidak bisa bertanya tentang dia, apalagi di depan mereka,” gerutu Audi di dalam hati. “Oenni... Apa restoran baik-baik saja?”

“Em, baik kok. Aku mematikan kompor, dan mengunci pintu restoran dan...”

“Dan apa?”

“Aku lupa...”

“Lupa apa?” tanya Audi ketika melihat raut wajah Bok Jon yang kaget.

“Pelanggan ada di dalam sana, dan aku mengunci mereka dari luar,”

Oh astaga, satu sifat pelupa yang over dosis mengunci restoran dan meninggalkannya sedangkan pelanggan masih di dalam sana.

Bok Jon pergi terburu-buru, di ikuti oleh Aulia dan Hyun Joo sedangkan Audi tertawa.

Ketika sisa Audi dan Eldean yang berada di ruangan itu, suasana tampak canggung.

“Tatapan mata ini, begitu indah dan teduh,” kata Audi membatin.

“Eemm... Soal... Aku dan Kim Dan...”

“Aku tahu kok,” Audi memotong perkataan Eldean.

“Aku ingin menghirup udara malam,” kata Audi.

Pria itu lagi-lagi membantu gadis itu, sambil mendorong kursi roda menaiki lift menuju lantai atas rumah sakit.

Tidak ada pembicaraan yang terjadi di antara mereka saat di dalam lift.

“Apakah aku terlihat aneh, sampai dia tidak berbicara padaku?” Eldean membatin.

“Tidak, kau tidak aneh,”

Perkataan Audi membuatnya terkejut. Bagaimana gadis yang tengah bersamanya itu bisa mengetahui apa yang dia katakan, padahal dia mengatakannya di dalam hati.

“Kapal pesiar tiga tahun lalu, apa kau ingat?” tanya Audi.

Eldean berpikir tentang pertanyaan yang di ajukan oleh Audi.

“Gadis yang tengelam,” kata Audi lagi.

“Ah, benar! Aku ingat, gadis itu,”

“Jadi kau yang menolongnya?” tanya Audi.

“Iya, karena kepribadianku sudah seperti itu,” kata Eldean lagi.

Eldean mendorong kursi roda yang tengah di pakai oleh Audi mendekat ke arah tembok agar terlihat pemadangan malam kota Seoul.

“Gadis itu... Aku ingin tahu bagaimana kabarnya. Apakah dia masih hidup, ataukah dia dia kembali melakukan hal yang sama,” kata Eldean.

“Eldean...” panggil Audi dengan nada pelan. “Aku... Aku sangat berterima kasih padamu,” kata Audi lagi.

“Heh?! Berterima kasih karena hal apa? Aku sudah seharusnya menolongmu, karena kau adalah tunangan Kim Dan,”

“Bukan itu... Jauh sebelum itu...” apa yang dikatakan oleh Audi membuat Eldean bingung.

“Maksudku, terima kasih telah menyelamatkanku saat aku menenggelamkan diri di laut,” kata Audi dengan nada pelan dan lembut.

Eldean melihat ke arah Audi.

“Jadi kau gadis itu?” tanya Eldean. “Hah! Tidak heran kau mengingatku tentang kejadian itu, ternyata kau gadis itu,”

“Aku sangat berterima kasih. Saat itu aku benar-benar memutuskan untuk bunuh diri, saat itu juga aku teringat hal yang membuatku ingin membalas dendam, dan keinginan untuk hidup lebih baik lagi,” kata Audi.

“Begitu banyak beban yang berada di dalam hatiku saat itu. Sampai aku tidak tahan, dan memilih untuk mengakhiri hidup. Lucunya, aku ingin hidup lebih lama saat aku benar-benar merasa tak bisa di selamatkan. Ingin hidup bahagia, dan melakukan banyak hal,” kata Audi. “Saat aku sadar, aku benar-benar berusaha untuk menjadi orang lebih baik dari sebelumnya,” kata Audi lagi.

Pria berambut perak itu, duduk berjongkok di depan Audi.

“Kepribadianku sudah seperti ini. Menolong orang lain, ketika melihat seseorang terluka, aku akan muncul tiba-tiba,” kata Eldean. “Sedangkan Kim Dan, membatasi dirinya dengan orang lain, karena itu dia selalu bersikap dingin dan acuh tak acuh pada orang lain. Dia membagi jiwanya karena dia sangat tertekan, antara menolong dan rasa benci. Karena itu aku hadir,” Eledean bercerita tentang bagaimana kepribadiannya terbentuk.

“Kau dengan dia berbeda,” kata Audi. “Dia pria yang sangat brengsek, dan menyebalkan,” kata Audi lagi sambil mengepalkan tangannya, menandakan dia sangat kesal dengan kepribadian lain pria di depannya itu.

“Pastilah! Coba ku lihat lenganmu, saat aku menolongmu aku melihat luka sayatan di lenganmu,” kata Eldean sambil meraih tangan Audi dan melihat luka yang dia maksud itu.

“Tidak ada, aku sudah merawatnya jadi tidak ada bekas luka,” kata Audi sambil memperlihatkan lengannya. “Sepertinya kau sangat di sayang oleh keluargamu,”

“Ah! Em. Begitulah, aku bersyukur mereka menerimaku, tanpa berpikir jika aku adalah monster yang mengerikan,” kata Eldean. “Bagi mereka di luar sana, memiliki kelainan seperti ini, suatu aib yang perlu di hilangkan. Karena itu, Kim Dan sangat menginginkanku hilang,” suara Eldean terkesan sedih.

Audi tidak bisa berkata apa-apa, apalagi soal Kim Dan memintanya untuk menjadi dokter pribadi.

“Sama seperti Kim Dan, aku juga memiliki mimpi, ingin hidup normal seperti mereka,” kata Eldean menceritakan apa yang sebenarnya dia rasakan.

Dia menghela nafasnya, seakan ingin mengeluarkan beban yang ada di dalam hatinya.

“Kami berada pada satu tubuh, tapi jiwa kami yang terbagi,” kata Eldean. ”Dan aku harus menyerah pada semua itu,” kata Eldean lagi.

“Mengapa harus menyerah, kau juga layak meraih mimpimu,” kata Audi sambil memukul pundak Eldean membuat pria itu merasa kesakitan.

Audi tidak tega, mendengarkan keluh kesah seorang Eldean yang ingin memiliki kehidupan normal layaknya orang-orang pada umumnya.

———————— To Be Continued ————————

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel