Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

9 Pendisiplinan

Hari ini aku semangat pergi kekerja biasa aku selalu bolos untuk mengikuti apel tapi hari ini sedikit berbeda aku kepala OPD pertama yang absen.

Sebenarnya aku tak perlu apel aku salah satu pejabat yang cukup di sayang oleh atasan ku meskipun kepala bagian kehumas dianggap banyak orang sebagai jabatan yang suram karena disini pagu anggarannya sangat kecil tidak seperti jabatan lainnya yang memiliki pagu anggaran sampai milyaran.

Bukan posisi yang ku cari dengan kekuatan uangku aku bisa saja jadi kepala di dinas pekerjaan umum, keuangan ataupun kesehatan yang memiliki dana luarbiasa beberapa kali pimpinan menyuruh untuk memilih jabatan yang aku mau tapi aku menolak nya dan tetap berada di bagian kehumasan.

Kerjaan disini santai dan satu lagi berada di sekretariat daerah membuat ku mudah mengetahui berbagai kebijakan eksekutif maupun legislatif aku bisa memberi pengaruh disana tentu untuk mendapatkan keuntungan positif untuk seluruh usaha ku.

Aku ingin menguasai seluruh aset pendapatan daerah Itulah tujuan ku saat aku memiliki nya aku akan mengontrol seluruh aktivitas dari daerah ini.

Aku seperti bom waktu yang tidak mereka sadari berada didekat mereka saat mereka semua sadar tak ada jalan keluar dari ledakan ku.

Pov Tia

Aku sedikit merinding dengan pria teman alex tadi mata penuh dengan kekejaman dan kebencian membuatku merinding saat bertatapan dengannya.

Aku sengaja mengkunci kamar alex agar pria itu tidak masuk ke dalam sini aku harus menghindarinya sampai alex kembali.

Aku memutuskan untuk mandi, untung saja ada kamar mandi di dalam kamar ini jadi aku tidak perlu keluar.

Selesai mandi aku mulai mencari pakaian alex yang bisa ku pakai sementara dia telah mengizinkannya.

Kupilih kaos putih dan celana olahraga berwarna biru meskipun itu kebesaran tapi lumayan lah.

Mencium aroma pakean alex membuatku mengingat bercumbuan kami tadi malam yang perkasa "Astaga kenapa jadi begini aku" Batin Tia.

Aku berdiri tepat di depan cermin besar.

"Kau cantik tia dan tubuh juga tidak kalah dengan model di tv" Gumamku memuji diriku sendiri.

"Aku pantas bersama alex" pikiran ku berlanjut sambil terus tersenyum sendiri.

Lamunanku buyar saat tiba-tiba

"Tok-tok Tia kau didalam kan" Teriak Hadi.

Tapi aku hanya terdiam aku tak berani membuka pintu membuka pintu. Aku takut dia melakukan hal-hal aneh. Tubuhku hanya miliki tuanku. Aku menyakinkan diri untuk tidak membalas ucapannya.

"Wanita kurang ajar... Cepat keluar.... Dooor...Door.... " Hadi mulai kesal memukul pintu kamar nya dengan keras.

Aku hanya terdiam. Berharap pria tua itu segera pergi.

"Kau akan dapat hukuman berat dari ku."

"Dorr..Doorr...Dorrrrr.... Cepat buka pintunyaa." teriak hadi yang mulai hilang ke sabar.

Aku tetap bertahan diam.

Beberapa detik kemudian suara hadi menghilang.

"Huft akhirnya dia menyerah." Gumamku.

"Kenapa tuan memperkerjaan pria menakutkan itu." Ucapku.

Ku tempelkan kupingku pada daun pintu... Seperti sudah benar-benar aman... Aku kembali ke kasur... Ku aktifkan tv.. Bersantai....

Beberapa jam kemudian suara perutku terus meraung-raung lapar.... Aku bingung ... Bagaimana jika aku keluar hadi akan memperkosaku...

Aku kuatkan hatiku... Aku tempelkan telinga ku kembali ke daun pintu... Tak ada suara apapun...

Kulihat dari jendela atas... Motor butut hadi pun tidak ada....

"Dia pasti keluar." Pikirku.

*Ctek... Ctek ... Pintu kamar ku buka...

Aku menengok situasi diluar. Sepertinya tidak ada kehidupan.

Ku beranikan diri melangkah keluar. Langkah mengendap-endap agar langkah kaki ku tak terdengar oleh hadi.

Aku menurun tangga berlahan sambil mataku terus mencari keberadaan hadi. Tapi aku tak menemukan nya.

Sampai di dapur belum ada tanda-tanda dari Hadi.

"Aman" Pikirku.

Aku mengambil beberapa buah. Dan beberapa lapis roti. Tak lupa mengambil beberapa makanan ringan. Kulkas ini cukup lengkap.

Aku menemukan beberapa mie gelas setelah itu aku segera kembali ke kamar.

Tapi aku di kejutkan oleh hadi yang duduk di tangga.

Matanya menunjukan kemurkaan. Tak ada jalan lain aku harus menerobosnya.

"Berani kau pelacur... Tidak menuruti perintah ku." Ucap Hadi.

"Aku bukan pelacurmu..." Teriakku.

"Lalu kau siapa...?" Balas Hadi.

"Aku...... Aku ..." Aku bingung apa yang harus ku katakan.

"Kau adalah budak ku" Jawab Hadi.

"Aku yang membawamu kemari... Dan kau tidak menuruti ku ?" Lanjutnya.

"Aku hanya melayani tuan ku." Jawab ku.

"Aku juga tuan mu ... Bodoh." jawabnya kesal... Dan bergerak mendekatiku.

"Orang yang dapat memerintah ku hanya tuan ku." Jawab sambil berancang-ancang lari.

Aku pun berlari dengan cepat menuju tangga...

Hadi mengejarku... Saat hampir ditangga teratas hadi menangkap rambutku dan menarikku hingga tubuhku terguling jatuh dari tangga.

Tiba-tiba aku tak sadarkan diri.

POV Hadi​

Aku berhasil menariknya jatuh dari tangga. Tangga ini cukup tinggi. Terdapat 21 anak tangga.

Kulihat tubuh tia tergeletak. Darah segar mengalir dari kepalanya. Ku periksa dia. Ternyata dia hanya pingsan.

Ku bawa dia ke kamarku atau kamar baru ku. Di lantai bawah. Berdepan dengan kolam ku telanjangi dia.

Ku letakan tia di kasur aku pergi ke gudang. Aku mencari paku dan palu. Aku juga menemukan rantai yang cukup panjang.

Bergerak ke motor ku. Kuambil tali karet dari bawah bagasi motor ku. Kembali ke tempat tia berada.

Aku mengambil paku. Memaku beberapa tempat di kamar ini. Aku kembali pergi ke kamar bos ku. Ku ambil borgol dan seluruh tumpukan tali yang kami dapatkan dari rumah bu siska tempo lalu.

Ku lihat tia masih pingsan. Ku borgol kedua tanganya lalu ku sambungkan dengan rantai lalu mengikatkan ke plafon rumah yang sudah ku beri paku.

Lalu menariknya hingga Tubuh tia tergantung beberapa cm dari lantai. Aku mengambil tali lalu aku ikat melingkar ini payudara. Membuat payudara tertekan seperti akan lepas dari tempatnya.

Aku ikat kembali kakinya dengan posisi mengangkang . Aku hubungkan ke kiri dan kanan membuat memek terlihat tembem merenggang.

Tubuh tia mulai mengeliat. Matanya mulai terbuka. Tia kaget dengan keadaannya yang terikat. Dia berusahaa keras bergerak.

"Lepaskan... Lepaskan... Dasar kau biadab." teriak Tia.

"Aku akan menghukum mu. Agar kau menjadi budak penurut." Ucap ku.

Lalu aku memberikannya sebuah tamparan lalu Aku memasangkan penjepit jemuran yang sudah di hubungkan dengan kawat. Dan mengikat di ujung kaki sebelah kiri untuk payudara kiri dan sebelah kanan untuk payudara kanan.

"Akhhggg... Sakit... Hentikan." Iba Tia.

"Ini hukuman buat budak yang tidak menurut" ucap ku sambil mengecek keadaan pengikat tia terpasang dengan baik.

Lalu Aku pun pergi Me6ninggal kan nya dengan posisi seperti ini.

"Akhgggg... Akhhh...

Saat tia coba meronta... Gerakan kaki nya membuat payudaranya ikut terguncang dan tertari...tertarik... Rasa sakit sekali... Tia mulai menangis.

"Tuan cepat pulang." Tia hanya berharap.

Aku pergi meninggal tia. Aku mengambil motor ku dan berjalan menuju suatu tempat.

Pov TIA​

Aku terus tergantung berjam-jam. Pria jahat itu ntah pergi kemana. Pergelangan tangan ku mulai pegal bahkan tak terhitung berapa kali aku pingsan. Aku hanya melihat payudara sudah berubah warna menjadi kebiruan.

Aku sudah mulai putus asa. Tiba-tiba pintu terbuka. Pria jahat itu tersenyum pada ku.

"Bagaimana hukum nya." Ucapnya

"Akh...Akh.. " Aku sudah tak berdaya.

"Kau masih membangkang ?" Teriak nya.

Aku hanya terdiam. Hadi pun marah dia mengambil tali karet yang berasal dari sisa ban mobil/ motor.

*Cteaar.. Cteaaar... Ya mencambuk punggung berulang- ulang.

"Memohon ampun lah pada ku." Sambil tertawa terbahak-bahak.

Rasa sakit semakin menjadi karena goyangan membuat payudaraku terasa ingin lepas dari tempat. Rasanya aku akan mati.

"Hentikan.... Akh... Hentikan .. Maaf kan aku tuan." Ucapku lirih.

"Aku tak mendengar nya ucapkan dengan keras." Teriak hadi.

" aku budakmu tuan... Ampuni aku...." ku keluarkan semua sisa tenaga ku...

" haha... Dasar wanita hina... Makanya kau harus tau hormat pada tuanmu ini" jelas hadi...

Sambil menarik rambutku

"Ahh..Akh... Aku menyerah..." Ucapku.

Hadi menghentikan cambukan itu dia juga. Melepaskan jepitan di kedua payudara ku.

Aku dapat bernafas lega. Saat iya melepas ikat kedua kakiku. Dan rantai yang mengantung tubuhku.

"Aku akan menyiksamu lebih dari ini jika kau tak menuruti ku." Ucap hadi.

Aku hanya bisa mengangguk.

"Jilat kakiku budak." Perintahnya.

Aku pun bergerak mulai menjilat kedua kaki hadi. Meskipun jujur aku sangat jijik. Kaki hitam tak terurus.

"Anjing pintar." Ucapnya sambil mengelus rambut ku.

Aku harus tetap menahan hina-hina yang keluar dari mulut. Aku takut dia kembali menyiksaku.

Hadi tidak melepaskan ikatan tali di payudara. Kulihat waktu menunjukan pukul 4 sore.

Dalam hati aku merasakan sedikit lega. Bentar lagi tuanku akan kembali dari kantornya. Aku tetap terus menjilat lidahku di kaki hadi. Seperti dia menyukai keadaan hinaku ini.

Tiba-tiba. Telp hadi berbunyi..

"Hallo bos." jawab Hadi

Sambil memberikan isyarat untuk menghentikan perbuatan ku.

"Aku akan pulang telat hari ini. Bupati mengajak ku pergi ke suatu tempat. Mungkin agak malam aku akan pulang" Ucap suara di ujung telp.

"Apa keadaan kantor aman bos." Balas hadi.

"Aman ... Jangan lupa data ASN ? Aku sudah memesankan makanan untuk mu dan tia. Kau bisa ambil dengan anak buahku di POM bensin.

Sedang apa tia" Ucap alex.

"Data akan ku kerjakan... Oke terima kasih bos... Perutku memang lapar... Ooooh tia ada bersamaku." Jawab Hadi.

"Jadi kau bersama Tia. Apa kalian sedang melakukan itu. Jangan kasar padanya." Lanjut alex.

"Aku akan menjaga mainan kita bos." Jawab Hadi

"Oke" Singkat alex

Dan telp berakhir.

Hadi melihat ke arah ku sambil tersenyum.

"Kau dengar... Bos ku pulang telat." Ujar Hadi" jadi masih banyak waktu untuk kita bersama" Lanjutnya

Tubuh merinding. Apa yang akan hadi lakukan pada ku setelah ini.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel