Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

7 Berusaha Kabur

Pov Tia

Tubuh seakan mati rasa aku coba membuka mata tapi masih terhalang kain coba berteriak namun yang dengar hanya gumaman.

"Hummft, hmmm"

Aku berasa sendirian dirumah ini aku tak merasakan keberadaan penculik ku

Dimana aku berada apa yang terjadi saat ini rasa takut ku membuat tubuhku bergidik ngeri.

Tiba-tiba aku merasakan tangan mengangkatku dari sofa aku tahu laki-laki ini yang telah memperkosaku tadi tapi aku tak merasakan keberadaan yang satunya.

Di letakan nya tubuh berlahan di kasur yang sangat empuk aku merasakan dia menyentuh beberapa bagian tubuh sebelum bergerak menjauh

Beberapa saat kemudian pria itu kembali duduk di samping karena aku merasakan kasur ini bergerak... Terdengar suara gemericik air yang di peras dengan kain.

Pria itu mulai mengelapku dengan kain ternyata itu air hangat dengan berlahan dia mengusap setiap inchi badan ku pria itu pasti berpikir aku dalam keadaan pingsan beberapa kali dia membelai rambutku.

Detak jantungku mulai berdetak kencang apa ini yang kurasakan rangsangan, atauu???

Untung pria itu telah selesai membasuh tubuhku jika tidak di pasti akan tau aku telah sadar keadaan kembali hening tubuh mengigil karena ruangan ini ber AC.

Kemudian AC ruangan berhenti pria itu membuka borgol di tangan dan kaki ku dan kembali meninggalkanku sendirian diruangan ini, ini saat terbaik jika ingin kabur tapi tubuhku terlalu lelah untuk bergerak.

Langkah kaki pun kembali mendekat lalu dia mengambil kedua tangan ku mengoles sebuah gel yang membuat tangan terasa lebih baik lanjut dengan kedua kakiku.

Lalu dia kembali memborgol kaki kiri saja dan dikaitkan ntah dengan apa dengan kedua tangan tidak di borgol aku merasakan sebuah kain besar menimpah tubuhku ku tebak itu pasti selimut membuat tubuhku menjadi hangat kantuk ku muncul dan hilang ke sadaran kembali.

Siang hari, entah berapa lama aku tertidur yang jelas semua tenagaku kembali pulih hanya beberapa rasa nyeri

Saat ini tanganku tak teringkus membuat ku dengan mudah membuka penutup mata dan pembungkam mulutku yang berbentuk bola ini.

Mataku masih samar-samar melihat suasana ruangan ini maklum lebih dari 12 jam mata tertutup kain itu penghilatanku pun mulai kembali aku dapat melihat ruangan tempat penyekapan adalah sebuah kamat tidur yang cukup luas dan mewah.

Seluruh fasilitas ada disini dari tv berukuran besar sampai lemari ukir indah.

"Dimana ini, apa para penculik itu menjual ke pemilik rumah ini" pikirku saat akan bangun kaki kiri tersangkut oleh borgol yang bersatu dengan ujung kaki ranjang aku berusaha membukanya tetap tidak bisa.

Akhir aku menyerah aku melihat di sampingku terdapat teko air dan sepiring nasi goreng tanpa pikir panjang aku mulai melahapnya.

POV Alex​

"Kau sudah bangun? Apa tidur lelap?" Sapa ku

Tia sedang sibuk menyantap nasi goreng terkejut akan kedatangan ku.

"Siapa pria ini apa dia yang telah membeliku"

Tanya tia dalam hati.

"Apa rasa nasi goreng tidak enak" ucapku lagi.

"Siapa kau" tanya tia

"Apa salah ku kenapa kalian melakukan ini lepaskan aku, aku tidak akan beritahu kejahatan kalian"teriak tia.

"Santai lah bertanya satu-satu aku bingung menjawabnya" jawabku sambil duduk di kursi samping tempat tidur

"Aku mohon lepaskan aku, aku telah memiliki anak suami ku akan mencari ku" iba tia.

"Kau harus lupakan mereka lupakan hidupmu yang dulu disinilah hidup baru mu bersama ku" jawabku

"Kenapa kau memilih ku" tanya tia yang tak mampu membendung air mata air mata pun mulai kembali mengalir.

"Aku tak memilih mu tapi takdir yang mempertemukan kita disini" jawabku...

Tia hanya terus menangis dia

Menarik selimutnya untuk menutupi tubuh bugilnya.

"Tubuh mu bau sekali sebaik nya kita mandi" ucapku.

Aku mendekatnya menarik kedua tangan kedepan dan kembali memasang borgol di tangannya.

Bergerak kebawah aku melepaskan borgol yang terkait diujung kasur ku ku bopong tia tubuh meronta sesaat lalu kembali diam mungkin dia takut aku akan semakin menyakitinya jika ia terus melawan.

Aku membawanya menyusuri tangga sampai kearah belakang rumah ku terdapat kolam renang indoor kecil.

Dengan kedalaman 1,5 meter ini tempat favorit saat aku masih kecil hingga sekarang aku lebih senang mandi disini ketimbang di kamar mandi.

Aku lempar tubuh tia kedalam air biiurr tubuh tia tenggelam dia terus berusaha mengeliat untuk memperbaiki posisinya agar tidak tenggelam tapi seperti tia terlalu panik padahal kolam itu tidak akan membuatnya tenggelam tia terus mengeliat.

Aku hanya tertawa dan mem foto beberapa gaya tia di dalam air melihatnya mulai kehabisan tenaga aku menarik kedua tangannya.

"Heheee kau hanya perlu berdiri" ucap ku sambil tertawa.

Tidak ada respon dari tia sepertinya dia menelan banyak air aku menarik kedua tangan tia keluar dari kolam menuju ke samping kanan kolam.

Aku pergi meninggal kan tia kulihat tia mengambil sabun dan melanjutkan mandinya.

Selesai mandi tia hanya terdiam di dekat kolam.

"Kau bisa memasak" tanya ku

"Iya aku bisa memasak" jawab nya singkat.

"Memasak lah untuk ku" perintah ku...

"Aku tidak bisa memasak jika tanganku terborgol" jawabnya...

"Hummft" Jawabku.

"Kau takut aku melarikan diri ternyata kau pengecut" ucapnya.

"Aaha aku suka wanita ini" jawab ku sambil melempar kunci borgol ke depannya.

"Sekarang memasak lah" perintahku

Tia segera membuka borgol nya dia pun bergerak ke dapur mengambil celemek mengenakanya.

Dia pun mulai memasak aku mulai merasakan nyaman di hatiku melihat dia sedang masak.

Tia terus memasak dengan celemek seksi yang begitu menggoda

Tiba-tiba

"Diam di situ atau aku akan menusukan pisau ini !!!" teriak tia pada ku.

"Hahaa lakukan cantik" balas ku.

Iya mendekati ku dengan terus mengayunkan pisau dapur itu aku hanya tersenyum.

"Apa kau sedang menyerang beruang di sarang nya hahaa" teriak ku sambil terus tertawa.

"Kau mulai takut tunjukan dimana pintu keluar" lanjutnya.

"Kau tinggal lurus kedepan" jawab ku singkat

"Jangan bergerak dari situ atau akan tusuk kau" tia tersenyum merasa akan segera bebas dari cengkraman ku

Tia mulai berjalan mengendap-endap mundur dan terus memperhatikan posisi ku, aku hanya terus tersenyum lalu aku berdiri dengan santai tia pun mulai mengayunkan pisau dapur itu lagi.

"Kau pasti butuh kunci ini untuk membuka pintu keluar ku" kata ku sambil mengambil kunci di kantong celana ku dan melemparnya melambung keatas.

bersambung.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel