Bab 7. FIRST YEAR
Mentari pagi telah bersinar. Hujan tadi malam membuat pagi begitu segar. Cuaca hari ini sangat cerah. Awan putih terlihat indah menggantung di langit. Burung-burung pun tak ketinggalan ikut meramaikan pagi yang cerah ini.
Amelia menyipitkan mata saat silau merembes masuk dan menyorot tepat di wajahnya.
"Jam berapa ini?" gumam Amelia saat melirik ke arah pintu balkon yang mana tidak bergorden. Perlahan Amelia membuka matanya, tangannya meraih ponsel yang berada di atas nakas.
"Sudah jam lima lewat tiga puluh menit. Kenapa aku bisa terlambat bangun begini? Ini alarm tidak bunyi atau akunya yang tidak dengar?" gumamnya lagi. Dia meletakkan kembali ponselnya di atas nakas, menyibakkan selimut dan mulai beranjak dari tempat tidurnya.
Selang beberapa detik kemudian, ponsel Amelia berdering panjang. Ada sebuah panggilan video masuk. Amelia raih kembali ponsel itu, di layar tertera nama 'Kak Lingga' maka dengan cepat dia geser ke tombol hijau.
"Morning little princess." Sapaan pagi Amelia dapat dari seseorang di seberang line begitu panggilan video diterima.
"Morning, Kak," balas Amelia.
Lingga tampak mengernyitkan kening. "Sepertinya princess-ku ini baru bangun tidur? Kenapa bisa terlambat bangun? Apa kamu begadang?"
"Ck! Iya, iya aku baru bangun. Masih jelek mukaku. Ini gara-gara ada orang yang mengajak berbincang di telpon sepanjang malam," ucap Amelia sambil mengerucutkan bibirnya.
"Hahaha, iya maaf semalam saya calling kamu kemalaman. Janji tidak akan saya ulangi lagi, okey."
"Iya lah." Amelia menjawab sekedarnya.
"Come on baby, jangan dimanyunin seperti itu bibirnya. Untungnya kita jauh kalau tidak pasti akan saya makan itu," ucap Lingga sambil terkekeh.
Blush ...
Pipi Amelia merona seketika.
"Ya ampun, Kak Lingga, ini yang diajak berbincang anak masih di bawah umur loh." Amelia terkekeh.
"Sudah ah, Amel mau mandi dulu. Mau siap-siap nanti terlambat ke sekolahnya."
"Okey, Honey. Don't forget to have breakfast and take care."
"Okey, Kak. You too," kata Amelia mengakhiri obrolan pagi itu. Lalu dia bergegas masuk kamar mandi dan bersiap-siap untuk sekolah.
***
Beberapa bulan telah terlewati. Saat ini Amelia adalah siswi kelas IX.
Semuanya masih sama, tidak ada yang berubah sejak Lingga berpamitan beberapa bulan yang lalu setelah dari kafe. Hubungan Amelia dan Lingga semakin dekat walaupun mereka menjalani long distance relationship. Setiap 2 atau 3 bulan sekali Lingga datang mengunjungi Amelia.
Komunikasi lewat telepon, pesan singkat, chat, video call hampir tidak pernah terlewatkan. Meskipun itu sekedar hanya say hai untuk menanyakan kabar ataupun membahas hal-hal kecil, tapi disaat Lingga datang mengunjungi Amelia, waktu yang singkat itu akan benar-benar mereka pergunakan sebaik-baiknya.
Hari berganti hari, minggu berganti minggu. Tidak terasa saat ini sudah mulai masuk pertengahan kelas IX. Di saat itulah mulai banyak les-les atau pelajaran tambahan untuk persiapan menghadapi Ujian Nasional.
Banyak siswa yang sudah mulai mendaftar di sekolah menengah swasta atas pilihan mereka. Begitu pula dengan Lingga yang saat ini mulai disibukkan dengan tugas akhirnya, tetapi meski sama-sama sibuk mereka tetap meluangkan waktu melakukan kontak.
***
Sore itu, Amelia pulang dengan kondisi yang sangat lelah. Akhir-akhir ini siswa kelas IX menghadapi hari-hari yang cukup berat, mereka di hujani dengan tryout. Para guru pun semakin giat mengajar dan memberikan berbagai tugas untuk persiapan menghadapi Ujian Nasional. Dia memasuki rumah dengan langkah gontai.
"Ternyata Nona sudah pulang." Sambut bibi Narti ketika melihat nona mudanya memasuki rumah dengan wajah lelahnya. Amelia hanya mengangguk.
"Mau Bibi buat kan susu hangat, Non?" tanya bi Narti yang melihat nona mudanya kelelahan.
"Boleh, Bi. Nanti tolong antarkan ke kamar ya." Kali ini Amelia merespon.
"Baik, Non," jawab bi Narti.
Tap tap tap.
Amelia melangkah menaiki tangga menuju kamarnya yang berada di lantai dua.
Begitu memasuki kamarnya, Amelia menaruh sembarang tas sekolahnya. Dia membaringkan diri di atas ranjang dan tidak butuh waktu lama dia terlelap.
Melihat nona mudanya terlelap dengan nyenyak, bi Narti yang mengantarkan susu hangat untuk Amelia jadi tidak tega untuk membangunkannya. Bibi Narti meletakkan susu itu di atas nakas lalu melangkahkan kaki keluar kamar.
***
Hari-hari yang cukup berat akhirnya terlewati. Ujian Nasional tiba. Hari itulah hari yang paling menegangkan untuk seluruh siswa-siswi kelas IX. Namun, tidak bagi Amelia, dia adalah siswi yang cerdas, ditambah dengan persiapan yang matang jadi dia melewatinya dengan mudah.
Pukul 20.00 wib.
Terdengar dering ponsel berbunyi. Amelia segera mengambil ponselnya yang berada di atas meja. Amelia menatap layar ponselnya yang ternyata sebuah panggilan video masuk.
Amelia menggeser tombol hijau di layar ponselnya kemudian terlihat sosok wajah tampan di line seberang.
"Hai, Kak," sapa Amelia membuka percakapan.
Lingga memberikan senyuman manis lalu membalas sapaan Amelia, "Hay, Baby. Bagaimana kabar kamu hari ini? Bagaimana ujiannya tadi? Apakah lancar?"
Amelia mengangguk pelan dan menjawab singkat. "Iya."
"Apakah kamu sudah makan malam?" tanya Lingga.
"Sudah." Amelia kembali mengangguk.
"Oh come on, Baby. Jangan cuma memberikan jawaban singkat seperti itu." Lingga menunjukkan wajah mengibanya. "Saya minta maaf karena akhir-akhir ini jarang menghubungi kamu. Tugas akhir sangatlah banyak menyita waktu dan tenaga saya. Lagipula saya juga takut kalau saya akan mengganggu kamu yang sedang ujian. So don't be angry anymore, please ...."
"No, i'm not angry, Kak. Amel juga paham kalau Kak Lingga pasti sibuk dengan tugas akhir Kakak. Amel berdoa agar Kak Lingga bisa menyelesaikan dengan cepat dan mudah, serta mendapatkan hasil yang terbaik."
"You too, Dear. Hope to get a good result. Cepat lulus, saya sudah tidak sabar untuk berkumpul kembali dengan kamu. Setiap hari bertemu kamu." Lingga tersenyum lebar.
Deg ... deg ... deg.
Tiba-tiba jantung Amelia berdegup kencang, wajahnya pun merona.
"Baiklah, sudah semakin malam sekarang. Cepatlah istirahat, jangan begadang. Besok hari terakhir ujian, kan?" tanya Lingga.
Amelia mengangguk. "Iya, Kak. Besok adalah hari terakhir ujiannya."
"Okay, Dear. Good luck for tomorrow. Have a good rest, don't forget to dream of me. Good night."
"Thanks, Kak. Good night." Amelia mengakhiri panggilan.
***
Keesokan paginya.
Bip ... bip ... bip.
Amelia terbangun oleh bunyi alarm yang telah dia setel pukul 05.00 wib. Amelia menyibakkan selimut lalu segera beranjak bangun dari tempat tidurnya dan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan bersiap-siap setelahnya. Memakai seragam, menyisir rambut, memoles bedak tipis-tipis di wajahnya kemudian memakai sepatunya.
Dirasa dirinya sudah rapi dan siap, Amelia segera menyambar tas sekolahnya lalu melangkah keluar kamar dan turun menuju ke ruang makan untuk sarapan.
Saat Amelia masuk ke ruang makan, dia dikejutkan oleh kehadiran Elsa dan seorang wanita cantik.
