Pustaka
Bahasa Indonesia

The Fated Love

59.0K · Tamat
Secret Vee
53
Bab
7.0K
View
9.0
Rating

Ringkasan

"Dia masih empat belas tahun, Yah! Aku tidak mau diejek orang sebagai seorang pedopil." Karena sebuah perjanjian lama, Lingga dijodohkan dengan Amelia—putri sahabat orangtuanya. Awalnya dia menolak dengan alasan perbedaan usia yang jauh. Namun, karena rasa bakti kepada orangtuanya akhirnya Lingga menyetujui dengan syarat saling mengenal terlebih dulu selama 3 tahun. Selama 3 tahun Lingga memberi Amelia harapan lebih, tetapi pada akhirnya Amelia harus menerima rasa kecewa saat mendengar Lingga berbicara pada ayahnya jika rasa yang tumbuh di hatinya hanyalah rasa sayang seorang kakak kepada adik perempuannya. Harapan Amelia hancur! Akankah cinta ini tetap berlanjut? Atau berhenti di tengah jalan dan berakhir? Selengkapnya hanya ada di: The Fated Love Follow IG author @secret.v33

PresdirCinta Pada Pandangan PertamaTuan MudaRomansaMetropolitanBillionaireSweetPernikahanSalah PahamDewasa

Bab 1. AWAL MULA

Malam ini suasana The Empire Palace—sebuah gedung besar nan mewah bergaya kerajaan Eropa yang terletak di jantung kota Surabaya—terlihat lebih ramai bila dibandingkan dengan hari-hari biasanya. Berderet mobil-mobil bagus dan mewah tampak berbaris rapi, antri dengan teratur menurunkan penumpang mereka di depan pintu masuk lobby bangunan tersebut.

Di salah satu mobil-mobil yang berderet terdapat mobil keluarga Guinandra. Guinandra adalah sebuah nama keluarga pemilik perusahaan raksasa bernama Guinandra Group.

Bisnis Guinandra Group bergerak di bidang rumah sakit, hotel, restaurant serta entertainment dengan banyak anak cabang di Asia dan Amerika. Pemegang kekuasaan tertinggi Guinandra Group saat ini adalah Manggala Guinandra.

Pasangan Manggala Guinandra dan Elsje Anneliese beserta Nicholas Demmie Guinandra—putra kedua mereka—juga Amelia Kathelijn Guinandra—putri Manggala dan Elsje yang saat ini masih berusia 14 tahun—kini berada di salah satu mobil yang tengah berbaris mengantri untuk menurunkan penumpang.

Kini tiba giliran mobil yang membawa keluarga Guinandra memasuki lobby The Empire Palace. Manggala dan keluarganya segera turun dari mobil.

"Banyak sekali wartawan di sini, Mommy," bisik Amelia pada Elsje.

"Karena ini adalah acara seorang pengusaha sukses dan terkenal, Sayang. Seperti Daddy," ucap Elsje sembari tersenyum pada putrinya. "Selain rekan bisnis, beliau juga merupakan sahabat Daddy dan Mommy sejak dahulu."

Amelia mengangguk tanda mengerti.

Terlihat jepretan kamera terus memotret para tamu yang baru saja turun dari mobil. Manggala dan Elsje mengulas senyum hangat pada para wartawan lalu bersama putra dan putrinya melangkah memasuki lobby gedung menuju ke Saint Marry Room—salah satu dari 3 ruangan utama gedung Empire Palace—ruangan tempat berlangsungnya acara.

Ya, malam ini tengah berlangsung sebuah pesta jamuan untuk memperingati ulang tahun pernikahan pemilik Abyudaya Group—Mahawirya Abyudaya dan sang istri yang berkebangsaan Jepang—Shiori Nemoto.

Abyudaya Group juga merupakan perusahaan raksasa dengan banyak anak cabang. Perusahaan yang sama besarnya dengan Guinandra Group. Namun, bisnis Abyudaya Group bergerak di bidang pertambangan, properti dan IT.

Di bawah kepemimpinan Mahawirya, Abyudaya Group sangat sukses dan terkenal di Asia dan Eropa. Maka dari itu yang turut hadir di pesta ini bukanlah dari kalangan yang sembarangan. Tamu yang hadir di jamuan pesta ini pastinya adalah jajaran pengusaha ternama.

***

Saint Marry Room.

Begitu memasuki Saint Marry Room, Amelia mengedarkan pandangan. Memperhatikan dekorasi ataupun interior ruangan yang terbilang sangat glamour dan mewah untuk ukuran sebuah pesta ulang tahun pernikahan.

Namun, saat Amelia kembali teringat perkataan sang ibu tadi bahwa pemilik acara adalah salah salah satu bagian dari rekan bisnis ayahnya yang berarti orang kaya. Pemikiran 'terlalu glamour' lenyap begitu saja. Bagi tuan Mahawirya Abyudaya pesta glamour seperti ini hanyalah sebuah pesta sederhana.

Nuansa gold dengan bunga-bunga yang indah dan harum, lampu-lampu kristal bergelantungan, berbagai sajian mewah tersajikan.

Alunan musik instrumental kian terdengar. Melodinya yang lembut mampu menyihir siapa saja yang mendengar. Nuansa romantis seketika tercipta.

Saat Amelia masih tenggelam dalam pikirannya sendiri, tiba-tiba dia tersadar akan teriakan seseorang.

"Gala!"

Seseorang dengan suara yang keras dan menggelegar memanggil Manggala—Daddy Amelia.

Panggilan itu membuat Manggala mengedarkan pandangan menelusuri ruangan mewah tersebut sampai pada akhirnya pandangan Manggala tertuju pada seseorang yang tengah melambaikan tangan kepada dirinya sekeluarga kemudian mereka pun segera menghampirinya.

"Halo ... long time no see, bagaimana kabarmu?" sapa Manggala sembari tersenyum ramah setelah bertemu dengan orang yang memanggilnya.

Ternyata yang memanggil Manggala adalah sang pemilik acara dari acara yang tengah berlangsung, tuan Mahawirya Abyudaya. Orang-orang kerap memanggilnya tuan Wirya sedangkan Amelia dan saudara-saudaranya biasa memanggil dengan panggilan uncle Wirya.

Mahawirya Abyudaya dan Shiori Nemoto adalah teman lama kedua orangtua Amelia. Mereka berteman sejak masih duduk di bangku kuliah. Hanya saja mereka sudah lama tidak bertemu karena masing-masing sibuk mengurus perusahaan mereka.

"Gala temanku, aku sangat baik dan sehat, hahaha," balas Mahawirya dengan tawa yang menggelegar, terlihat sekali dia sedang sangat berbahagia.

"Aah ... Elsje Anneliese, bent nog zo mooi als voorheen." (Aah ... Elsje Anneliese, kamu masih tetap cantik sama seperti dulu). Mahawirya beralih menyapa Elsje yang kerap dipanggil Elsa dalam bahasa Belanda. Mahawirya sengaja berbicara dalam bahasa Belanda pada Elsa bukan tanpa alasan, itu karena Elsa berasal dari negeri kincir angin tersebut.

"Ckk ... Mahawirya Abyudaya, jika saja istrimu si Shiori mengerti arti ucapanmu tadi aku jamin kamu akan tidur di luar selama sebulan ke depan," jawab Elsa sambil tersenyum dan melingkarkan tangannya ke lengan Shiori—istri Mahawirya. Sedangkan Manggala hanya tersenyum dan menggelengkan kepala melihat kelakuan teman dan istrinya tersebut.

Melihat Mahawirya berkata manis seperti itu ke Elsa bagi Manggala dan Shiori sudah biasa karena mereka berempat sudah berteman lama jadi Manggala menanggapinya sebagai hal yang biasa saja.

Kini perhatian Mahawirya beralih pada putra dan putri Manggala dan Elsa.

"Halo Nick, bagaimana kabar kamu? Sekarang kau sudah semakin besar dan semakin tampan," sapa Mahawirya kepada Nicholas—putra kedua Manggala—Mahawirya yang tanpa ragu menyebut nama panggilannya. Nick dari Nicholas.

"Pasti banyak gadis yang mengejarmu, hahaha," lanjut Mahawirya.

Ya, memang di usianya yang masih 19 tahun, putra kedua Manggala dan Elsa itu memiliki postur tubuh yang tinggi menjulang, berambut coklat dan wajah blasteran dengan mata ambernya serta bentuk bibir tipis serta dagu yang terbelah tengah, tidak bisa dipungkiri kalau putra kedua pasangan itu memang lah sangat tampan.

"Kabar saya baik Uncle. Terima kasih," jawab Nick dengan sopan.

"Dan ini?" Mahawirya beralih kepada putri Manggala.

"Gadis muda cantik dan manis ini, kamu adalah si bungsu? Amelia?" tanya Mahawirya. Dia bersimpuh mensejajarkan tubuhnya dengan tinggi badan Amelia seraya memegang kedua lengan Amelia dengan kedua tangannya. Mata Mahawirya terlihat berbinar.

"Benar Uncle, saya Amelia," kata Amelia sambil tersenyum ceria.

"Lama kita tidak berjumpa, kini kamu sudah tumbuh menjadi Nona kecil yang cantik, Sayang. Apakah kamu masih mengingatku? Berapa usiamu sekarang?" tanya Mahawirya kepada Amelia.

Memang sudah lama Amelia tidak bertemu dengan Mahawirya. Terakhir mereka bertemu sekitar 5 tahun yang lalu, jadi wajar jika Mahawirya bertanya seperti itu kepada Amelia.

"Tahun ini saya berusia empat belas tahun Uncle dan ehmm ... sepertinya saya sedikit mengingat Uncle," jawab Amelia sembari nyengir kuda karena jujur Amelia lupa-lupa ingat akan sosok uncle Wirya-nya itu.

"Tidak apa, tidak apa, mulai sekarang kita akan sering bertemu sehingga kamu tidak akan melupakan Unclemu ini," katanya sambil tersenyum penuh arti.

Amelia mengernyitkan dahinya. "Apa maksud dari perkataan Uncle Wirya tadi?" tanya Amelia dalam hati.