Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 5

Percy masih setia menunggu Pretty yang belum sadarkan diri dari semalam. Siang ini jenazah Azka akan di makamkan. Percy sampai terlelap di kursi sisi brangkar dengan kepala yang di tumpukkan ke atas kedua tangannya yang di lipat.

Pretty mengerjapkan matanya berkali-kali, kepalanya terasa sangat pusing dan sakit sekali. Bayangan kecelakaan kemarin kembali terngiang di kepalanya. Pretty menatap sekeliling ruangan rumah sakit.

"Azka...Azka..."gumam Pretty membuat Percy terbangun.

"Kamu sudah sadar Prit, kamu butuh apa?" Tanya Percy membuat Pretty menatap ke arah Percy dengan lekat.

"Azka..."gumam Pretty

"Kamu tenang dulu, istirahat dulu yah. Kamu baru bangun" ujar Percy menahan Pretty yang hendak bangun.

"Aku mau ketemu Azka, kak" ujar Pretty dengan lemah

"Iya nanti yah, sekarang kamu istirahat dulu. Kamu baru bangun. Kamu mau minum?" Tanya Percy dan Pretty mengangguk lemah. Percy menyodorkan segelas air ke Pretty dan Pretty langsung menyeduhnya lewat sedotan cukup banyak.

"Bagaimana keadaan Azka, Kak? Apa dia baik-baik saja?" Tanya Pretty membuat Percy kebingungan, akan menjawab apa.

"Kak" Pretty memegang tangan Percy yang masih mematung di tempatnya.

"Azka" Percy terdiam sesaat

"Azka baik-baik saja kan, Kak?" Tanya Pretty lagi mulai khawatir

"Dia-"

"Kebetulan anda di sini," suara seseorang terdengar di luar ruangan membuat Percy dan Pretty terdiam.

"Jenazah Azka akan segera di antar ke kediamannya hari ini"

Deg

Percy langsung melihat ke arah Pretty yang mematung syok dengan pandangan tak percaya. "Kak" panggil Pretty tertahan.

"Itu-" Percy sangat bingung harus menjelaskan bagaimana.

Pretty terbangun dari rebahannya dengan pandangan syoknya. "Kak, katakan kalau itu bukan Azkaku"Pretty menatap Percy dengan nanar. Percy terdiam di tempatnya dengan menundukkan kepala, Percy tak tau harus menjawab apa pada adiknya ini.

"KAK!!!" pekik Pretty sudah tak sabar lagi hingga air matanya luruh membasahi pipi.

"Tenanglah" Percy hendak memeluk Pretty tetapi di dorong oleh Pretty membuat Percy mundur selangkah.

"KATAKAN ITU BUKAN AZKAKU, KAK!!" teriak Pretty yang sudah menangis.

"Sayang" Dewi dan Edwin masuk dengan seorang dokter dan itu membuat Pretty paham, dokter baru saja berbicara dengan siapa.

"Ma-" ucapan Pretty tertahan karena sesuatu seakan menyumbat tenggorokannya. Dewi langsung beranjak memeluk tubuh Pretty sambil menangis.

"Hikz...hikz..kamu harus tabah,, Azka sudah pergi meninggalkan kita"

Deg

"Kamu harus mengikhlaskasnya sayang" Dewi memeluk Pretty sambil menangis.

Azka Sudah pergi meninggalkan kita....

Kamu harus mengikhlaskannya...

Pretty merasa jantungnya di tarik secara paksa dari tempatnya, bahkan pelukan sang mama tak terasa hangat baginya. Semuanya terasa mati rasa, waktu dan dunia terasa berhenti seketika. Hati Pretty menolak keras kabar yang dia dengar dari Dewi. Azkanya tak mungkin pergi begitu saja meninggalkannya sendiri disini.

'Tidak mungkin,, Azka sudah berjanji akan menikahiku bulan depan. Pasti mama salah' batin Pretty.

Pretty hanya bisa mematung di tempat dengan tatapan kosong ke depan. Air matanya semakin deras mengalir. Dewi melepas pelukannya dan menghapus air mata Pretty.

"Mama,, ini gak lucu lho ma" ujar Pretty masih tidak percaya.

"Sayang-"

"Ini gak lucu ma!!" Teriak Pretty histeris

"Sayang tenanglah" ujar Edwin mencoba menenangkan Pretty.

"Nggak ayah, ini gak bener" Pretty mencabut infusan di punggung tangannya dan menuruni brangkar.

"Pretty" teriak Percy mengejar Pretty yang berlari keluar ruangan.

Pretty Sandratami Jonshon, maukah kau menikah denganku? Menerima lelaki sederhana ini untuk menjadi pendamping hidupmu....

'Jangan lakukan ini Azka,, aku mohon' Batin Pretty

Pretty terus berlari menyusuri lorong rumah sakit tanpa memperdulikan panggilan Percy. Pretty terjatuh saat tubuhnya bertabrakan dengan seseorang dan Percy langsung membantunya berdiri.

"Kamu tidak apa-apa?" Tanya Percy membantu Pretty untuk berdiri.

"Maafkan adik saya, Sus" ucap Percy karena Pretty baru saja menabrak seorang suster.

"Kak, aku ingin lihat Azka" isak Pretty sangat lemah

"Baiklah, ayo" Percy menuntun Pretty menuju kamar mayat.

Percy merangkul tubuh Pretty dan membawanya menuju jenazah yang tertutup kain putih itu. "Ini-" Pretty masih mematung di tempatnya.

"Bukalah" ujar Percy mencoba menenangkan Pretty.

Dengan langkah gontai, Pretty berjalan mendekati brangkar itu. Kedua tangannya bergetar untuk membuka kain yang menutupi tubuh Azka. Perlahan perlahan Pretty menarik kain itu.

"Azkaaaaaa!!!!!!!" Jerit Pretty tercengang saat melihat wajah calon suaminya yang pucat seputih kapas.

"Azkaaaa,,,,,hikz....hikz...hikzzz..." isak Pretty meraung raung tak tertahankan. Percy masih setia memeluk tubuh adiknya dari samping dengan mata yang memerah menahan tangis.

"Bangunnnnnnnn..... kita akan menikah bulan depan Azka,, buka mata kamu...hikzz...hikz..." isak Pretty sejadi jadinya.

Flashback

Pretty dan Azka baru saja pulang berkencan di sebuah restaurant cukup terkenal. Mereka asyik bercanda di dalam mobil. "Sweety, jangan nakal yah selama aku pergi ke Bogor" tegur Azka sambil menyetir.

"Oke bunny sayang,, aku gak akan nakal, hanya sedikit nakal saja" kekeh Pretty menggoda

"Awas saja,, aku kasih hukuman lho kalau kamu nakal" ujar Azka

"Kasih saja, aku gak takut tuh. Wleee" ledek Pretty

"Nantangin yah ini anak, awas yah" ujar Azka mencolek colek pinggang Pretty membuat Pretty menghindar karena kegelian dan tertawa lepas.

"Dasar Azka jelek,, geli tau" kekeh Pretty terus menghindar.

"Rasain nih" ujar Azka terus menggelitik.

"Awas yah, aku balas nih" ujar Pretty membalas menggelitik tubuh Azka membuat Azka kegelian.

"Diem sweety aku lagi nyetir" kekeh Azka

Tanpa mereka sadari, ada sebuah motor yang menyalip dan terjatuh di depan mobil mereka.

"Azka awasssssss!!!!" Pekik Pretty

Ciiiitttttttttttt

Brakkkkkk

Brakkkkk

Brakkkkk

Mobil yang di tumpangi Azka dan Pretty juntai dan berguling beberapa kali. Tetapi Pretty terlempar keluar, karena Azka mendorongnya hingga Azka saja yang ada di dalam mobil itu.

Flashback off

"Bunny bangunnnnnnn,,,hikzzz...hikzz... aku janji, aku gak akan nakal. Tapi kamu jangan pergi seperti ini,, jangan marah bunny. Ayo bangunnnnn...hikzzz....hikz...." isak Pretty meraung raung

"Hikzz....hikz...hikz....kita akan menikah sebulan lagi...hikzz" isak Pretty sejadi-jadinya

"Tenang Prit, ikhlaskan Azka" bisik Percy masih memeluk tubuh Pretty.

"Nggak kakak,,, aku gak mau mengikhlaskannya....hikzz...hikz...hikz...aku mau Azka kembali, Kak!!!" Isak Pretty semakin meraung raung.

Dewi dan Edwin menghampiri mereka dan mengusap kepala Pretty. "Ma" Pretty melepas pelukan Percy dan mendekati Dewi

"Hubungi om Dhika atau om Angga sekarang juga ma, mereka dokter handal bukan. Om Dhika apalagi, hubungi om Dhika ma. Suruh om Dhika balikin Azkanya aku mah...hikzz...hikz..." isak Pretty sejadi jadinya.

"Pretty mohon ma,, suruh om Dhika kesini....aku ingin Azka kembali...hikzz" isak Pretty. "Aku ingin Azkaku,, ma.... Balikin Azkanya aku hikzz....hikz..." isak Pretty sejadi jadinya membuat ketiga orang yang berada disana menangis.

"BALIKIN AZKA AKU...... kenapa pengantin priaku di bawa pergi,,hikzzz...hikz... balikin calon suamiku ma,,, ayah...!!!" jerit Pretty semakin meraung.

"Kakak,,,, balikin Azka aku kak. Aku mau menikah sama Azka,, aku mau Azka. Balikin Azka...hikz..hikz...hikz..." isak Pretty semakin meraung.

Bruk

"Pretty!!" Pekik ketiganya karena Pretty jatuh pingsan di pelukan Dewi.

"Percy, panggil dokter" perintah Edwin dan langsung membopong tubuh Pretty membawanya ke ruangannya kembali bersama Dewi.

***

Semuanya berkumpul di pemakaman azka dan para pelayat juga, semuanya memakai pakaian serba hitam hitam, termasuk pretty yang ngotot ingin mengantar azka sampai ke tempat pembaringan terakhirnya.

"azka,,,hikz...hikz...bunny kenapa kamu lakukan ini padaku?" gumam pretty yang masih menangis di pelukan dewi.

"ma,, kenapa azka melakukan ini. kami kan akan menikah ma,,hikz,,,hikz,,,hikzz,,," isak pretty meraung-raung

"aku sangat mencintainya, mama,,hikzz...hikz.." isak pretty

"kamu harus kuat sayang, ikhlasin azka" bisik dewi mengusap kepala pretty dengan sayang.

Para pelayat sudah pulang dan memberi ucapan bela sungkawa pada keluarga, kini hanya keluarga dewi saja yang masih berada disana.

"sebaiknya kita pulang" ujar Edwin

Dewi membantu pretty berjalan menuju mobil mereka, walau pretty terlihat masih terus menengok ke arah makam azka itu.

Pretty kembali di bawa ke rumah sakit, dan disana pretty hanya termenung saja duduk di atas brangkar dengan pandangan kosong kedepan. Wajahnya terlihat sangat pucat sekali. percy, dewi dan Edwin begitu iba melihat keadaan pretty.

***

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel