Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 7 • Pertemuan Kembali •

13.14

Kala itu Rudi tengah menyusun laporan mingguan nya, ia duduk didepan komputer dimejanya, hampir seharian. Ia belum melihat Manis sampai detik itu juga, mereka memiliki kesibukan masing masing.

Rudi, pria tinggi 170cm bertubuh yang agak berisi, yang humble dan juga baik. Ia juga cukup cerdas dikalangannya. mengenal Manis sejak ia masih duduk dibangku SMA.

Dan sempat memiliki rasa terpendam terhadap Manis. Hingga Manis dipinang pujaan hatinya Kevin, mereka masih berteman. Dan lalu kini Manis kembali sendiri karena ditinggal pergi untuk selamanya pun sepertinya rasa itu masih tetap ada.

"Rud, nanti ke vendor sama Manis ya." ucap pak Ilham tiba-tiba. Pak Ilham adalah kepala bagian departemen enginer." biar skalian dia tau rekanan vendor kita."

"Vendor yang mana pak?" sahut Rudy, melongok pada orang yang bicara padanya.

"Itu yang dipelawang." jawab pak Ilham singkat."Oke ya?"

"Jam brapa pak?"

"Sesempetnya kalian ajalah. Yang penting hari ini." ucap pak Ilham sembari berlalu.

''sesempetnya klian yang penting hari ini '' guman Rudi sembari melongok jam ditangannya. '' sekarang aja dah hampir jam dua siang. Adooohh, balik jam brapa niihh.''

Rudi masih berguman, ia menggeliat, merenggangkan otot-otot ditubuhnya. diambilnya benda pipih diatas mejakerjanya, dan mulai memijit mencari nomor Manis. lalu menempelkannya ditelinga. sejenak menunggu.

"Apa Rud?" suara merdu diseberang sana.

"Ikut kevendor yuukk."

"Sekarang?"

"Heemmm... Biar cepet balik kita."

"Ok." jawab singkat Manis,"Aku tunggu di bawah ya, aku lagi di HR sekarang."

"Siyapp."

Rudi bergegas menuruni tangga, dari lantai dua menuju lantai satu, melewati lorong lorong kantor HRD dan sampai di front office. Tampak Manis tengah berbincang dengan Devi, gadis cantik nan cerdas yang memang ditempatkan di front office kantor itu. Dia diharuskan fasih dalam 3bahasa. yang tentu tak sembarang orang bisa.

Rudi dan Manis berboncengan menuju salah satu sudut kota Sb, sebenarnya tidak begitu jauh, 30menit menggunakan motor. Setelah urusan mereka selesai mereka langsung kembali ke kantor. Masih banyak tugas yang harus mereka selesaikan. Baik Manis maupun Rudi. Sebenarnya mereka telah melewati jam kerja begitu sampai dikantor, namun dikarenakan ada beberapa tugas yang memang harus diselesaikan hari itu juga, terpaksa menunda kepulangan hari itu.

19.30

Dengan badan penuh pegal Manis menyusuri jalan setapak yang di khususkan untuk pejalan kaki. Dia baru saja keluar dari areal perusahaan tempatnya bekerja.. Dia memang pulang agak malam, malam itu.

Dari belakang terdengar bunyi klakso 2 kali, dan lalu ia berhenti sejenak menoleh kebelakang, tampak sebuah mobil coklat berhenti tepat disampingnya, kaca pintu penumpang turun.

"Masuk." ucap orang yang duduk dibelakang kemudi, ia adalah Daniel.

Tanpa babibu, Manis menurut saja. ia memang terlalu lelah hari itu. Setelah masuk, dan mengencangkan sabuk pengaman, mobil kembali melaju.

Kali ini hanya dia penumpangnya. Daniel memang biasa memberi tumpangan . Daniel memang jenis orang yang selain humble dia juga baik , nggak bisa liat orang kesusahan . Namun sikap nya berbeda jika masalah pekerjaan . Dia menjadi dingin dan galak .

Mobil meluncur dijalan yang cukup padat, suara hiruk pikuk jalan menembus kesunyian malam itu.

Ddrrrrrrttttt....

Ponsel Manis berbunyi, sebuah pesan masuk. dan dibukanya, ternyata dari Rudi. ia menanyakan apakah masih di Anchor atau sudah pulang. yang dibalas sedang otw oleh Manis. niat Rudi ingin pulang bareng, namun apalah dikata Manis lebih dulu meluncur dijalanan kota Sb. Manis lalu meletakan ponsel nya kedalam saku celana jeans nya.

Mobil masih melaju, tanpa percakapan apapun, hanya suara alunan musik soft yang terdengar. Manis menyandarkan kepalanya kesamping, sebentar ia memandang hirukpikuk jalanan melalui kacamobil disamping nya, tak terasa ia pun terlelap.

Tepat didepan bangunan kos bertingkat, tempat tinggal sementara Manis, mobil coklat itu herhenti. Daniel terdiam dipandangnya wanita yang tengah terlelap disampingnya. ia enggan untuk mengusik.

Ditatap nya lekat lekat, dia tersenyum ringan. Manis memang tampak lebih berisi sekarang . sepertinya dia sudah bisa melupakan kakaknya.

Daniel menyandarkan punggung dan kepalanya dikursi lalu mulai ikut memejamkan matanya. suara musik mengalun lembut mengiringi kedua mahluk Tuhan yang tampak lelah setelah bekerja hari itu.

21.00

Manis terbangun, ia rasa masih didalam mobil. Benar, ia memang masih didlam mobil, yang terhenti tepat di dpn kosnya. ia melihat sekitar, didapatinya Daniel juga terlelap disampingnya, dibelakang kemudi dengan tangan yang terlipat didadanya.

Manis mengangkat tangan nya dan menyentuh lengan Daniel. yang membuatnya terjaga.

"Kau sudah bangun?" kata Daniel menatap Manis disampingnya, ia tampak mengusap-usap matanya.

"Aku ketiduran, kenapa ngak dibangunin?" tanya Manis lirih.

"Aku juga ketiduran. anggap aja kita impas." balas Daniel sedikit merenggangkan tangan nya kedepan.

Manis menghela nafas ringan -lalu berpamitan. Untuk masuk kekos an nya. tanpa ia sadari ponselnya terjatuh. Daniel hanya memandang dikejauhan, wanita cantik itu sudah memasuki gerbang area kos-kosan. Perlahan Daniel menghidupkan mesin, dan di sadarinya ponsel Manis yang tergeletak disamping kursi penumpang.

Disisi lain, Manis berjalan melewati lorong-lorong kamar kos yng tampak sepi. sepertinya beberapa penghuni disana tengah keluar atau memang sudah tidur.. kala itu benar-benar sunyi. membuat Manis sedikit khawatir. Dirasanya ada yang berjalan dibelakangnya, kekawatirannya makin bertambah saat ia mulai mencium aroma alkohol yang cukup kuat. ia mempercepat langkahnya, langkah seseorang dibelakang pun sepertinya ikut menyesuaikan bahkan lebih cepat, seketika tampak seseorang mendorongnya, hingga ia terpojok di ujung tembok pembatas disamping kamar kosnya. ia berbalik tampak sesosok pria didepannya, dengan aroma alkohol yang cukup menyengat. ia adalah pemuda yang juga penghuni kos an itu, hanya kamarnya ada dibagian depan.

Manis mulai diserang ketakutan, pasalnya pemuda itu juga memiliki minat padanya, namun ia tak suka, karna memang pria tersebut bukan pria yang baik. ia sering minum dan sering membawa wanita masuk kekamarnya.

Lelaki itu mulai menyerang Manis, menyengkram kemejanya hingga beberapa kancing nya terlepas, ia mencumbu leher manis dan beberapa bagian kulitnya yang tampak terbuka.. meski Manis telah melawan sekuat tenaga ia seolah tak bergeming. lelaki itu masih terus mencumbunya dengan kasar. Manis lemah, tenaganya tak cukup untuk melawan. ia seolah pasrah. mungkin ia memang harus seperti ini..

Sebuah tangan menarik pria itu, lalu menghujamnya dengan sebuah pukulan telak di wajahnya. ia tersungkur, tak bergerak. namun masih sadar, mungkin karena alkohol sehingga ia mudah roboh, atau memang pukulan itu begitu kuat hingga membuatnya tak mampu berdiri. pria itu menatap nanar orang yang telah memukulnya, Daniel berdiri tepat didepannya.. memandang dengan penuh amarah.

"Kau.... " ucap Daniel menunjuk pria yang abis dipukulnya, "Akan kupastikan kau dijemput polisi malam ini." lanjutnya, ia lalu menarik tangan Manis , dan melangkah ke luar kos-kosan. membawanya masuk kedalam mobil yang terparkir didepan, lalu melajukan nya.

Sunyi.. Manis menangis, walau tanpa suara, hanya airmata yg mengalir. Ia masih syok dan takut akan apa yang baru saja ia alami. Ia membenahi kemejanya yang sempat terkoyak. dan meremas kemeja depan yang telah tertanggal kancingnya.

dalam diamnya, dan fokus mengemudi, Daniel membuka jaketnya, lalu diletakkan nnya dipangkuan Manis.

Sejenak Manis terdiam, dipandangnya jaket dipangkuannya, lalu ia kenakan. Mobil coklat itu masih melaju, membelah jalanan yang ramai meski malam semakin larut.  Daniel membelokkan mobilnya diarea perumahan yang cukup padat, kemudian ia berhenti didepan rumah bercat cerah. Ia turun dan membuka gerbang berwarna orenge didepannya, lalu kembali masuk dan memarkirkannya digarasi terbuka. Daniel membuka pintu kursi penumpang, mengisyaratkan Manis untuk turun.

Perlahan Manis mengikuti masuk kedalam rumah,melalui pintu yang terhubung dengan garasi. rumah itu cukup luas, begitu memasuki pintu tampak dapur yang rapi dan terkesan minimalis, ada sebuah meja persegi yang menempel didinding samping kanan, dan tampak 2 pintu kamar disisi sebelah kiri.

Ruang tamu yang bersebelahan dengan garasi, tampak begitu gelap karna memang mereka tak masuk dari sana.

Daniel menarik kursi didepan meja persegi itu.

"Duduklah " titahnya , ia berpindah ke dapur yg memang hanya dlm 1lingkup ruang tengah dan mulai membuat secangkir teh.

Manis duduk, ia tampak lebih tenang.. setelah teh siap, diletakkannya di atas meja depan Manis duduk.

"Minumlah , ini akan membuatmu lebih tenang." ucap Daniel. ia membuka pintu kulkas, lalu mengambil sekaleng minuman dan meneguknya.

Daniel duduk dikursi disisi yang berbeda namun masih didekat Manis. ia meletakkan minuman kalengnya dimeja.

"Aku sudah memperingatkanmu sebelumnya, itu bukan lingkungan yang baik. " ucap Daniel lagi, manis hanya terdiam. Dan menundukkan kepalanya.

"Aku kembali karena kamu menjatuhkan ponselmu di mobil." diserahkannya ponsel Manis.  Manis masih terdiam. Ia hanya menyeruput teh didepannya.

"Tinggallah disini." sambung Daniel lagi.

"Ada dua kamar disana, kamu bisa menempati yang satu-nya." lanjutnya sambil menunjuk dua kamar di sisi sebelah kiri. "Yang depan kamarku, dan untukmu yang sebelah."

"Aku.. Tak ingin merepotkan mu." balas Manis Lirih."Aku , akan menginap dikos temanku saja."

"Nggak usah." sentak Daniel sedikit kesal."Tinggal disini juga ngk gratis. Kamu bantu aku beresin rumah dan masak untuk ku. Anggap itu untuk bayar sewa dirumah ini."

Daniel berjalan dan membuka pintu kamar yang dekat dengan ruang tamu. memasuki nya dan lalu keluar lagi dengan sebuah jaket ditangannya.

"Kamarmu masih berdebu, besuk saja dibersihkan. Pakai dulu kamarku. " ucapnya sambil mengenakan jaket yang dibawanya.

"Aku keluar sebentar. Kalau butuh baju ganti pakai saja yg dilemari. kau boleh memakai bajuku sementara waktu."

Daniel membuka pintu yang terhubung dengan garasi. lalu menoleh.

"Buat dirimu senyaman mungkin disini. Aku pergi ya."Tutupnya dan berlalu.

Terdengar suara mesin mobil yang berlalu dan perlahan menghilang.

Manis memandang berkeliling, melihat setiap sudut ruangan tersebut. ia beranjak dan melangkah menuju pintu kamar Daniel yang terbuka. lalu memasukinya. tercium aroma maskulin disana, Manis duduk di pinggiran ranjang. lalu merebahkan diri diatasnya. perlahan ia. pun terlelap.

Bersambung..

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel