
Ringkasan
Manis terpaksa menikah dengan adik iparnya karena kepergok oleh sang mama dan papa yang berkunjung karena tinggal dalam satu atap yang sama. bagaimana semua itu bermula? Dan bagaimana akhirnya?
Bab 1 • Permulaan •
Manis menggeliat, tubuhnya terasa panas, kecupan ringan serasa menguliti tubuh nya. Netranya terpejam. Dia menikmati sentuhan lembut di setiap inci tubuhnya. Merasi hembusan hangat yang menelisik kedalam tubuh nya. Nikmat dunia yang membuat nya merasa diatas awan. Apakah ia bermimpi? Ini terlalu nyata untuk disebut mimpi, namun bila mimpi pun ia enggan untuk bangun.
Keesokan hari nya.
''Ma.. Apa kevin pulang semalam??" tanya Manis, sambil membalikkan tempe goreng diwajan.
Tampak seorang wanita paruh baya, memasuki ruang dapur dan mencuci tangan di wastafel,
"Lohh, bukan kah dia suamimu, kok malah tanya mama, dia pulang apa nggak?" jawabnya. Mama Rina, ia adalah ibu mertua manis yang baik dan keibuan. Wajahnya ayu, ia masih tampak muda diusianya yg sudah kepala 4 lebih.
Sejenak Manis terdiam,
"Kupikir Kevin pulang semalam . Ahh . Mungkin benar aku cuma mimpi." Gumam Manis Akhirnya. Ia kembali melanjutkan aktifitas memasak nya.
Pagi yang cerah, selalu diawali dengan aktifitas dan obrolan ringan antara menantu dan mertua yang sama cantik nya. Mereka akur dan akrab layaknya seorang ibu dan anak pada umum nya.
Mereka sering memasak bersama, walau sudah ada asisten rumah tangga, bercengkrama di dapur seperti suatu keharusan.
Tak berapa lama menyembul kepala seorang pria dengan tubuh yang proporsional .
Ia melongok ke dapur. Namun Dia hanya berdiri ambang pembatas nya saja.
"Ma , hari ini aku jangan dibikinin kopi ya." suara Pria itu.
Mama Rina menoleh kearah nya. Begitu juga dengan Manis.
"Kenapa? Kok tumben Niel?" tanya Mama Rina heran.
"Kepala ku pusing. Teh Manis aja."
"Loh biasanya kalau pusing suka minta kopi."
"Aku kebanyakan minum semalam." ucap nya, ia melirik Manis sesaat , entah dengan pandangan yang sedikit berbeda. Lalu pergi meninggalkan Dapur.
"Kenapa dia melihat ku dengan tatapan seperti itu." batin Manis heran . Dia lalu melanjutkan menggoreng tempe.
Pria itu adalah Daniel Arkana adik laki-laki Kevin . Kevin suami Manis yang kini sedang berdinas keluar kota.
_______
"Ma, Pa, Manis berangkat kerja dulu ya." pamit Manis, setelah seluruh aktifitasnya selesai.
"Sore ini Kevin bilang mau pulang , jadu aku jemput dia dulu dibandara. Jadi aku pulang agak telat yaa. Tadi Kevin dah wa aku. " sambung nya sambil mencium tangan papa dan mama nya bergantian.
"Iyaaa. Hati-hati dijalan ya." jawab Papa Yori singkat.
"Akur-akur ya Nis sama Kevin." sambung Mama Rina sembari menyungging senyum.
"Selalu Ma, kapan sih kami pernah bertengkar?"
Manis mulai menghidupkan motor matiknya, mengenakan helm dan membawa satu helm lagi untuk Kevin.
Ia mulai melajukan motornya dengan kecepatan sedang, menuju gedung tempat Ia bekerja sebagai enginering product. Disanalah pula Ia bertemu dengan Kevin, suami nya yg kini tengah dinas keluar kota.
Walau mereka sudah tidak satu kantor lagi, dikarena peraturan yang mengharuskan tidak ada nya pasangan suami istri dalam satu perusahaan. Kevin memilih keluar dan bekerja dibawah anak perusahan ayahnya.
16.45
Tampak seeorang pria bertubuh tinggi 175cm dengan baju kasual yang melekat pas dibadan nya, berdiri diterminal kedatangan bandara SH.
Dia melihat jam ditangan nya, menunggu seseorang menjemputnya. Pria itu mengeluarkan benda pipih dari saku celana, tampak ia tersenyum dan menempelkannya ditelinga kirinya.
"Kevin alwiyadi." suara seseorang diseberang sana.
Yaa, diseberang sana nampak Manis dengan ponsel ditelinganya, melambai dengan riangnya.
Tanpa menyia-nyiakan waktu Kevin bergegas menghampiri.
"Kangen aku kan?" seru Kevin dengan senyum nakal khasnya, begitu tepat didepan Manis.
"Enggak." jawab Manis sok cuek sambil berbalik.
Jawaban itu tentu membuat Kevin kesal. Karna pasangan nya tak merasakan hal yang sama.
Sepersekian detik ekspresinya berubah kala dilihatnya Manis mengangkat tangan nya, tampak jari telunjuk dan jari tengah bertaut dan terkait pertanda ia sedang berbohong.
"Salah." sambung Manis sembari berbalik dan memisahkan jari telunjuk dan jari tengah nya hingga membentuk V.
"Nakal." jitak Kevin dengan senyum sumringah nya.
"Awas aja ntar malam, ku bikin minta ampuunnn." geram Kevin.
"Siapa yang minta ampuunn." Balas Manis menggoda." Kamu paling."
______
18.18
Lampu-lampu taman mulai menyala satu persatu, membuat yang gelap menjadi sedikit lebih terang. Teras yang cukup luas dengan pot pot tanaman menghias dibeberapa sisinya.
Mama Rina dan Papa Yori sepasang paruh baya yang duduk dikursi teras tampak sibuk dengan obrolan ringan dan riangnya, terhenti melihat anak kesayangan nya telah memasuki areal ruang taman rumah itu. Memarkirkan motor matiknya tepat diteras samping.
Manis melangkah lebih dulu menghampiri Mama Rina dan Papa Yori menyalami dan mencium tangan keduanya bergantian. Sementara Kevin mengekor dibelakang dengan menggeret koper medium size.
"Anak sulung mama dah pulang." ucap Mama Rina mengelus kepala Kevin yg tengan menyalami dan mencium tangan nya.
"Gimana? Lancar Vin?" Tanya Papa Yori.
"Lancarlah pa,, Kan Kevin yg handle." balas Kevin dengan percaya diri.
"Dah!! Sana mandi dulu terus kita diner bareng . " ucap Papa Yori.. " Mumpung personil dah komplit. Adekmu dah balik tu dari New york."
"Siyap bozz!" seru Kevin dengan mengangkat tangannya hormat." Kapan Daniel balik?"
"Dah lama, cuma mampir dulu dia ke kota Sb . baru seminggu ini dia dirumah " jelas Mama Rina.
Kevin memalingkan kepalanya kesamping tepat dimana Manis berdiri.
"Mandi bareng yuukk yank." ajak nya nyengir.
Manis hanya melempar senyum tipis nya, dan berjalan melenggang masuk kedalam rumah.
"Apa itu artinya setuju??" goda Kevin mengekor dengan tawa kecilnya. " Dah lama kita gak mandi bareng kan? Aku gosokin punggung mu deh."
Tanpa jawaban lagi Manis hanya sedikit melebarkan senyum nya, melepas kardigan yang dia kenakan dan melemparnya tepat dimuka Kevin. Ia tersenyum menggoda , dan berlari kecil menaiki anak tangga menuju kamar atas.
Kevin menyibakkan kain yang dilempar Manis dari wajah nya . Tampak senyum mengembang diwajah tampannya . Ia mengejar istrinya dengan langkah kecil.
Rumah itu memiliki dua lantai, lantai atas dengan tiga kamar tidur, satu kamar mandi dan ruang kluarga yang cukup luas dengan balkon yang menghadap ke belakang rumah.
Terdapat kolam renang minimalis dan sedikit tanaman hias tumbuh di skitar, dan sebuah gasebo di ujung pekarangan belakang.
Satu ruang tidur ditempati Kevin dan Manis berada di sisi kanan tangga. Cukup luas dengan kamar mandi dalam. Satu ruang di dekat balkon milik adiknya Daniel dan satu ruang lagi dibiarkan kosong dengan kamar mandi yang mengapit diantara keduanya.
Sementara Mama dan Papa nya menempati kamar di lantai bawah .
Kevin yang menyusul menaiki anak tangga, tepat saat Ia sampai dilantai atas dilihatnya Daniel tengah duduk merokok dibalkon. Dia letakkan semua bawaan nya didepan pintu kamar nya, dan menghampiri adiknya.
"Kapan balik dari New York?" sapa nya membuka obrolan. Daniel menoleh dan hnya menatap kakaknya sekilas. Dan kembali memandang dilangit. Kevin mengambil rokok yang masih bertengger. dimulut Daniel, berganti menghisap nya dalam dalam.
"Nikmat nyaa... Lama banged gak ngrokok... " Ucap Kevin dengan menyembul asap rokok dari mulutnya keudara.
"Bagaimana udara disini?"
"Panass.."
"Hahahah.... " tawa Kevin menggelegar.. " Se enggaknya disini lebih adem hati dan pikiran nya .. Deket keluarga... Dirumah sendiri.. "
Kevin menyelesaikan hisapan rokok nya lalu mematikan dan membuangnya di asbak dekat pintu balkon.
"Nikmati aja suasana disini. Kamu bakal betah nanti... " tutupnya, melangkah masuk menuju kmarnya.
Malam semakin larut, Mama Rina dan Papa Yori telah terlelap di kamar bawah. Daniel masih asik dengan hisapan rokok nya dibalkon atas.
Sementara sepasang lainnya bercengkrama dan bercinta , setelah satu minggu tak bertemu. Mereka luapkan rindu dan hasrat yang bergejolak dalam diri.
Dalam dekapan Kevin , Manis yang dipeluk dari belakang oleh suami nya , bercerita tentang yang Ia rasakan dimalam sebelumnya.
"Ku pikir kamu pulang semalam Vin.." ucap Manis pelan, ia mulai bercerita . sementara Kevin sibuk mengecup bahu Manis yang terbuka.
"Kenapa?" balas Kevin masih dengan aktifitasnya.
"Tapi kupikir itu hanya mimpi." lanjut Manis menggeliat , ia sangat menikmati setiap sentuhan kevin di tubuhnya.
"Coba cerita, Biar aku yang mencerna untukmu.. " sambung Kevin lembut . ia menatap lekat pada wajah ayu istri nya dari samping.
"Semalam aku merasa sedang diatas awang .." ucap Manis lagi
"Aku merasa kamu menyentuh setiap inci tubuhku.. Menciumku, dan aku menikmati malam itu.. Seperti malam ini. Tapi saat aku membuka mata pagi hari nya,, kamu gak ada. Dan aku masih memakai piyama yang sama.." lanjut Manis sembari mengingat kejadian semalam.
"Hmmmm... Kamu pasti kangen banget sama aku kan ?! " Goda Kevin menghentikan aktifitasnya, dan mengeratkan dekapan nya.
"Kamu bau rokok.. " sungut Manis, menatap wajah suami nya dari samping .
"Nggak ada sebatang kok.. "
"Bukan.. Maksudku semalam. Dan ada bau alkohol.." ucap nya , ia mulai mengingat kejadian semalam. Memang aneh ia juga bisa mencium aroma rokok dan alkohol dalam mimpinya .
Kevin terdiam dengan tatapan yang sulit diartikan.. Ia tertawa kecil ..
"Kamu pasti bermimpi." Kevin mengeratkan kembali pelukannya." Tidak mungkin ada seorang pria yang tiba-tiba masuk dan memperkosa mu."
Manis tertawa geli, ia juga sedikit lega.
"Benar!"
Ia mengecup bibir suami nya dari samping , yang lalu disambut dengan sesapan dari mulut Kevin. Sekali lagi , mereka melanjut kan ritual hubungan suami istri ..
Bersambung...
