Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 6

“Kenapa yah semakin aku berusaha menjauh darinya, aku merasa sakit, lebih sakit saat aku di putuskan sama Hanum,’’ bathin Bayu.

Perhatian yang diberikan oleh Bintang mampu mengalihkan dunianya yang sedang kacau menjadi baik-baik saja. Bintang yang selalu baik padanya, memberikan perhatian dari pagi sampai malam hari membuat Bayu menjadi jatuh hati padanya. Namun, perasaan itu ia pendam karena Bintang sudah menikah.

Bayu tidak pernah mempertanyakan tentang suami Bintang, apakah suaminya marah atau macam lainnya yang berhubungan dengan rumah tangga wanita itu. Dia takut kalau dia menyinggung ke sana, Bintang akan menjauhinya padahal saat ini Bayu sangat butuh perhatiannya.

Seorang pria yang baru saja putus cinta dan patah hati terus ada wanita cantik yang pernah di sukai sejak dulu memberikan perhatian tentulah hal yang sangat menyenangkan. Selain dapat membuat hati nyaman, juga bisa melupakan sang mantan yang berkhianat.

Setelah pulang bekerja hari ini, Bayu langsung ke kamar mandi membersihkan diri. Setengah jam lagi waktu Maghrib akan tiba. Bayu yang baru selesai mandi melihat layar ponselnya menyala yang sedang ia cas di atas nakas kamarnya.

Pria tampan yang mengenakan handuk setengah badan itu saja pun perlahan berjalan untuk mengambil ponselnya yang tercager. Bayu melihat 3 panggilan tak terjawab dan satu pesan singkat via WhatsApp.

Bintang [Kamu udah pulang kerja? Jangan lupa makan biar tetap kuat menghadapi kenyataan kalau putus cinta itu bukan akhir segalanya, semangat! Masih banyak wanita di luaran sana yang bisa kamu cintai.] Emoji senyum.

Bayu tersenyum membaca pesan manis yang berisi nasehat dan penyemangat untuknya. Hal ini yang terus terusan diberikan oleh Bintang padanya. Perhatian layaknya seorang sahabat yang juga ikut merasakan sakit yang ia rasa.

Perasaan yang Bayu rasakan tidak bisa ia kendalikan saat ini. Namun, ia tetap harus bungkam karena tak mungkin dia menyatakan cinta pada wanita yang telah bersuami. Meskipun ia tahu Bintang sudah menikah tapi, dia tidak bisa melepaskan wanita itu begitu saja karena sekarang separuh nafasnya sudah dikuasai oleh Bintang.

Jantungnya berdegup begitu kencang, darahnya berdesir naik sampai ke ubun-ubun, dadanya cenat cenut seperti orang yang sedang kasmaran. Bayu hanya bisa cengar-cengir sembari membayangkan raut wajah Bintang yang begitu polos dan cantik. Senyuman wanita itu pun ia bayangkan dengan bibir tipis merah merona dengan tahi lalat kecil di pinggir bibir atasnya.

Bayu menarik pengisi baterai itu dari lobangnya. Dia menggenggam ponselnya dan langsung menghubungi Bintang. Hanya satu kali panggilan wanita itu langsung mengangkat telponnya.

“Halo Bayu…tadi Kamu kemana aja sih? Aku nungguin tahu, di telpon nggak di angkat di chat juga kagak di balas!’’

Terdengar suara Bintang yang begitu kesal. Namun, kekesalan dan gaya bicaranya yang bar-bar tapi sedikit manja itu justru membuat Bayu senang sambil senyum-senyum sendiri.

“Andai saja kamu bukan istri orang, aku akan langsung melamarmu untuk kujadikan ratu di hatiku…” bathin Bayu.

“Haloo, haloo, Bay! Kok diem bae? Mau ngomong apa cuman saddap aja nih?’’ ketus Bintang dari seberang sana.

Seketika Bayu pun tersadar dari lamunannya.

“Eh, oh, eh, maaf maaf…gitu aja sewot! Kamu lagi apa nih? Aku lagi mandi tadi, hp di cas jadi kagak dengarlah,” tukas Bayu.

“Mandi kok lama amat sih! Lebih lama dari mandinya perempuan, aku sudah 1 jam yang lalu telpon kamu loh…”

“Mana, satu jam kurang 5 menit kali, aku juga lihat kok jam nya,” balas Bayu nggak mau kalah.

“Kurang 5 menit ya sama aja dong! Aku tuh udah tahu yah, jam segini kamu pulang kerja makanya aku telpon, hehehe.”

“Segitunya yah…memangnya nggak ada yang marah kalau kamu begini?’’

Bayu bertanya demikian untuk menyindir Bintang yang sudah bersuami.

“Maksud Kamu?”

Tiba tiba terdengar suara ibunya Bintang yang memanggil namanya.

“Bentar, nanti kita sambung lagi yah…ibuku memanggil,” timpal Bintang.

“Oke, aku juga belum pakai baju nih takut masuk angin, hehehe.”

“Ya sudah telponnya ku putus, jangan telat makan loh! Ingat, putus cinta itu…”

“Bukan akhir segalanya,” sambung Bayu menyela perkataan Bintang yang belum selesai.

Kedua sambungan telpon pun terputus. Bayu beranjak dari ranjangnya sambil bersiul-siul membuka lemari pakaian dan mengeluarkan baju yang akan ia kenakan malam ini. Celana pendek jeans dan kaos oblong berwarna putih.

Selesai berpakaian Bayu keluar untuk makan malam bersama keluarganya. Bayu yang sudah naik jabatan jadi manajer terlihat lebih cool dan berwibawa. Menu makanan mereka pun sedikit lebih baik dari sebelumnya karena gaji bulan ini belum keluar.

Bu Nur dan Ayu sudah duluan di meja makan menunggu kedatangan Bayu. Setelah Bayu datang, Bu Nur pun menyendokkan nasi ke piringnya.

“Nggak usah Bu, biar Bayu saja…” ucap Bayu tersenyum.

Bu Nur mengurai senyum lalu memberikan piring itu padanya. Mereka bertiga pun menikmati makan malam yang begitu nikmat. Selesai makan, Bu Nur menanyakan pada Bayu perihal hubungannya dengan Bintang.

“Kamu masih berhubungan dengan Bintang, Nak?’’ tanya Bu Nur.

Bayu yang tahu ibunya melarang dia tetap berhubungan dengannya Bintang pun merundukkan matanya.

“Iya Bu…Bayu nggak sanggup jika jauh darinya…” jujur Bayu mengatakan itu.

“Nggak bisa bagiamana sih Nak…dia itu istri orang loh, kagak baik jika Kamu terus-menerus dekat dengannya. Ibu dengar dari pagi sampai malam kalian telponan terus!’’

“Bu…dia itu baik, berkat dia aku bisa melupakan Hanum, berkat perhatiannya aku jadi merasa kalau aku itu sebagai lelaki punya harga diri, karena dia juga….aku merasa hidupku telah kembali Bu…”

“Ibu tahu apa yang kamu rasakan Bayu…ibu tahu saakiitt sekali rasanya berada di posisi Kamu sekarang tapi, kamu juga harus sadar kau dan Bintang itu takkan bisa bersama. Dia istri orang, betapa kalo harus ibu ingatkan, istri orang!’’

Nada suara Bu Nur meninggi saat mengatakan itu. Dia merasa jengkel karena anaknya tidak bisa di larang. Memang kalau sudah merasa nyaman akan sulit untuk pergi.

“Kamu harus jauhi dia! Bagaimanapun itu, apapun yang kau rasakan saat ini semuanya salah! Kau harus sadar itu Nak…masih banyak wanita di luar sana yang jauh lebih baik apalagi, sekarang ini kamu sudah jadi manajer. Kalau nggak Kamu minta balikan aja lagi dengan Hanum.”

Bayu menatap ibunya intens. Bagaimana bisa dia kembali pada Hanum yang sudah mengkhianati bahkan merendahkan dirinya karena miskin.

“Kalau untuk kembali padanya, aku nggak bisa Bu. Dia itu udah rendahin harga diri aku, hianati aku, bahkan mempermalukan aku di depan pria yang ia banggakan itu. Apa ibu mau aku kembali pada wanita seperti itu? Bagaimana jika nanti aku jatuh miskin dan dua ninggalin aku? Apapun itu aku tidak akan pernah kembali padanya.”

Bayu mendekatkan itu di dalam dirinya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel