
Ringkasan
Bayu yang baru saja putus dengan pacarnya karena dikira miskin menjadi putus asa. Setelah dia bertemu dengan teman sekolahnya saat SMP dulu, hidupnya kembali berwarna . Namun, Bayu berfikir bahwa temannya itu sudah menikah. Siapa sangka malam panas yang tidak mereka sengaja karena dalam keadaan mabuk membuat Bayu tercengang saat melihat noda darah di atas sprei. "kamu belum menikah Bintang??"
Bab 1
Bayu seorang pemuda berusia 27 tahun yang menjalin hubungan dengan seorang wanita teman SMAnya. Inilah cinta pertamanya dan berharap sebagai cinta terakhirnya. Tiga tahun menjalin kasih, setia dan sangat menyayangi ternyata cintanya itu memutuskan hubungan mereka dengan alasan bahwa dirinya telah dijodohkan dengan pria lain.
Bayu tidak bisa mengatakan apapun untuk mempertahankan cintanya karena gadis itu juga setuju di tambah lagi pekerjaan Bayu pada saat itu juga belum mapan. Pemuda itu merasa bahwa cintanya yang begitu besar selama ini sia-sia jika ujung-ujungnya hanya mementingkan harta.
"Aku tidak bisa melanjutkan hubungan ini lagi, sebentar lagi aku akan menikah!"
Bar!
Bak di sambar petir di siang bolong, hati bAyu hancur berkeping-keping mendengar keputusan yang diberikan oleh wanita yang sangat dia cintai itu.
Separuh jiwa raganya sudah dia berikan untuk Harum, ternyata hanya karena harta dia rela meninggalkan Bayu untuk pria lain pilihan orang tuanya.
"Aku sangat mencintai Kamu, apakah cintamu padaku sudah luntur?"
Bayu menatap wanita yang bersamanya itu dengan sayu. Dia berharap Harum mengubah keputusannya.
"Hidup ini tidak butuh Cinta, makan pake cinta juga nggak akan kenyang. Aku minta maaf, aku harus pergi. Semoga kamu mendapatkan wanita yang lebih baik dariku."
Harum bangkit dari duduknya. Mereka sedang berada di taman di jantung kota kecil di Sumatera.
Bayu menarik tangan Harum dan meminta agar wanita itu tidak meninggalkannya.
"Lepaskan Bayu! Tolong hargai keputusanku, jika kau mencintaiku maka relakan aku bersama yang pria itu. Ibuku tidak mau bila aku bersama orang yang belum jelas kerjanya!"
Bayu pun kaget, dia tidak pernahengira jika Harum bisa menghinanya seperti ini. Hubungan bertahun-tahun hancur karena harta. Selama ini dia mengira wanita itu sangat mencintainya dan menerima segala kekurangannya.
Harum pergi menuju parkiran, menaiki motornya seraya melaju pergi meninggalkan Bayu yang terluka.
Orang-orang di sekelilingnya menatap antusias sembari membicarakannya.
"Huh! Makan tuh cinta!" umpat seseorang tak di kenal.
"Tega sekali wanita itu ya, dasar matre!" ucap yang lainnya.
Bayu tidak bisa lagi menutupi malunya. Bulir air mata pun mampu menembus dinding tebal hingga membasahi pipinya. Dia harus menanggung malu dan sakit hati di depan orang banyak.
Pemuda itu bangkit dari duduknya dan meninggalkan taman. Di dalam perjalanan dia terus merenungi dirinya sendiri. Selama ini dia melihat cinta mantan kekasihnya itu begitu besar untuknya. Dia tidak pernah mempermasalahkan tentang harta dan martabat.
Seraya mengendarai motor, Bayu menarik gas dengan kecepatan tinggi Dean perasaan hancur berkecamuk. Pria itu merasa dunianya telah runtuh. Impiannya sudah berakhir, hidupnya tidak berguna lagi.
Bebezapa jam kemudian, dia sampai di rumah. Rumah dengan bentuk yang sederhana. Bayu memarkirkan motornya di halaman rumah yang berlapis tanah liat itu. Dia bergeming berdiri di sana menatap ke arah pintu rumahnya.
Bayangan harum, canda tawanya terngiang-ngiang dalam benaknya. 3 tahun pacaran, Harum juga sering dia ajak main ke rumah. Orang tuanya juga suka dan merestui hubungan mereka. Namun, sekarang semuanya telah hancur.
"Kamu kenapa Nak?"
Di saat bersamaan ibunya Bayu keluar menghampirinya. Wanita paruh baya itu heran melihat raut wajah anaknya yang muram dan tak bersemangat.
"Bu, apakah salah jika aku mencintai dia?" tanya Bayu pada ibunya.
Bu Nur menjadi bingung mengapa tiba-tiba putranya berkata seperti itu.
"Apakah orang miskin tidak bisa mencintai dan di cintai, Bu?" timpalnya.
"Ibu nggak ngerti..ayo masuk dulu, kita bicarakan di dalam!"
Bu Nur mengajak Bayu masuk ke dalam rumah. Dia melihat putranya begitu terpukul tapi, tidak tahu apa penyebabnya.
Tubuh yang lemas, wajah lesu tak bersemangat, hati hancur membuat Bayu malas untuk melakukan apa-apa. Dia pun duduk di kursi yang terbuat dari rotan itu dengan badan yang lunglai.
"Ayo cerita sama ibu, kamu kenapa?"
"Dia cinta harta Bu! Dia bilang akan menikah dengan pria lain pilihan ibunya karena aku miskin Bu!" cicit Bayu dengan kesedihannya.
Sepasang netra dari wanita paruh baya itu terbelalak, dia juga kaget mendengar ungkapan putranya. Dia tahu betul kalau Bayu sangat mencintai Harum begitu juga dengan wanita itu.
Bu Nur segera memeluk putranya. Dia tahu bahwa putranya butuh sandaran dan nasehat untuk saat ini.
"Kamu yang sabar ya Nak...anggap saja ini yang terbaik untuk kamu dari Allah."
"Bayu sangat mencintai dia Bu, bagaimana bisa aku melupakannya?"
Sepasang bola mata Bayu tampak berembun. Dia tidak bisa menyembunyikan kesedihannya sekecil apapun.
"Ibu tahu, siapa lagi yang paling mengerti dirimu kalau bukan aku orang tuamu."
Bayu bergeming, pandangannya kosong, wajahnya tampak merah karena menangis terlebih lagi kulitnya yang berwarna putih.
"Aku harus bagaimana Bu?"
"Kamu harus bisa merelakannya,lupakan dia! Jangan kau harapkan lagi. Untuk apa mencintai wanita seperti itu yang tak bisa mengahargai hubungan kalian," nasehat ibunya.
"Bayu ke kamar dulu Bu. Pikiranku sedang kacau saat ini."
Dia pun bangkit dari duduknya. Berajalan perlahan menuju kamarnya. Bu Nur juga terluka melihat putranya begitu. Dia juga tak pernah menduga jika hubungan keduanya berakhir seperti ini padahal akhir tahun mereka sudah merancang pernikahannya.
Harum tidak pernah tahu jika Bayu telah mempersiapkan pernikahan untuk mereka. Namun, Bayu sengaja menundanya karena dia belum resmi di angkat sebagai manajer di proyek yang sedang dipegang olehnya saat ini.
Perkiraan, menurut pemberitahuan dari pemilik perusahaan akhir tahun yang tinggal lima bulan lagi dia akan diangkat menjadi manajer setelah arsitek yang dia ciptakan ini lolos dengan hasil yang memuaskan.
Bayu sangat ahli di bidang arsitek, sehingga dia di promosikan untuk naik jabatan menjadi manajer. Dia sempat memberikan Harum sebuah cincin bukti cintanya tapi telah dikembalikan oleh wanita itu karena merasa itu bukanlah sebuah cincin mahal yang pantas dia pakai.
Bayu berbaring di atas ranjang sambil menatap langit-langit kamar. Cincin yang dia berikan kini melingkar di jari manisnya. Cincin itu dia beli dari gajinya bulan lalu untuk membuktikan bahwa dia serius akan menikahi Harum.
Ting!
Terdengar bunyi notifikasi fesbuknya. Bayu pun bergegas mengambil ponsel yang masih terkurung di dalam tas Selempangnya. Dia pun penasaran, berharap itu chat messenger dari Harum karena dari whatsap sudah di blokirt.
"Bintang Siregar menerima permintaan pertemanan Anda"
Ternyata satu Minggu yang lalu dia mengirimi permintaan pertemanan kepada Bintang, temannya saat SMP. Dia tidak sengaja mengirimkannya dan lupa menghapusnya.
Dia melihat status berandanya sudah menikah. Wajahnya yang kini semakin cantik dan glowing. Entah itu karena efek atau memang wajah aslinya belum tahu.
Bayu pun meletakkan kembali ponselnya karena menurutnya itu tidaklah penting.
Ting!
Bunyi notifikasi lagi. Kali ini Bintang mengirimkan pesan lewat messenger.
[Assalamualaikum, Kamu Bayu teman SMPku?"] Bintang Siregar.
Bayu sebenarnya malas untuk membalas pesan itu tapi, akhirnya dia balas juga untuk menghilangkan kegabutannya.
[Iya, apa kabar Bintang?] Bayu.
[Alhamdulillah baik, btw Kamu udah nikah?] Bintang Siregar.
Bayu pun berhenti mengetik dan meletakkan ponselnya kembali.
