13. Anak kecil
Attar melangkahkan kakinya menuju ke pintu. Namun matanya masih memandang gadis cantik yang sibuk dengan alat pembersih kaca di tangannya. Dikeluarkannya ponsel dari dalam saku celananya dan memotret gadis itu secara diam-diam. Ia kemudian meninggalkan ruangannya dan menutup pintu ruangan tersebut. Senyum mengembang di bibirnya saat mengingat gadis tersebut.
Pria itu menggelengkan kepalanya saat mengingat gadis itu bercerita. "Dasar anak kecil," ucapnya yang kemudian berjalan menuju lift pribadinya.
Attar masuk ke dalam lift nya dan memandang lift tersebut. Selama ini dia tidak pernah memperhatikan lift khusus miliknya bahkan dia tidak tau bentuk lift yang bisa dipakai karyawannya. Namun saat mendengar ucapan gadis tersebut membuatnya memperhatikan lift khusus untuk direktur utama. Attar kemudian tersenyum saat mengingat ucapan gadis tersebut. Atar berdiri menunggu pintu lift terbuka. Ia tersenyum saat pintu lift itu terbuka.
"Ternyata seperti ini rasanya naik life direktur utama," ucapnya sambil tersenyum geli saat mengingat gadis itu berbicara dengannya.
Atar memanggil kepala security yang menjaga keamanan di kantornya. Dengan cepat kepala bagian keamanan itu datang menemuinya.
"Ada apa pak Attar," ucap pria yang bertubuh tinggi dengan kulit yang cukup gelap. Pria itu tampak takut saat yang memanggilnya pemimpin tertinggi di perusahaan ini.
Attar memberikan ponselnya "Lihat foto gadis itu. "Ucapnya.
"Iya pak, Ada apa dengan wanita yang ada di foto ini," ucap pria yang bernama Anto tersebut. Anto masih belum mengerti apa maksud dari ucap bosnya.
"Gadis yang ada di foto ini sekarang bekerja di sini sebagai cleaning service selama satu minggu. Selama dia menjadi cleaning service di sini ini, aku minta agar tidak ada yang melarangnya untuk memakai lift khusus direktur utama," ucapnya kepada kepala security nya.
Walaupun sedikit bingung dengan perintah yang didengarnya. Anto tetap menganggukkan kepalanya.
"Apa boleh saya minta fotonya," ucap Anto agar mempermudah dirinya untuk memberikan informasi keseluruhan anggota nya.
"Kamu cukup memperhatikan wajahnya dan ingat wajahnya baik-baik. Fotonya saya tidak akan memberikan dan Ingat jangan ada satupun yang mengambil foto gadis ini," ucapnya menegaskan.
"Baik Pak," ucap Anto.
Attar pergi meninggalkan setelah memberikan perintah nyeleneh nya. Ia berjalan ke parkiran mobilnya dan masuk ke dalam mobilnya. "Apa yang terjadi," ucapnya yang memukul keningnya sendiri. Saat mengingat apa yang telah dilakukannya. Mengapa Ia begitu ingin gadis itu bebas memakai lift pribadinya tanpa ada yang boleh melarangnya. Yang membuatnya tidak mengerti, mengapa dia tidak memperbolehkan ada satu orangpun yang menyimpan foto gadis tersebut. Atar mengacak-acak rambutnya ketika merasa ada yang aneh dengan dirinya. "Terlalu kecil," ucapnya ketika mulai menjalankan mobilnya.
****
Alisa pulang lebih cepat dari pada jadwal pulang seharusnya. Setelah pekerjaannya di kerjakannya selesai. Alisa menelpon Om Yuda untuk meminta izin agar pulang lebih dulu. Dengan cepat pria itu mengizinkannya.
Alisa masuk ke dalam lift khusus direktur, ditekannya tombol 1. Alisa tersenyum ketika merasakan bahwa dirinya begitu bebas untuk masuk lift tersebut.
Alisa terkejut dan matanya terbuka lebar ketika pintu lift itu terbuka. Alisa menelan air ludahnya ketika kedapatan memakai lift milik direktur utama. Alisa Keluar dari dalam lift. Melihat 5 orang security berdiri di depan pintu lift, Alisa sangat gugup.
Alisa sedikit tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Maaf saya memakai liftnya," ucapnya.
"Nggak apa-apa dek, Adek boleh kok pakai lift nya, kantornya juga belum beroperasi," ucap pria bertubuh tinggi dan kulit gelap tersebut. Security itu tersenyum ramah kepadanya.
Alisa tersenyum lega dan menguap dadanya saat dirinya tidak dilarang untuk memakai lift tersebut. tangannya menenteng kantong plastik yang berisi makanan untuk dibawanya pulang. Alisa bisa membayangkan bagaimana senangnya mamanya ketika melihatnya membawa banyak makanan. Untuk malam ini dia tidak perlu memikirkan makan malam mamanya karena yang dibawanya saat ini cukup. Alisa juga berencana untuk memberikan 2 kotak makanan tersebut untuk Ibu Aminah yang selalu ikhlas menemani dan membantu mamanya ketika ia tidak di rumah.
Mengingat wanita yang usianya lebih tua dari mamanya itu terkadang Alisa merasa sangat ingin membalas jasanya. Ingin rasanya ia bisa memberikan ibu Aminah uang. Namun uang untuk keperluan dirinya saja tidak ada cukupnya.
Alisa sampai di parkiran motor dan duduk di atas jok motornya. plastik tersebut disangkutkan nya di cantelan motor matic miliknya.
Alisa mulai mengemudikan motornya untuk kembali pulang ke rumahnya.
****
Alisa sampai di rumahnya dan melihat mamanya yang duduk di kursi roda. Mamanya akan selalu duduk di depan jendela menunggunya pulang. Mamanya akan selalu mengintip keluar jendela untuk melihat putrinya.
"Assalamu'alaikum ma," sapa Alisa saat membuka pintu dan melihat Mamanya yang sudah menunggu nya.
"Wa’alaikum salam," jawab Nur yang tersenyum saat putrinya menyalami tangannya.
"Mama sudah lama nungguin Isa," tanya Alisa. Diciumnya pipi mamanya Kana dan kiri secara bergantian.
Nur menggelengkan kepalanya. "Belum," jawabnya.
"Isa tadi sengaja gak ambil Jam istirahat. Jadi sama om Wisnu Isa boleh pulang cepat." Alisa menjelaskan dengan tersenyum lebar.
Nur tersenyuman dan mengusap kepala putrinya.
"Mama Isa bawain Mama banyak makanan." Alisa mengangkat kantong yang ada di tangannya.
Nur tersenyum saat melihat makanan yang dibawa putrinya. "Isa bawa apa saja?" tanya.
"Isa belum tau isinya sama, soalnya ini dari kantor," jelas Alisa.
"Kenapa bisa dapat?" tanya Nur.
"Iya jatah makan siang, kebetulan banyak lebih jadi Isa bawa pulang. Isa anterin ke ibu Aminah sebentar ya ma," ucapnya.
Nur menganggukkan kepalanya.
Alisa membawa dua kotak nasi untuk Ibu Aminah yang berada di sebelah rumahnya. Setelah memberikan nasi kotak itu Ibu Aminah Alisa kembali ke rumahnya.
Nur memandang putrinya yang baru saja masuk ke rumahnya. "Ini apa benar jatah makan siang dari perusahaan?" Nur bertanya ketika memandang nasi yang ada di dalam box yang berwarna putih.
"Iya ma," jawab Alisa.
"Mama mau yang mana?" Tanya Alisa saat melihat isi nasi box itu ayam bakar, ikan bakar dan sup daging.
"Mama mau sup daging," pinta Nur.
Alisa memasukkan sup yang ada di dalam plastik ke dalam mangkok. "Isa suapin Mama," ucapnya.
"Gak usah, mama makan sendiri aja. Isa makan aja nasi Isa," tolak Nur.
"Isa tadi sudah makan di kantor ma. Isa suapin Mama ya?" ucapnya yang memegang sendok.
Nur menganggukan kepalanya. Nur makan nasi yang disuapin putrinya. Hingga nasi yang ada di dalam box itu habis olehnya.
Mama sudah minum obat?" tanyanya.
"Sudah," jawab Nur.
"Isa mandi sebentar ya ma," ucap Alisa yang membersihkan sampah dan mengutip nasi yang berserak di lantai. Alisa sedikit berlari keluar dari kamar sambil membawa sampah dan juga piring kotor di tangan nya.
Nur hanya diam sambil memandang punggung putrinya. Diusapnya air matanya yang menetes. "Apakah putrinya sudah ada tertidur sejak semalam," pikirnya.
Alisa mengeluarkan baju kerjanya yang masih di simpannya di dalam tas yang belum sempat di cucunya. Alisa melipat baju cleaning service dan seragam berwarna merah cabe dan menemukan ke dalam tas.
“Ma, Isa pergi dulu ya," pamit Alisa.
"Isa, mama bab," ucap Nur.
"Bentar ya ma, Isa ambil air,” ucapnya yang berlari keluar kamar. Alisa kembali masuk ke dalam kamar dengan membawa air pakai ember dan meletakkan ember itu ke lantai. Alisa mengambil handuk kecil dan sabun.
"Ma, baring dulu," ucapnya yang meletakkan tangannya di bawah ketiak mamanya dan memeluknya dengan erat. Alisa mengangkat tubuh mamanya dan memindahkannya ke atas tempat tidur. "Alhamdulillah," ucapnya Setelah berhasil memindahkan mamanya dengan ngos-ngosan.
"Padahal Isa sudah mau terlambat kerjanya," ucap nur ketika putrinya membuka pampers nya.
"Terlambat sedikit gak apa ma," jawab Alisa.
Nur hanya diam memandang putrinya.
Alisa membersihkan pantat bagian belakang mamanya pakai handuk yang sudah di beri ya sabun. dan kemudian mengelapnya pakai
handuk kecil yang sudah dibasahinya. setelah selesai membersihkannya. Alisa mengeringkannya dengan handuk dan memakaikan pampers baru.
Ia kemudian memasukkan sampah ke dalam kantong plastik dan memasukkannya ke dalam tempat tong sampah dan mengangkat ember air ke kamar mandi. Alisa mencuci handuk kecil tersebut dan menjemurnya.
"Isa berangkat kerja ya ma," ucapnya yang mencium tangan mamanya.
Nur memandang putrinya dengan mata yang berkaca-kaca. Nur tidak tahu sampai kapan putrinya akan bekerja seperti ini. Belum lama putrinya pulang ke rumah dan sekarang harus kembali bekerja.
Alisa mencium punggung tangan mamanya "Maafin Isa, ma. Isa nggak bisa di rumah jagain mana," ucapnya. Ada rasa bersalah ketika dirinya tidak mampu membagi waktunya untuk berada disisi mamanya.
Nur menggelengkan kepalanya. "Mama nggak papa mama. Mama cuman takut Isa sakit," ucapnya dan mengusap rambut putrinya.
Alisa tersenyum memandang mamanya. "Mama jangan cemas, Isa sangat kuat ma," ucapnya.
Nasinya apa gak Isa bawa?" tanya nya.
"Iya ma, hampir saja lupa," ucap nya yang memasukkan box putih itu ke dalam tasnya.
Nur hanya menganggukkan kepalanya tanpa mampu berkata apa-apa saat mendengar ucapan putrinya,
****
