Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

10. Cuti sementara

Ferdi berjalan menuju ruang bendahara sekolahnya. Pria berseragam putih abu-abu itu berdiri di depan pintu sambil mengetuk pintu ruangan yang terbuka tersebut.

Dian mengangkat kepalanya dan memandang ke arah pintu. "Masuk." Dian tersenyum saat melihat Ferdi berdiri di ambang pintu tersebut. .

"Assalamu'alaikum Bu Dian," sapa Ferdi dengan sangat sopan. Ia masuk dalam ruangan dan duduk di kursi yang berada di depan bendahara sekolahnya.

"Wa'alaikumussalam," Dian tersenyum Ramah. Dian memandang Ferdi yang duduk di depannya. Anak itu tidak memiliki tunggakan apapun. Dian sedikit mengerutkan keningnya.

Ferdi tersenyum memandangnya. "Aku mau tahu masalah utang-piutang Alisa," ucapnya tanpa basa-basi.

Dian kemudian tersenyum. "Ibu sudah menduga," ucapnya.

"Bu Dian bisa hitungkan berapa semua utang Alisa hingga nanti Alisa tamat dari sini. Termasuk uang perpisahan kami dan uang untuk mengambil ijazah," jelas Ferdi.

"Ibu cari dulu ya data Alisa," Dian berkata dengan memandang monitor komputer yang ada di mejanya. Dian menyampaikan semua kalkulasi hutang Alisa yang ditulisnya di atas kertas 1 lembar lengkap dengan keterangan. "Total hutang Alisa Rp. 3.700.000," ucap Dian.

Ferdi menganggukkan kepalanya. Dikeluarkannya uang dari dalam kantong celananya. Ferdi menghitung uang tersebut. Ia mengeluarkan beberapa lembar dari uang yang dipegangnya. "Alhamdulillah uang saya cukup bu," ucapnya.

Dian tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

"Ini bu saya melunasi seluruh tunggakan Alisa ibu coba hitung uangnya," Ferdi berkata dengan menyerahkan uang tersebut.

Dian menghitung uang yang diberikan oleh Ferdi "Pas," jawabnya.

"Ibu saya minta tolong Alisa jangan diberitahu bahwa saya yang melunasi hutang-hutangnya," pinta Ferdi.

"Kenapa?" tanya Dian.

"Alisa tidak akan mau bila saya membantunya. Bila Alisa memiliki tunggakan maka pihak sekolah pasti akan dirugikan. Oleh karena itu saya mohon tolong rahasiakan hal ini dengan Alias. Saya ingin dia belajar dengan tenang," ungkap Ferdi.

Dian memandangnya."Ibu akan merahasiakannya," Ucap Dian dengan tersenyum.

"Terima kasih ya Bu," ucap Ferdi yang kemudian berdiri dari tempat duduknya. Ia menyalami tangan buk Dian sebelum pergi meninggalkan ruangan tersebut.

Ferdi keluar dari ruangan bendahara dan menuju ke kelas Alisa. Di jam istirahat seperti ini, Alisa akan berada di dalam kelasnya. Biasanya gadis itu lebih memilih tidur di jam istirahat dari pada ke kantin.

Ferdi masuk ke dalam kelas yang kosong, hanya ada Alisa yang menundukkan kepalanya di atas meja. Ia masuk ke dalam kelas tersebut dan duduk di depan kursi Alisa. Ferdi mengetuk-ngetuk meja Alisa.

Alisa mengangkat kepalanya dan memandang Ferdi yang berada di depannya. Matanya merah karena baru terbangun dari tidur nya. Alisa selalu memanfaatkan waktu istirahat untuk bisa tidur sejenak. "Kantin yuk," ajak Ferdi

Alisa menguap dan menutup mulutnya. "Aku ngantuk Fer," jawabnya.

"Ya udah makan dulu," Ferdi menarik tangannya

"Kamu yang bayar ya. he...he..” Alisa tersenyum nyengir.

Ferdi tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Mereka masuk ke dalam kantin yang jumlah siswa di dalamnya paling sedikit, agar mereka tidak lama menunggu pesanannya. Alisa memesan bakso sedangkan Ferdi memesan nasi uduk.

Alisa memandang nasi uduk yang di piring Ferdi. "Nasi uduk sepertinya enak. Aku jadi pengen makan nasi uduk," ucap Alisa

Ferdi tersenyum dan menggeser nasi uduknya ke bagian tengah meja tersebut. "Kita makan berdua," usulnya.

"Malu ah," jawab Alisa.

"Kenapa malu?" tanya Ferdi.

"Banyak yang lihat," jawabnya.

Ferdi tersenyum memandangnya. "Cuekin," sarannya.

"Sudah ayo makan, Lagian ini nasinya banyak," ucapnya.

Alisa tersenyum dan mulai menyendok nasi uduk tersebut bersama dengan Ferdi. Setelah makan beberapa sendok nasi uduk, Alisa kemudian mendorongkan piring nasi uduk itu ke depan Ferdi. "Aku mau makan bakso Aku," ucapnya yang menarik mangkok baksonya kembali.

Ferdi tersenyum dan menganggukkan kepalanya ia melanjutkan makan nasi uduknya yang memakai ayam tersebut.

Alisa menghabiskan bakso dan teh dingin nya. Setelah itu mereka kembali ke dalam kelas Saat bel berbunyi.

***

Alisa selalu menyempatkan dirinya untuk membawa buku dan belajar di tempat kerjanya. Biasanya gadis itu akan memanfaatkan kan waktu sepi untuk tidur. Namun mengingat jadwal ujiannya sudah akan dimulai dalam Minggu ini, menuntut gadis itu harus semakin gigih lagi belajar. Alisa juga harus lebih mengutamakan belajar dari pada tidur. Walau bagaimanapun kondisinya, Alisa ingin bisa membanggakan mamanya.

Alisa juga didaftarkan guru BK nya untuk masuk ke universitas negeri melalui jalur prestasi. Dengan Statusnya anak yatim sudah pasti pihak kampus akan memberikan UKT 1 untuk nya. Sebenarnya Alisa cukup bingung ketika pihak sekolah tidak ada menagih uang komite, uang trobosan, dan uang perpisahan dan sebagainya. Bahkan pihak sekolah memberikan kartu ujian tanpa membayar apa-apa. Ingin rasanya ia menanyakan bagaimana mungkin dirinya bisa ikut ujian. padahal tunggakannya di sekolah sangat banyak. Namun Alisa takut kalau pihak sekolah nya memiliki kesalahan hingga ia bisa ikut ujian. Bila ditanya sudah pasti ujian nya akan di batalkan. Untuk sementara Alisa akan diam-diam saja dan mengumpulkan uang agar bisa melunasi hutang nya.

" Lagi belajar ya Dek, "ucap Zaki yang duduk di depannya.

Alisa mengangkat kepalanya dan memandang pria tersebut. "Iya Bang mau ujian kelulusan," jelasnya.

"Sebenarnya abang kasihan lihat adek , udah kurus, kurang tidur lagi." Zaki memandang lingkaran hitam dibawah mata gadis tersebut.

Alisa tertawa saat mendengar ucapan pria itu. " Ya mau gimana lagi sih Bang namanya juga ujian, "ucapnya.

"Coba ajukan cuti Dek," saran Zaki.

"Ajukan cuti gimana," tanyanya Alisa memandangnya.

"Coba ajukan cuti ke bos bilang kalau Adek mau ujian kelulusan," Zaki memberi saran. Pria itu merasa kasihan melihat gadis tersebut.

"Takutnya si Bos marah," jawab Alisa yang tidak berani. Alisa takut dirinya di pecat. Sedangkan pekerjaan ini begitu sangat penting untuknya.

"Coba dulu dek, kalau seperti ini kondisinya takutnya nanti adek bukannya malah lulus justru malah sakit. Untuk ujian kita itu bukan hanya membutuhkan belajar, namun juga wajib istirahat dan menjaga kondisi tubuh. Kalau lihat cara adek seperti ini dari pagi hingga pagi dan sampai pagi lagi nggak tidur-tidur Abang takut adek bakalan sakit," Zaki mencemaskan nya.

"Isa takut nanti Isa malah di suruh berhenti."

Mudah-mudahan enggak dek. Coba aja dikasih tahu. Nanti Abang juga bakalan bilang sama Pak Bos, selama adek cuti teman abang yang gantikan," ucap Zaki yang memberikannya solusi.

Alisa tersenyum, mendegar solusi yang berikan Zaki. Alisa begitu sangat senang dan merasa lega. Alisa berharap bos nya mau memberikannya cuti. "Isa bakal kasih tau pak bos," ucapnya.

"Abang temanin," ucap Zaki.

Alisa tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Terimakasih ya bang," ucapnya.

"Teman abang apa ada yang mau gantikan Isa selama cuti?" tanya Alisa.

"Ya ada, nanti abang cari cewek-cewek di kampus. Biasanya rame juga yang mau," ucapnya.

"Bang makasih ya," ucap Alisa yang tersenyum memandangnya.

"Iya dek, sejak tadi terimakasi terus," ucap pria yang bertubuh tinggi dan berkulit putih. Zaki mengusap kepalanya.

Alisa tersenyum memandangnya. "Ada niat mau punya pacar gak dek?" tanyanya.

Alisa menggelengkan kepalanya. "Gak kepikiran ke sana bang. Isa gak punya waktu lagi buat pacaran. Waktu Isa sudah habis untuk sekolah, ngurus mama dan kerja," jawabnya.

"Kasihan Abang lihat adek, adek semangat ya. Jaga kesehatan, jangan sampai sakit. Kalau adek pengen rasain punya pacar dan pacaran seperti yang lain. Kasih tau Abang," ucap nya sambil tersenyum.

Alisa mengangukan kepalanya. "Iya bang, ternyata selain bisa carikan Isa penganti selama cuti. Abang bisa juga ya carikan Isa pacar sementara," ucapnya sambil tersenyum.

Zaki memandang nya dan mengusap kepalanya saat mendengar jawaban polos gadis cantik yang berjalan di samping nya.

"Kalau untuk jadi pacar. abnag gak perlu cari kan orang nya dek. Abang akan langsung turun tangan" Ucapnya yang memandang Alisa.

Alisa tertawa saat mendengar ucapan pria yang berwajah ganteng tersebut. "Abang gak jadi pacar Isa aja, kak Laura sudah cetus amat sama Isa. Apa lagi kalau Abang jadi pacar Isa. Yang ada Isa langsung di hajar sama dia," ucap Alisa sambil memukul pundak pria tersebut.

Zaki tertawa saat mendengar jawaban gadis cantik yang berjalan di samping nya. "Abang bakal lindungi adek nanti," pria itu mengulum senyumnya.

"Abang semester berapa?" tanya Alisa.

"4 dek," jawabnya.

"Abang fakultas ekonomi kan?" tanya Alisa.

"Iya dek," jawabnya.

"Jurusan apa?" tanya Alisa.

"Ekonomi menajemen," jawabnya.

Alisa tersenyum saat mendengar jawaban pria tersebut. "Kenapa?" tanya Zaki

"kalau Isa Lulus, Isa bakal jadi junior Abang," ucap nya.

"Adek mau kuliah?" tanya Zaki.

Alisa mengangukan kepalanya. "Isa kalau dapat UKT 1 bakal kuliah bang," ucapnya.

"Hebat dek. semakin semangat Abang mau pacarin," ucapnya sambil tersenyum.

Alisa hanya tersenyum saat mendengar ucapan pria humoris tersebut. Ia tau bahwa Zaki hanya sengaja mengombal.

"Bang, Isa takut," ucap Alisa yang berdiri di depan pintu ruangan bosnya.

"Udah gak usah takut ada Abang kok," Zaki yang mengetuk pintu tersebut.

Zaki membuka pintu saat mendengar jawaban dari dalam. "Malam pak," ucap nya yang sedikit membuka pintu.

"Malam Zaki ada apa?

Masuk," ucap Yuda pemilik coffee shop tersebut.

Zaki dan Alisa masuk ke dalam ruangan tersebut.

Mata Yuda memandang Alisa yang duduk sambil menundukkan kepalanya.

Alisa ada apa?" tanyanya. Pria itu berfikir mungkin karyawan nya itu membutuhkan pinjaman sebelum gajian.

"Pak, Alisa mau minta cuti berhubung Alisa mau ujian kelulusan," ucap Zaki.

"Apa seperti itu Alisa?" tanya Yuda.

Alisa mengangukan. "Iya Isa mau konsentrasi untuk ujian,"ucap nya yang mengangkat kepalanya.

Yuda diam memandang gadis yang bertubuh tinggi langsing dengan kulit yang putih tersebut. Melihat wajah gadis itu, Yuda tau bahwa gadis itu sangat kurang istirahat.

"Berapa lama?" tanya Yuda.

Ujian USBK dan UNBK itu hampir 2 Minggu pak. jawab nya.

"Tapi saya harus cari pengantin kamu," ucap pria yang berusia 32 tahun tersebut

"Untuk ganti Alisa, nanti saya yang cari pak. besok pengantin nya sudah langsung kerja," ucap Zaki.

"Kalau begitu, boleh. kamu ambil cuti 2 Minggu. Besok sudah bisa langsung cuti," ucap Yuda.

Terimakasih pak, kami permisi" ucap Zaki dan Alisa yang kemudian keluar dari ruangan tersebut.

****

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel