Bab 7 Membuka hati
Seiring berjalannya waktu Shafa sudah mulai menghangat dengan Regan. Dia berusaha untuk jadi istri yang baik.
"Makasih kamu udah membuat hatiku tak karuan Re, tapi aku masih takut karena pernikahan kita bukan berdasar cinta tapi diatas kertas." Ucap Shafa sambil memegang sebuah kertas perjanjiannya dengan Regan. Regan mendengar dibalik pintu kamarnya ia urungkan.
"Aku akan membahagiakanmu Fa, dan perjanjian akan aku hapus untuk kita. Makasih kamu sabar menghadapi aku yang egois." Ucap Regan dalam hatinya
Regan kembali keruang kerjanya dengan memeriksa kembali keuangan perusahaan. Perusahaan yang ia pimpin semakin pesat kemajuannya, itu membuat orang tua dan Opanya bangga.
Saat Shafa asyik dengan membaca novel kesayangannya ia mendengar ponselnya berdering.
"Hallo assalamulaikum Bu."
"Waalaikumsalam nak, apa kabar?"
"Alhamdulillah ibu gimana?"
"Ibu juga alahamdulillah baik nak, besok menginaplah dirumah ya bawa suamimu."
"Ada acara pa bu?"
"Ada temen ibu pengen ketemu sama kamu nak, mereka dari luar negeri."
"Oh ya bu, nanty Shafa sampaikan pada Mas Regan."
"Kamu baik-baik ya nak salam buat suamimu. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Shafa beranjak dari kamarnya dan mencari Regan. Setelah turun ia tak mendapati suaminya diruang tamu maupun diruang makan dan dia berfikir mungkin diruang kerja.
Tok
Tok
"Masuk."
Ceklek
"Mas."
Regan mendongak ia kira asistennya Delon ternyata istrinya.
"Sayang, ayo masuk ngapain ngetok dulu."
"Hemm takut ganggu Mas Regan aja. Boleh ngobrol nggak."
"Iya sayang, mau ngobrol apa?"
"Besok disuruh sama ibu untuk menginap dirumah karena ada temen ibu yang datang kerumah pengen kenal sama aku."
"Jangan-jangan istriku mau dijodohin."
"Apaan sih Mas, garing banget."
Regan mulai mendekat saat Shafa menunduk malu.
"Aku akan hancurin siapa aja yang buat kita berpisah dan ini lihat."
"Kamu tahukan ini apa? Aku akqn merobeknya dan kita suami istri sesungguhnya."
Regan merobek perjanjiannya dengan Shafa dulu dan ingin memulai dengan baik bersama Shafa.
"Kenapa mas lakuin itu?"
"Kamu tahu jawabannya fa, Mas sangat mencintaimu ini bulan kedua kita berumah tangga dan aku ingin kita menjadi lebih baik."
"Makasih mas, hiks.. hiks.. aku juga mencintaimu. Aku takut dulu mengakui kalau ini cinta karena kita cuma diatas kertas. Tapi sekarang kalau kamu bener tulus mencintaiku." Shafa masih menunduk sketika Regan mengcup bibir manis istrinya.
Cup
"Jangan menangis aku akan berusaha jadi suami yang baik." Memeluk sang istri yang terisak
Keesokan harinya Regan dan Shafa sudah sekamar tapi mereka sama sekali belum mencetak gol meski sudah mencintai. Regan tak mau tergesa-gesa dia ingin mendapat lampu ijo dari istri terlebih dahulu, meski dia sebenarnya tersiksa.
Pukul setengah 6 pagi ,Shafa bangun dengan pelan memindahkan tangan kekar milik suaminya. Saat akan beranjak dari tempat tidur tiba-tiba tangan kekar menahannya.
Cup
"Morning kiss sayang."
"Ihh nyebelin aku kan belum mandi Mas."
"Aku suka."
"Udah aku mau masak nanty jita jadi nginap dirumah orangtuaku kan."
"Iya sayang, ya udah masak gih. Aku mau mandi. Love you."
"Love you too." Ucap Shafa
Shafa mencuci muka dan menggosik gidgi setelah itu turun kedapur. Segera ia memasak agar tak kesiangan kerumah orangtuanya. Ia sekarang lebih bahagia mendapat cinta dari suaminya. Senyum terpancar diwajah cantiknya membuat Regan mengeelng kepala melihat istrinya begitu manis.
"Apa yang buat kamu senyum sayang." Ucap Regan memeluk pinggang ramping istrinya
"Aku bahagia kita kini saling mencintai."
"Segitu bahagianya kah kamu dayang."
"Iya sayang aku bahgia." Shafa membalik badan menghadap suami dan
Cup
Regan terkejut istrinya mencium singkat bibirnya dan Regan tak menyiakan kesempatan. 5 menit mereka melakukan ciuman hingga bau gosong nenghentikan aktifitas mereka.
"Hhahahj gosong tuh yank."
"Itu semua gara-gara kamu Mas."
"Kamu kan memancing, yaudah kesempatan tak ada 3 kali heee."
"DASAR mesum." Shafa kembali memasak dan menyuruh Regan pergi menjauh karena menggangunya.
Sekitar 30 menit akhirnya Shafa selsai ia menata dan menaruh makanan pada kitak makanan selesai ia bergegas mandi karena sidah tak tahan dengan keringatnya.
Regan turun melihat dan mencium bau harum masakan ingin segra ia makan tapi dia lebih menunggu istri tercintanya.
"Mas, kenapa belum sarapan."
"Nunggu kamu sayang ayo."
Merrka berdua hanya makan nasi gireng sepiring berdua biar romantis kata Regan. Usai sarapan mereka meluncur kerumah orang tua Shafa jaraknya sekeitar 30 menit dari apartementnya.
Sesampainya mereka turun dari mobil sport milik Regan.
Tok
Tok
Ceklek
"Assalamulaikum."
"Waalaikumsalam sayang apa kabar?"
"Alhamdulillah."
Setelah berbincang hangat Regan juga melepas kerinduan pada orangtua yang jarang dirumah. Waktu terasa sudah sore orangtua Regan berpamitan untuk pulang kerumah utama.
"NAK kita pulang, besok ajak istrimu kerumah kakek kasian sendirian."
"Iya Ma, pa."
"Assalamulaikum."
"Waalaikumsalam."
"Ayo masuk dulu nak, mandilah atau istirahat nanty ibu panggil saat makan malam."
"Iya bu." Ucap keduanya dan pergi kekamar..
Saat dikamar Regan segera menutup pintu kamar dan menguncinya. Dan betapa kagetnya Shafa.
"Lo Mas kok dikunci." Shafa gugup
"Emang kenapa sayang, mas gak mau ada yang ganggu kita." Regan mulai mendekat hingga tak jarak lagi diantara mereka.
"Kau gugup sayang." Tangan Regan mulai memegang tangan Shafa penuh cinta.
"Sayang, apa kau mencintaiku."
"Iya mas aku mencintaimu kqn aku udsha pernah bilang kenapa tanya la-." Belum sempat melanjutkan omongannya Regan sudah mencium lembut bibir tanum istrinya.
Regan melihat istrinya belum mengimbangi ia menggigit bibir bawah agar mengikutinya.
"Sayang, bukalah mulutmu."
Dan ya Shafa mengikuti alur ciuman dari Regan. Regan dan Shafa mulai mencium istri dengan hangat mereka sama merasakan hawa sudah mulai panas. Regan minta ijin mencetak gol.
"Apa aku boleh melakukannya?"
Shafa mengangguk malu dan segeralah mencumbu istrinya tak lama cetak gol. Dan akhirnya mereka sama-sama menikmati.
"Makasih sayang, tetaplah bersamaku. Love you Shafa."
"Love you too Mas Regan."
Merekapun terlelap dengan kegiatan panas. Hingga tak terasa pukul 3 pagi.
Pukul setengah 6 Regan sudah terbiasa bangun. Ia melihat kesamping ada istri tercinta kini seutuhnya dimiliki. Ia tersenyum dan mengecup kening istrinya. Ia merasa beruntung memiliki Shafa meski dulu belum ada cinta dengannya kini berbanding terbalik ia terlihat bucin.
Regan turun ranjang pelan-pelan dan menuju kamar mandi untuk jogging pagi hari. Selesai ritual mandi segera berganti pakaian dan jogging sekitar rumah Shafa.
Saat akan keluar rumah ia melihat mertuanya menyiram tanaman.
"Pagi Bu."
"Pagi nak, kamu mau olahraga ya."
"Iya Bu, sudah terbiasa."
"Shafa mana?belum bangun."
"Iya Bu, biarlah kasian dia kecapekan." Ibunya mendengar kata-kata menantunya.
"ya udah kamu hati-hati ingat jalan kan nak."
"Iya Bu."
Regan melajutkan jogging sepanjang jalan mata mereka tak hentinya memandang wajah tampan suami Shafa. Regan tak menggubris ia tetapa berlari kecil dan dusuk sejenak di kursi taman. Saat asyik meneguk air minumnya ada seseorang yang menggodanya.
"hay boleh kenalan nggak." Ucap cewek centil
"Maaf saya sudah beristri." Ucapnya dan meninggalkan cewek itu.
Saat Regan kembali kerumah ia melihat mertua dan istrinya akna keluar.
" Mau kemana bu, sayang."
"Mau kepasar. Mas jaga rumah ya."
"Nggak, Mas mau ikut."
"APA!!"
"Mas, nggak malu. Disana kotor Mas."
"Udah gak pa-pa sekalian jalan-jalan."
"Ya udah yuk." Ucap mertuanya
Sepanjang jalan para gadis tak lepas memandang wajah ganteng suami Shafa. Membuat Shafa kesal dan ingin sekali mengarungi suami kedalam karung.
"Mas, nih pake biar gak ada yang liat."
"HAHAAHAH, cemburu ya. Tenang hati Mas cuma buat kamu aja sayang."
"Gini aja deh pegang tangan Mas, ok."
Shafa tersenyum dqn memgang tangan suaminya ibu Shafa menggeleng pelan melihat tingkah kedua insan itu.
Dan apa yang dilakukan Shafa terbukti mereka tak berani memandang.
Memang ampuh heeee batin Shafa menang
