Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 6 Memeluk

Shafa dan Regan bersiap pulang karena waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore. Saat turun kelobby wajah karyawan melongo melihat boss ganteng dan cuek menggandeng tangan Shafa. 

Shafa mengetahui tatapan karyawan dia hanya bisa menunduk. Ia berusaha melepas genggaman tangan Regan.

 

"Re, mereka seperti ingin memakanku."

 

Aku sengaja biar mereka iri pada kita."

 

Regan terus mengenggam tangan Shafa dan masuk kobil. Mobil sport itu melaju sedang menuju apartement mewah milik Regan. 

 

Sesampainya Shafa menyapa

 

"Assalamulaikum Opa." Shafa menyalami bergantian dengan Regan

 

"Waalaikumsalam cucuku."

 

"Opa shafa kekamar dulu mandi habis itu masak buat Opa ok."

 

"Iya cuci menantuku SAYANG." Ucap Opa sengaja menekankan suaranya. Tapi Regan tak menghiraukan ia menyusul kekamar. 

 

Sesampainya dikamar wangi bau badan Shafa membuat Regan mabuk kepayang ia segera memeluk tubuh istrinya. Dan betapa kagetnya Shafa. 

 

"Re,"

 

"Biarkan seperti ini. Aku selama ini kurang dengan kehangatan. FA, maafin aku selama ini memyakitimu. Aku akan buat kamu jatuh cinta padaku."

 

Shafa ingin sekali berteriak kencang dengan apa yang diucapkan Regan barusan padanya..

 

"Re, aku turun dulu ya mau masak."

 

"Ya udah kamu turunlah, aku mau mandi. Masak yang enak istriku."

 

Shafa tersenyum dan wajahnya memerah saat Regan memperlakukannya manis.

Seiring berjalannya waktu Shafa sudah mulai menghangat dengan Regan. Dia berusaha untuk jadi istri yang baik. 

 

"Maksih kamu udah membuat hatiku tak karuan Re, tapi aku masih takut karena pernikahan kita bukan berdasar cinta tapi diatas kertas." Ucap Shafa sambil memegang sebuah kertas perjanjiannya dengan Regan. Regan mendengar dibalik pintu kamarnya ia urungkan.

 

"Aku akan membahagiakanmu Fa, dan perjanjian akan aku hapus untuk kita. Makasih kamu sabar menghadapi aku yang egois." Ucap Regan dalam hatinya

 

Regan kembali keruang kerjanya dengan memeriksa kembali keuangan perusahaan. Perusahaan yang ia pimpin semakin pesat kemajuannya, itu membuat orang tua dan Opanya bangga. 

 

Saat Shafa asyik dengan membaca novel kesayangannya ia mendengar ponselnya berdering.

 

"Hallo assalamulaikum Bu."

 

"Waalaikumsalam nak, apa kabar?"

 

"Alhamdulillah ibu gimana?"

 

"Ibu juga alahamdulillah baik nak, besok menginaplah dirumah ya bawa suamimu."

 

"Ada acara pa bu?"

 

"Ada temen ibu pengen ketemu sama kamu nak, mereka dari luar negeri."

 

"Oh ya bu, nanty Shafa sampaikan pada Mas Regan."

 

"Kamu baik-baik ya nak salam buat suamimu. Assalamualaikum."

 

"Waalaikumsalam."

 

Shafa beranjak dari kamarnya dan mencari Regan. Setelah turun ia tak mendapati suaminya diruang tamu maupun diruang makan dan dia berfikir mungkin diruang kerja.

 

Tok

 

Tok

 

"Masuk."

 

Ceklek

 

"Mas."

 

Regan mendongak ia kira asistennya Delon ternyata istrinya. 

"Sayang, ayo masuk ngapain ngetok dulu."

 

"Hemm takut ganggu Mas Regan aja. Boleh ngobrol nggak."

 

"Iya sayang, mau ngobrol apa?"

 

"Besok disuruh sama ibu untuk menginap dirumah karena ada temen ibu yang datang kerumah pengen kenal sama aku."

 

"Jangan-jangan istriku mau dijodohin."

 

"Apaan sih Mas, garing banget."

 

Regan mulai mendekat saat Shafa menunduk malu. 

 

"Aku akan hancurin siapa aja yang buat kita berpisah dan ini lihat."

 

"Kamu tahukan ini apa? Aku akqn merobeknya dan kita suami istri sesungguhnya."

 

Regan merobek perjanjiannya dengan Shafa dulu dan ingin memulai dengan baik bersama Shafa. 

 

"Kenapa mas lakuin itu?"

 

"Kamu tahu jawabannya fa, Mas sangat mencintaimu ini bulan kedua kita berumah tangga dan aku ingin kita menjadi lebih baik."

 

"Makasih mas, hiks.. hiks.. aku juga mencintaimu. Aku takut dulu mengakui kalau ini cinta karena kita cuma diatas kertas. Tapi sekarang kalau kamu bener tulus mencintaiku." Shafa masih menunduk sketika Regan mengcup bibir manis istrinya.

Cup

 

"Jangan menangis aku akan berusaha jadi suami yang baik." Memeluk sang istri yang

Keesokan harinya Regan dan Shafa sudah sekamar tapi mereka sama sekali belum mencetak gol meski sudah mencintai. Regan tak mau tergesa-gesa dia ingin mendapat lampu ijo dari istri terlebih dahulu, meski dia sebenarnya tersiksa.

 

Pukul setengah 6 pagi ,Shafa bangun dengan pelan memindahkan tangan kekar milik suaminya. Saat akan beranjak dari tempat tidur tiba-tiba tangan kekar menahannya. 

 

Cup

 

"Morning kiss sayang."

 

"Ihh nyebelin aku kan belum mandi Mas."

 

"Aku suka."

 

"Udah aku mau masak nanty jita jadi nginap dirumah orangtuaku kan."

 

"Iya sayang, ya udah masak gih. Aku mau mandi. Love you."

 

"Love you too." Ucap Shafa

 

Shafa mencuci muka dan menggosik gidgi setelah itu turun kedapur. Segera ia memasak agar tak kesiangan kerumah orangtuanya. Ia sekarang lebih bahagia mendapat cinta dari suaminya. Senyum terpancar diwajah cantiknya membuat Regan mengeelng kepala melihat istrinya begitu manis.

 

"Apa yang buat kamu senyum sayang." Ucap Regan memeluk pinggang ramping istrinya

 

"Aku bahagia kita kini saling mencintai."

 

"Segitu bahagianya kah kamu dayang."

 

"Iya sayang aku bahgia." Shafa membalik badan menghadap suami dan

 

Cup

 

Regan terkejut istrinya mencium singkat bibirnya dan Regan tak menyiakan kesempatan.  5 menit mereka melakukan ciuman hingga bau gosong nenghentikan aktifitas mereka.

 

"Hhahahj gosong tuh yank."

 

"Itu semua gara-gara kamu Mas."

 

"Kamu kan memancing, yaudah kesempatan tak ada 3 kali heee."

 

"DASAR mesum." Shafa kembali memasak dan menyuruh Regan pergi menjauh karena menggangunya.

 

Sekitar 30 menit akhirnya Shafa selsai ia menata dan menaruh makanan pada kitak makanan selesai ia bergegas mandi karena sidah tak tahan dengan keringatnya.

 

Regan turun melihat dan mencium bau harum masakan ingin segra ia makan tapi dia lebih menunggu istri tercintanya.

 

"Mas, kenapa belum sarapan."

 

"Nunggu kamu sayang ayo."

 

Merrka berdua hanya makan nasi gireng sepiring berdua biar romantis kata Regan. Usai sarapan mereka meluncur kerumah orang tua Shafa jaraknya sekeitar 30 menit dari apartementnya. 

 

Sesampainya mereka turun dari mobil sport milik Regan. 

Tok

 

Tok

 

Ceklek

"Assalamulaikum."

 

"Waalaikumsalam sayang apa kabar?"

 

"Alhamdulillah baik bu, giman kabar ibu kangen sama ibuk."

 

"Sayang kamu ini udaha ada suami masih manja."

 

"ASSalamulaikum bu."

 

"Waalaikumsalam nak apa kabar?"

 

"Alhamdulillah bu. Ini ada makanan dari kita bu."

 

"Kenapa repot-repot."

 

"Nggak repot bu kita kan juga jarang kesini." Ucap Regan tulus

 

"Nak, duduklah ibu buatin minum sebentar lagi temen ibu juga dateng ."

 

"Oh ya bu.biar Shafa saja yang buat mas Regan." 

 

Ibunya Shafa terkejut mendengar Shafa memanggil suaminya suami sopan. Ibu berfikir mereka sudah lebih baik. 

 

Saat didapur ibunya menghampiri Shafa

 

"Nak, kamu dan Regan."

 

"Kita udah sepakat buat menghapus itu bu. Sekarang Shafa bahagia."

 

"Alhamdulillah, apa kamu sudah menyerahkan milikmu?" Shafa tak bisa menjawabnya

 

"Nak, sebagai istri yang baik kamu tahu apa yang harus dilakukan bukan." Menepuk pundak anaknya dan terdengar siara klakson mobil

 

"Nak itu kayaknya mobil temen ibu."

 

"Ayo bu."

 

Mobil mewah memasuki halamn rumah sederhana Shafa dan tetangga berbisik siapa gerangan. 

 

Wanita dan pria paruh baya itu turun dari mobil. Dan betapa kagetnya mereka kalau orang terkaya mengunjungi rumah Shafa.

 

"Assalamulaikum"

 

"Waalikumsalam."

 

Regan mendengar suara tak asing baginya ia menoleh dan

 

"Regan."

 

"Mama Papa." 

 

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel