Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 5 Berubah manis

Sampai diapartement, Regan masuk kamar begitu pula Shafa tapi kamar mereka masih pisah entah sampai kapan. Shafa bergegas mandi dan ingin segera memasak.

 

Kini Regan sudah berganti pakaian santai diapartement mewahnya dan merasa ia pun turum tanpa disengaja ada wanita cantik yang tak lepas kacamatanya sedang asyik memasak. 

 

Regan tersenyum manis melihat pemandangan itu segera ia ikut kedapur.

 

"Fa, kamu masak apa."

 

"Sejak kapan dia jadi berubah manis begitu". Batin Shafa

 

"Saya masak capcay sama ayam goreng crispy tuan."

 

"Panggil Regan saja Fa."

 

"Ta-tapi tuan."

 

"Nggak ada penolakan."

 

"Dasar maunya sendiri tuh orang." gerutu Shafa 

 

"Fa, bersikaplah baik karena aku itu mau berubah. Maukah kamu menjadi temanku?"

 

Shafa berfikir mungkin Regan si pria dingin itu bisa berubah pikirnya

 

"Boleh."

 

"Ok teman ya."

 

Setelah 20 menit akhirnya selesai sudah memasak

 

"Re, ini udah selesai ayo kita makan."

 

"Waw, kayaknya lezat masakannmu Fa."

 

"Tak perlu memuji dulu rasa dulu aja."

 

Meraka makan bersama tanpa rasa canggung lagi. Saat asyik makan terdengar bunyi bel. 

 

"Biar gue aja yang buka."

 

Shafa mengangguk dan Regan membuka pintu dan saat dibuka betapa syoknya dia melihat kedatangan Opanya.

 

"Opa."

 

"Hay anak nakal, mana cucu menantuku," Opa clingukan

 

"Ada lagi makan, Opa udah makan."

 

"Jangan sok baik kamu Re. Opa janya ingin bertemu shafa," Opa duduk disofa ruang tamu.

"Tunggu Regan panggil."

 

Didapur Shafa tengah mencuci piring tiba-tiba 

 

"Fa, ayo keruang tamu ada Opa, jangan bilang kalau kita belum satu kamar ok."

 

"Ok." Shafa dan Regan menemui Opa diruang tamu.

 

"Hay Opa apa kabar?"

 

"Alhamdulillah kabar Opa baik. Oh ya Opa nau nginep."

 

"APA!" keduanya serentak kaget

"Opa duduk dulu ya, kita siapin kamarnya." Ucap Regan agak gugup

 

"Ok cepetan Opa udah ngantuk nih."

 

"Sip Opa."

 

Regan dan Shafa buru-buru membereskan pakaian dan lainnya dipindah kekamar Regan. 15 menit mereka selsai mindahin dan menuju keruang tamu menemui Opa.

 

"Opa kamar sudah siap mari Shafa antar."

 

"Makasih Shafa kamu yang terbaik nggak kayak dia, kalau ada maunya baru deh baik."

 

Regan menggaruk-garuk kepala melihat tingkah Opa nya dan kembali kekamarnya segera untuk tidur karena ada meeting pagi.

 

"Selamat tidur Opa." Ucap Shafa

 

"Selamat tidur juga cucu menantuku sayang."

 

Shafa pun pergi dan dengan rasa gugup menyelimuti, bisanya seranjang sama orang lain meski suami sahnya rasa teman. 

 

Saat Shafa membuka pintu kamar Regan, terlihat Regan sudah terlelap. Shafa mengekus dada karena Regan sudah terlebih dahulu masuk alam mimpi. Ia bergegas mencuci muka dan tidur sofa. Terpaksa dia daripada seranjang dengan Regan takut khilaf.

 Pukul 5 pagi Shafa bangun untuk menjalankan sholat shubuh seperti biasa. Dia mencoba membangunkan Regan tapi tak direspon. Akhirnya ia memilih untuk pergi kedapur untuk memasak.

 

 

Saat Evelyn masak tiba-tiba Regan datang duduk meja makan. 

 

"Morning." Ucap Regan tersenyum membuat Shafa menoleh betapa tampannya abugrah Tuhan ciptakan.

 

"Ehem, memanglah gue tampan tapi jangan memandang terus gue jadi grogi tahu, hari ini masak apa Fa. Mau gue bantu nggak?"

 

"Nggak usah Re, ini mau selesai kok lebih baik kamu bangunin Opa untuk makan."

 

"Eh iya tua bangka itu kan lagi nginep sini lupa gue" pikir Regan beranjak dan menuju kamar.

 

Tok

 

Tok

 

Ceklek

 

"Iya Re, ada apa pagi-pagi bangunin Opa."

 

"Disuruh Shafa bangunin Opa untuk sarapan, kita habis ini berangkat ngantor Opa."

 

"Oh ya udah tunggu kita bareng."

 

Opa menutup pintu dan turun bersama Regan menuju ruang makan. Opa mencium bau harum masakan.

 

"Heemmm wangi baunya pasti enakn kan Shafa."

 

"Coba aja Opa."

 

"Sini Re, aku ambilin."

 

"Makasih." Regan terpukau melihat dia sama Shafa sudah kayak pasangan suami iatri meski emang sah tapi nikahny diatas kertas.

 

"Ini emang bener enak fa, sungguh kakek menyukainya."

 

"Makasih Opa."

 

Setelah 15 menit mereka selesai, Regan dan Shafa menuju kamar untuk mandi. Dan setelah itu beranźgkat. 

 

"Ini Re, baju kantor udqh aku siapin."

 

"Makasih fa, aku mandi dulu ya nanty kita berangkat bareng."

 

Shafa mengangguk dan melihat ponsel ada beberapa notif pesan  masuk. Setelah 10 Regan keluar dan berganty Shafa. Regan melihat keperluan disiapkan tersenyum senang. 

 

Mereka berdua sudah selsai dan turun berpamitan dengan Opa.

 

"Opa kita berangkat dulu." Ucap Regan menyalami dan berganti dengan Shafa.

 

"Iya hati-hati."

 

"Assalamulaikum."

 

"Waalaikumsalam."

 

Mereka berdua terpaksa barengan  agar tak mencurigakan pada Opa willi. 

 Shafa saat ini sudah diruangannya. Ia berrsiap membacakan jadwal untuk Regan pagi ini. 

 

Tok

 

Tok

 

Tok

 

Ceklek

 

"Pagi tuan, permisi saya mau membacakan jadwal hari ini."

 

Regan beranjak dari kursi kebesarannya dan mendekat tepat didepan Shafa tinggal sejengkal. Sehingga membuat jantung keduanya berdetak lebih kencang dari biasanya. 

 

Aduh jantung gue bisa marathon deket dia batin shafa sedikit menegang. Regan menyadari sikap gugup dari Shafa sengaja karena ia gemas melihatnya.

 

"Sudah Shafa bacakan saja."

 

"Pagi ini tuan ada rapat dengan CEO perusahaan tas Q dan siangnya pukul 2 dengan perusahaan sepatu WEST.  Sudah itu aja tuan."

 

"Okey makasih Fa, oh ya tolong buatin saya kopi hitam ya tiap pagi. Dan kalau nanty ada tamu yang nggak penting bilang aja sibuk. Satulagi, nanty kamu temenin saya makan siang ok."

 

"Baik permisi tuan." Shafa keluar ruangan dan segera buat kopi. 

Beberapa menit kemudian Shafa sudah membaca secangkir kopi hitam pesanan Regan.

Tok

 

Tok

 

Tok

 

Ceklek

 

"Ini tuan silahkan."

 

"Makasih Fa."

 

Shafa mengangguk dan meninggalakan ruangan dan kembali bekerja. Pukul 9 pagi, Regan pun setelah menyeruput kopinya dia bergegas turun kelantai 5 untuk rapat bersama asistennya Delon. 

Regan berjalan cool diikuti Delon melewati ruangan sekretaris, turun lantai 5. 

Sesampainya ia langsung masuk ruangan dan rapat dimulai sekitar 2 jam dan sesuai kesepatan bersama mereka deal dengan kerja sama.

"Terimakasih atas kerja samanya tuan Regan."

 

"Sama-sama tuan verrel."

 

"Saya permisi dulu selamat siang."

 

Regan mengangguk dan meningggalkan ruangan dan kembali keruangan. Saat sampai dilantai ruangannya ia berhenti diruangan sekretarisnya.

 

"Fa, keruanganku."

 

"Baik tuan."

 

Shafa pun masuk.

 

Tok

 

Tok

 

Ceklek

 

"Iya tuan bisa saya bantu."

 

"Ayo makan siang istriku." Regan mendekat membuat Shafa deg-degan. Delon melihat tingkah sahabatnya terkejut karena  tak biasanya.

"Mimpi apa lo Re, bisa deketan sama Shafa liat tuh dia takut sama elo."

 

"Dasar temen gak ada akhlak, emang gue setan takut sama gue."

 

"I-iya Mas mari."

 

"Udah sini aja kita makan diruanganku. Aku delivery aja."

 

"Dasar bucin, gue keluar takut bintitan mata gue." ucap Delon

 

"Hahahah sapa suruh jomblo."

 

"Apaan sih Mas kasian tahu Delon."

 

Selang beberapa menit, delivery mereka datang bersamaan dengan Shawn.

 

"Ngapain lo."

 

"Gue nganter berkas butuh tanda yanagn."

 

Sesekali Shawn melirik Shafa duduk disofa.

 

"Jangan melirik istri orang mau gue congkel tuh mata."

 

"Ampun boss bucin."

 

Shawn keluar ruangan dan Shafa menyiapkan makanannya.

 

"Ayo Mas dimakan."

 

"Suapin dunk."

 

"Kenapa manja gini kamu."

 

"Manja sama istri gak masalahkan. Tapi kita cuma diatas kertas Mas." 

 

"Akan aku hapus itu selama kamu melayaniku dengan baik."

 

"Maksud Mas."

 

"Shafa aku udah jatuh cinta sama kamu, apa kamu tidak menyukaiku."

 

"Hemmm anu, itu. Aku nggak tahu."

 

"Akan ku buat kamu jatuh cinta padaku Fa. Ayo suapin lagi."

 

Mereka makan siang dengan romantis suapan sampai selesai. Shafa senang bisa romantis dengan suaminya tapi ia takut suatu hari dicampakkan Regan karena awal mereka yang salah.

 

 

 

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel