Bab 5 : Reuni Penuh Cerita
"Oke Kintari loe udah oke. Yang gak oke adalah gak ada yang gandeng loe. Oke skip" Balutan dress kuning cerah dengan belahan sampai paha begitu pas ditubuh Kintari. Menajamkan sedikit lipstick nudenya. Dan terakhir stiletto yang dipakainya. "Siapa sih kamu? Ko cantik banget" gumamnya sendiri. Sejak dulu memang Kintari ini sangat percaya diri bahkan kelewat percaya diri. Jadilah narsis bukan main.
"Oke kita kirim foto ini ke pacar loe yang harusnya bisa gandeng loe. Dan dijamin dia bakal nyesel" Kintari memasang fose sebagus mungkin.
"Mau dibantu?"
Kintari kaget. Dia lupa kalau berbagi kamar untuk seminggu depan bersama Tiara.
Prinsip narsis. Tebal muka ketika ketauan narsis.
"Iya please gue mau kirim ke pacar".
"Rugi ya dia gak gandeng loe di acara reuni padahal loe udah cantik banget. Nanti loe kegebet sama mantan jaman SMA dia baru nyesel" becanda Tiara.
Kamvret semoga jangan pernah kaya gitu. Karena itu yang gue takutin.
"Loe juga cantik. Beruntung si Deni gandeng loe ke reuni" Tiara yang artis memang memiliki wajah dan badan yang bagus. Dengan make up yang agak tebal dan warna lisptick lebih berani. Alasannya. "Disuruh Deni katanya biar semua pada ngeliat gue".
Deniwati itu memang sesuatu. Oke Kintari memgerti karena Deni kekurangan perhatian jadi disaat dia jadi pusat perhatian dia senang.
"Oke 1.. 2.. 3" Tiara mengambil foto Kintari. Kintari langsung puas dengan hasilnya. "Thanks ya"
"No problem" jawab Tiara kemudian berdandan lagi. Sementara Kintari mengirimkan foto itu kepada Tara dengan caption ‘Udah cantik gini sayang gak ada yang gandeng’. Lalu tak lama balasan dari Tara muncul. Foto yang masih berseragam dengan caption ‘Yang berhak gandeng kamu masih di Bandara’. Kintari tertawa menelaah foto pacarnya yang bagitu tampan namun kaku. Langsung Kintari membalas dengan cepat. ‘Mencari sebongkah berlian buat si dress kuning?’. Tak lama balasan Tara muncul. ‘Itu kamu juga tau. Sorry Tari aku harus kerja kembali. Jangan digandeng oleh pria manapun’.
‘Gak janji’ balas Kintari berharap Tara akan merasa cemburu namun tidak ada balasan lagi. Oh sungguh Kintari gemas. Pacarnya yang kelewat tampan itu memang dingin, kaku namun kadang juga manis. Kintari memilih menyimpan handphonenya dengan wajah ditekuk. Dan menunggu dengan sabar Dea yang masih memilah dressnya entah satu jam atau dua jam lagi.
**
Datang ke pesta dengan Dea memang merepotkan. Selain karena dia yang banyak berhenti karena... "Ya ampun jadi loe mantan gue? Masa sih? Waktu kelas berapa?."
"Loe gak inget kita cuman pacaran tiga hari waktu kita kelas tiga."
"Oh mungkin kita harus LDR kali ya?." Tebak Dea sok benar.
"Bukan. Loe selingkuh sama kakak angkatan yang udah kuliah"
TETOT LOE SALAH
"Oh gitu. Ya udah gue kesana dulu ya. Yuk Kin" Kintari ingin tertawa kencang. Salah satu bahaya mantan playgirl ketika reuni adalah ketika salah seorang mantannya yang pernah disakitin masih nyimpan dendam dan parahnya si playgirl malah gak inget. Ati-ati takutnya dicegat pas pulang diminta pertanggung jawaban atau yang paling parah dicakar-cakar. Kenapa gue tau? Karena gue punya pengalaman yang sama waktu kuliah sebelun ketemu Tara.
Dan saat ini Dea sibuk menjajal berbagai macam makanan ketika mereka dulu SMA. Dari tukang Bakso MU alias Mang Uhan sampei kerupuk R.O di warung Mbak Asih."De loe itu mau reuni makanan SMA atau mau reuni sama temen sih? Makan mulu perasaan".
Si tubuh cacing yang tidak pernah gendut walaupun makan sebakul itu hanya menyengir kuda. "Okei. Yang gak sabar ketemu mantan segitunya"
"Gak gitu ya De. Lagian dia kan mesti nyanyi dipanggung jadi gak ada waktu buat dia nongkrong-nongkrong kaya kita ngejajal makanan gini"
Dengan mulut penuh Dea menjawab santai "Kata siapa? Tuh buktinya dia ada di belakang loe". Kintari refleks memutar badan. Oh My Lord...
"Eh gue minta maaf dulu ya sama mantan-mantan yang pernah gue sakitin" sindir sekaligus kebohongan belaka karena sebenarnya Dea mengerti kalau hati Kintari belum bisa memaafkan Makala. Dea ingin Kintari benar-benar memaafkan Makala sehingga dia bisa benar-benar melupakan Makala.
"Boong banget loe. Loe kan kesini pengen ngehindar dari mantan loe. Lagian punya mantan kaya biji ketumbar. Banyak banget" bisik Kintari.
"Ya gue berubah pikiran setelah liat mantan loe itu. Gue masih mending biji ketumbar loe biji mangga satu gede gak abis-abis" Dea lalu pergi melambaikan tangan pada Kintari.
"Halo Makala lama gak ketemu ko jadi cakep banget sih" canda Dea membuat Kintari malu bukan main. Kintari ingin sekali menarik rambut Dea agar Dea tidak pergi begitu saja meninggalkannya tapi Dea sudah jauh dan kini dia sedang berhadapan berdua dengan Makala di Kantin Mba Asih.
"Ehem... " Makala berjalan mendekati Kintari. Kintari gugup sebenarnya namun ditutupi dengan topeng angkuhnya. Dan Makala tau itu.
"Kamu inget gak dulu kamu sering ngajakin kesini. Tapi aku selalu nolak karena makanan Mba Asih cuman lewat diperut doang. Aku lebih seneng bakso Mang Urip" Makala melihat Kintari menutup matanya. Pertanda kalau diapun mengingat itu.
"Gue gak inget"
Bohong !. Makala berucap dalam hatinya
"Kamu inget aku pernah curi buat cium pipi kamu disini pas kita bolos salah satu mata pelajaraan" Kintari terlihat makin memejamkan matanya dan Makala senang itu. Kintari masih mengingatnya dengan jelas.
"Cukup. Gue gak inget" Kintari berbalik akan berjalan menjauhi tapi Makala tentu tidak akan melepaskannya begitu saja. Dia mencekal tangan Kintari.
"Lepas!"
"Aku mohon Kintari seengganya kita bisa bicara"
Kintari tidak berontak dia hanya tertawa sumbang. "Ketika gue minta loe buat kita bicara aja. Loe bahkan gak dateng".
Cekalan tangan Makala mengendur. "Cukup beri aku satu kesempatan Kintari". Makala mengambil tangan bebas Kintari dan sedikit menggenggamnya. Ada sedikit kembimbangan dalam diri Kintari ketika Makala berkata dengan serius seperti ini karena Kintari tau betul Makala bukan orang yang gampang diajak berbicara serius. Dia terlalu selengean dalam berbicara.
"Kintari" Suara Dea terdengar jelas dan keras membuat Makala serta Kintari menengok bersamaan. Dea tidak berkata dia hanya membuka mulutnya tanpa suara mirip ikan gak nemu air.
Kesal karena tidak didengar Dea menelepon. "Apa sih De kaya ikan Koi gitu mangap-mangap?".
"Si Tara dateng. Arah jam 12"
"WHAT? FUCK!!" Umpat Kintari. Lalu langsung melihat ke arah jarum jam 12. Benar saja Tara sedang berjalan dengan tampannya. Menengok ke kanan dan ke kiri. Tangan yang digunakan untuk memegang handphonepun terasa lemas seperti agar-agar hingga terkulai.
"Ada apa?"
"Pacar gue dateng"
"Kenapa panik? Kenalin sama gue. Gue yakin gue lebih unggul" Ini salah satu kesamaan dirinya dan mantannya satu ini. Terlalu percaya diri sama dengan narsis.
Kintari bingung. Dia tau pacarnya itu possesif dan dia tau pasti ini bakal memicu pertengkaran jika Tara melihatnya. Makala mengerti dengan kegundahan hati Kintari. Diapun langsung membawa Kintari berlari. "Eh... eh mau bawa gue kemana?"
"Udah ikut aja"
Kintari tak banyak protes lagi. Dia melihat mantannya itu memang sangat berbeda sesuai dengan apa kata Dea tadi. Dulu kulitnya yang hitam kasar seperti sisik ikan karena seringnya naik gunung kini berubah menjadi putih terawat bak kulit Syahrini. Rambut yang dulunya agak gondrong kini cepak rapih dan wangi. Dulu jangankan wangi berharap gak ketombean aja syukur.
Yang terakhir wajahnya. Wajahnya masih tampan hanya saja wajahnya lebih putih dan sangat terawat. Seperti porselen. Licin dan putih.
"Udah liatin akunya sekarang kita ngumpet dulu disini" ucapnya cuek sementara Kintari si Dewi Aphrodite itu melongo tak percaya oleh ucapan Makala.
Kedua manusia itu bersembunyi di belakang sekolah. Tempat yang jarang sekali di tapaki orang lain karena terkenal dengan cerita hantunya.
"Kamu masih inget? Disini tempat Nyi Koneng..."
"Gak usah bahas apapun!" Ucap Kintari tegas. Membuat Makala tersenyum geli. Semenjak dulu dia memang tau si mantannya yang cantik luar binasah ini sangat penakut.
"Boleh aku tanya satu hal?"
"Gak!"
"Apa kamu masih kepikirkan aku?" Tanya Makala dengan hati-hati.
"Gak"
"Boleh aku tanya bener satu pertanyaan lagi?"
"Gak usah nanya dulu kalau loe tetep nanya walau gue bilang gak boleh"
Bener juga. Makala membenarkan dalam hatinya.
"Oke. Kenapa kamu ikut aku kabur kesini ketimbang ketemu pacar kamu?" Kintari membeku ditempatnya. Tidak bisa menjawab seakan Makala menamparnya dan bilang 'tuh kan loe masih cinta sama gue'. Tebelin sama garis bawahi!.
Gak pinter loe Kintari. Oke loe mending cabut aja dari sini.
"Shit?!!" Umpat Kintari sebelum akan beranjak dari duduknya, tapi terhenti karena ucapan Makala.
"Kamu gak berubah Kiranti. Tetep jadi Kintari yang mempesona luar dalem juga apa adanya. Dan satu hal lagi hari ini kamu cantik. Sangat cantik"
Oh betapa beratnya cobaan gue.
Kintari berdiri dan meninggalkan Makala yang masih duduk manis di bangku belakang sekolah. Bangku kayu tempat dirinya dan si cucurut itu mengukir nama mereka disana. ‘Makala ❤ Kintari’.
"Alay," suara batin Kintari menyuraki.
Tak jauh dari tempat itu. Pacarnya yang tak kalah tampan dengan penampilan memukau entah kenapa tersenyum. Senyuman mahal Tara. Lebih mahal dari harga cabe atau bawang pas mau lebaran.
"Kintari aku cari kamu kemana-mana"
"Katanya kamu gak bisa dateng?"
"Aku ijin. Aku gak mau kamu digandeng pria manapun"
Ya ampun ada apa sama pacar gue. Gue bisa diabetes dia so sweet terus kaya gini.
Dipeluknya Kintari oleh Tara di lorong sekolah yang sepi karena semua orang berkumpul menunggu penampilan teman mereka yang maha dahsyat. Padahal mereka tidak mengetahui artis yang mereka tunggu sedang menjadi penonton drama percintaan. Ketika sang pria memeluk erat dan mesra sang wanita yang diharapkan akan kembali padanya.
Satu kata bagi Makala. Menyedihkan.
"I love you" ucap Tara sambil mencium puncak kepala Kintari.
Tolong jelasin ke gue ada apa dengan pacar gue?.
Tara jelas bukan laki-laki yang mau bermesraan di tempat umum. Dan itu masuk kedalam keajaiban dunia beberapa waktu dekat ini. Mungkinkah Tara merasakan sesuatu yang lain?. Dan dari sudut mata Kintari dia melihat tatapan Makala yang tak lepas darinya. Penuh sarat kesedihan tapi berganti jenaka ketika Kintari memergokinya. Makala hanya berkata melalui gerakan tangannya untuk menelepon dan membentuk love.
Sableng. Umpat Kintari sangat pelan
"Ayo kita ke aula," Kintari hanya mengangguk pada Tara.
"You look so beautiful" bisik Tara membuat perhatian Kintari yang tadi melihat si Makalah itu kini berganti menatap wajah tampan kekasihnya yang entah kenapa bisa semanis ini.
Ada apa dengan Tara?. Dan apa yang dinginkan Makala?.
**
Di aula sudah penuh. Kintari dengan gandengan tangan Tara maju terus kedepan hinga mendapat barisan kedua. Tak lepasnya tangan Tara mengait pada lengan Kintari. "Jangan jauh-jauh nanti kamu ilang."
Dipikir gue anak ayam?. Jawab Kintari yang berani dalam hati saja.
"Kamu kalau lepas takut keinjek" teriak Tara ditengah kebisingan.
"Ya ampun Tara. Emang aku sekecil apa?" Kintari tertawa atas sikap Tara tapi entah kenapa inilah yang membuat nya jatuh cinta pada laki-laki itu. Dia penuh perhatian kecil.
"Nah kita ke acara puncak sekarang. Oke... kita sambut Makala...." lampu sorot langsung menyala dan diarahkan pada Makala yang duduk di kursi piano.
"Ehem" Makala membetulkan mic nya. "Halo teman-teman dan adik-adik semua. Perkenalkan gue Makala angkatan tahun 2008. Single..."
Aula langsung berteriak histeris apalagi para adik kelas.
"Tapi sorry gue lagi nunggu mantan gue. Gue harap..." Makala menatap mata Kintari tepat. Semua orang seakan mengerti arah tatapan Makala. Semuanya menoleh ke arah Kintari. Kintari pura-pura melihat kekasihnya dan mengelus tangan kekasihnya itu sambil bersender di tangan kekarnya.
"Dia mau mengakui perasaannya yang masih ada buat gue. Maka dari itu gue bakal nyanyiin lagu ini buat dia" Makala mulai menekan tuts piano dan suara merdunya mulai mengalun dengan indah.
Loe pernah gombalin gue pake lagu ini. Kata Kintari dalam hati.
Kintari terkejut ketika masuk ke reff lagu dan dia sedang terbawa suasana. Tara meraih pinggang Kintari dan membuat Kintari menghadapnya.
Aduh Tara mau ngapain ini?. Batin Kintari cemas.
Tara membisikkan sesuatu "Please jangan membuat aku merasa cemburu Kintari, karena aku sangat mencintaimu.”
Kintari mematung.
Please gue butuh Dea atau siapapun
**
