5. Menjadi Yang Pertama
Hari berganti siang, Caroline masih belum selesai dengan tugasnya bahkan sedari pagi Carolin belum makan apa pun.
Carolin membajak tanah dengan menggunakan kayu buatannya sendiri. Tetapi sudah hampir dua jam Carolin menarik kayu itu dan belum dapat membajak setengah dari tanah yang ada.
Caroline duduk di tanah, menghembuskan nafasnya kasar.
Crruuukkk
Perut Carolin berbunyi. "Aku sangat lapar, tapi di mana aku akan mendapatkan makanan, si kulkas itu tidak memberiku makanan, apa harus aku minta padanya?" gumam Carolin.
Carolin akhirnya masuk ke dalam ruangan Jefri. Carolin tidak menemukan Jefri di dalam ruangan itu, Carolin berjalan ke arah balkon menikmati angin sejuk yang menerpa wajahnya.
Carolin menoleh ke arah samping dan terkejut melihat Jefri yang yang menatap dirinya dengan tajam.
"Eh … Tuan, maaf saya tidak tau Anda berada di sini," ucap Carolin menggaruk kepalanya.
"Jadi kau bermaksud untuk mencuri sesuatu jika aku tidak ada di sini?" tanya Jefri dengan tatapan sinis.
"Dan siapa yang mengizinkamu masuk ke dalam ruanganku tanpa izin?"
"Maaf Tuan, tapi tadi saya sudah mengetuk pintu," ucap Carolin.
"Aku tidak menerima alasan," Jefri berdiri dan ingin mengambil cambuknya yang ada di atas meja kerjanya.
Tetapi baru akan masuk ke dalam ruangan, Jefri melihat ruangannya sudah kotor banyak tanah yang berserakan ke sana ke mari.
Wajah Jefri merah padam, Jefri dengan cepat mengambil cambuknya. Carolin baru menyadari hal itu.
Ia lupa untuk mencuci kakinya terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam ruangan Jefri.
Ceterrrr
Ceterrrr
Ceterrrr
Ceterr
Jefri dengan emosi yang sudah memuncak, mencambuk Caroline dengan sangat keras dan juga suara kesakitan Carolin, terus bergema di ruangan itu.
"Kau bersihkan semua itu sebelum sore hari," ucap Jefri.
Teng
"Itu makananmu." Jefri menaruh teng yang berisi sayuran mentah di atas meja.
Brakk
"Isshhh …." Carolin merasakan sakit pada bagian paha dan kakinya.
Carolin menopang tangannya pada meja untuk berdiri dan mengambil teng yang ada di atas meja. Dan kembali duduk di lantai.
Carolin melotot melihat apa isi dari teng itu. 'dasar kulkas kau memberikanku sayuran mentah dan satu lembar roti kau kira aku kambing!'
"Tidak apalah, intinya aku kenyang, daripada aku mati kelaparan," gumam Carolin.
Carolin memakan sayuran yang ada di dalam teng itu. Wortel mentah, tomat dan timun.
Carolin menahan memar dan luka cambukan pada bagian kaki dan pahanya.
Carolin membersihkan kakinya dan juga tangannya. Lalu memakan semua sayuran yang ada dalam teng.
Tak lama kemudian Carolin selesai makan, dan saat akan bangun Carolin merasakan kakinya sakit. Carolin berjalan menuju tanah kosong, Carolin melihat sekelilingnya ia tidak menemukan apa-apa untuk bisa dijadikan obat.
Caroline berjalan ke pinggir tanah kosong itu, dan menemukan tanaman suruhan. Carolin mencabut tanaman itu dan mencucinya lalu Carolin masuk ke dalam mension meminta tolong pada maid di sana untuk memblender tanaman yang ia bawa.
Sedangkan Carolin berjalan ke arah ruangan kerja Jefri, Carolin membersihkan bekas tanah yang masih tercap di lantai ruangan Jefri.
Carolin tidak menyadari jika Jefri sedari tadi ada di pojok ruangan. Jefri mengamati apa yang Carolin lakukan. Terutama saat Carolin membungkuk, itu membuat Jefri harus menelan salivanya dengan kasar.
Buah Carolin yang terlihat sangat berisi, apa lagi Carolin yang menggunakan pakaian maid dengan rok yang sepertinya terlalu pendek untuk Carolin. Sehingga saat ia membungkuk memperlihatkan daging kenyal yang terlihat sangat berisi itu.
Jefri berusaha keras untuk menahan gairahnya, tetapi Jefri gagal untuk menahan diri. Jefri adalah lelaki normal jika melihat hal itu sudah pasti akan membuatnya bergairah.
Jefri mendekat ke arah Carolin dan memeluk Carolin dari belakang membenamkan wajahnya di ceruk leher Carolin.
Carolin kaget dan membalikan badanya lalu berusaha untuk mendorong Jefri. Tapi hal itu percuma Carolin lakukan tenaga Jefri jauh lebih besar dibandingkan dengan tenaganya.
"Jangan lakukan ini, Tuan …." desahan lembut lolos dari bibir seksi Carolin. Yang mana membuat Jefri semakin bergairah.
Jefri semakin beringas menyerang Carolin sedangkan Carolin, terus berusaha untuk melepaskan dirinya dari Jefri. Tetapi percuma Carolin tidak dapat lepas dari pelukan Jafri.
Jefri memegang buah besar di dada Caroline dan mengulumnya. Jefri menggendong Carolin membawanya ke dalam kamar yang ada di dalam ruangan kerjanya.
Jefri melepaskan semua pakaian yang dirinya dan Carolin gunakan, sampai akhirnya mereka sudah sama-sama tidak menggunakan sehelai benang pun.
Jefri memainkan semua badan Carolin, sampai pada saat Jefri melakukan Hal itu
Jefri merasakan kayunya yang sulit untuk masuk ke dalam sumur milik Carolin.
"Sial, dia perawan," umpat Jefri.
Jefri sangat kaget saat mengetahui jika Carolin masih suci, karena Jefri mengira Carolin adalah istri dari musuhnya yaitu Jek.
Tetapi walau begitu Jefri tetap memaksa memasukan barangnya ke dalam sumur, dan membuat Carolin berteriak kesakitan.
Carolin merasakan dirinya terbelah menjadi dua, darah sucinya mengalir keluar dari luangnya. Desahan dan erangan masih terus menggema di dalam ruangan itu. Sampai akhirnya Jefri ambruk setelah melakukan pelepasan berkali-kali.
Jefri menatap wajah Carolin yang merasa kelelahan dan mulai memejamkan matanya. Jefri mengusap kening Carolin.
'Aku tidak menyangka jika kau masih suci, padahal kau sudah menikah, tetapi kau tidak melakukan itu dengan suamimu, aku juga tidak mengerti apa yang terjadi pada diriku, aku sangat tidak bisa menahan diriku saat sudah bersama denganmu, padahal aku sudah sering melihat hal seperti itu, tetapi aku tidak mengerti dengan apa yang terjadi.'
Jefri perlahan mulai tertidur di samping Carolin dengan memeluk tubuh Carolin.
*
*
*
Hari menjelang sore. Carolin merasakan berat pada bagian perut dan kakinya. Carolin melihat ke arah perut dan kakinya, ia melihat Jefri yang tidur dengan memeluknya.
Carolin teringat akan kejadian siang tadi, di mana Jefri merenggut kesucian, merenggut apa yang sudah dirinya jaga selama bertahun-tahun.
Perlahan air mata Carolin keluar dari sudut matanya. Carolin menangis dalam diam.
Semua di hidup Carolin telah hancur, kesucian dirinya yang akan ia berikan kepada suaminya kelak sudah tidak ada lagi. Semuanya sudah direnggut oleh Jefri.
Jefri terbangun dari tidurnya dan melihat Carolin yang menangis dalam diam. Jefri berjalan ke kamar mandi membersihkan dirinya.
Tetapi setelah selesai mandi Jefri dengan kejamnya, memerintahkan Carolin untuk melanjutkan tugasnya membuat kebun.
Carolin dengan air mata yang tidak berhenti keluar berjalan dengan tertatih-tatih, ke arah Jefri.
"Tuan, apa saya boleh meminjam kamar mandi?" tanya Carolin. Yang menggambarkan kesedihan di wajahnya.
Jefri dapat melihat hal itu, ia tidak menghiraukannya. Hanya menganggukan kepala tanpa berbicara apa pun.
Carolin masuk ke dalam kamar mandi dengan rasa sakit di pangkal pahanya. Carolin membersihkan wajahnya dan mandi membersihkan dirinya.
Saat melihat di cermin kamar mandi,Carolin melihat begitu banyak bekas kecupan di tubuhnya.
Melihat bekas kecupan itu membuat Carolin sangat benci kepada Jefri. Dan Carolin bertekad untuk bisa kabur dari penjara ini.
Awalnya Carolin tinggal di sini dan tidak memutuskan untuk kabur karena ia mengira jika Jefri tidak akan melakukan hal seperti itu kepadanya. Tetapi dugaannya salah, Jefri justru mengambil kesuciannya dengan brutal. Dan yang lebih membuat Carolin bersedih Jefri pasti akan membunuh anak di kandungannya jika Carolin hamil. Carolin berencana untuk kabur dari mension ini
