6.Cuci Piring
Caroline melanjutkan tugas yang diberikan Jefri dengan hati yang yang sangat perih, bukan hanya hati, tetapi bagian di tengah antara kedua pahanya juga terasa sakit.
Air matanya tak berhenti mengalir, hatinya terasa sangat sakit, mengingat jika keperawanannya sudah direnggut oleh Jefri. Caroline sangat tidak bisa menerima itu, benda berharga yang ia miliki untuk calon suaminya nanti sudah di renggut dengan orang yang ia anggap sebagai penolong.
Caroline terus berjalan dengan punggungnya yang berisikan kayu untuk membajak tanah. dan tinggal satu meter lagi Caroline selesai membajak tanah yang begitu luas.
Bahkan pada saat malam hari Caroline tidak tidur sama sekali untuk bisa menyelesaikan tugas yang diberikan Jefri kepadanya.
Tepat saat esok hari pukul delapan pagi, tugas yang Jefri berikan sudah selesai. Karena sudah merasa sangat mengantuk, Caroline akhirnya tertidur di teras yang belakang mansion.
*
*
*
Sedangkan Jefri yang baru bangun dari tidurnya, langsung berjalan ke arah balkon kamar yang mana memperlihatkan bagian belakang mansion dan juga kebun yang dibuat oleh Caroline.
'Aku tidak sabar melihat wajah kesakitanmu ketika aku menghukummu nanti, aku sangat yakin dia tidak akan bisa menyelesaikan tugas yang aku berikan itu hanya dalam waktu 24 jam'
Terlihat sebuah seringai kecil dari wajah Jefri, ia sengaja memberikan tugas yang sangat sulit untuk Carolin. Karena Jefri berfikir jika Carolin tidak mungkin menyelesaikannya dalam waktu singkat.
Saat sampai di balkon kamar Jefri melototkan matanya, melihat kebun yang dibuat Caroline sudah selesai. Jefri mengucek-ucekkan matanya dan kembali melihat ke arah kebun yang dibuat oleh Caroline.
'Bagaimana mungkin? Tanah seluas ini bisa ia kerjakan dalam waktu singkat, bagaimana caranya mengerjakannya?' Batin Jefri.
"Tidak bisa, aku harus mengecek rekaman CCTV," ucap Jefri dan pergi menuju ruangan pengawas yang ada di lantai bawah.
Saat sampai di ruangan pengawas, Jefri langsung duduk di kursi depan komputer dan memutar ulang rekaman CCTV yang mengarah pada kebun yang Caroline buat.
Setelah beberapa saat Jefri menonton rekaman CCTV itu, Jefri benar benar tidak percaya jika Caroline benar-benar menyelesaikan tugasnya dalam waktu satu hari.
"Sial! Dia benar-benar menyelesaikanya tanpa tidur semalaman," gumam Jefri dengan ekspresi wajah kesal karena dirinya gagal lagi untuk menyiksa Croline.
"Lalu aku sekarang harus melakukan apa agar bisa menyiksanya," gumam Jefri.
Jefri berdiri dari duduknya dan berjalan menuju belakang mansion di mana tempat Caroline membuat kebun.
Jefri melihat Caroline yang tertidur dengan nyenyak di teras, Jefri berjalan mendekat ke arah Caroline. "ppffttt ...," Jefri tertawa saat melihat wajah Caroline yang kotor.
"Kau ini, sangat kotor, terlihat seperti anak kecil yang habis bermain tanah," gumam Jefri.
Setelah mengatakan itu Jefri menggelengkan kepalanya dan berkata, "Apa yang sedang kau bicarakan, dia adalah istri musuhmu."
Bhuuggghhh
"Arrgggghhhh ...," pekik Caroline kesakitan.
Jefri menendangnya dengan sangat keras sehingga membuat Carolin bergeser beberapa centi dari tempat semula.
Caroline membuka matanya, dan melihat Jefri yang menatapnya dengan tajam. Dengan cepat Caroline berusaha bangun dengan memegang punggungnya yang mana ditendang oleh Jefri dengan Sangat kasar.
"Siapa yang menyuruhmu untuk tidur? pekerjaanmu belum selesai," ucap Jefri dan langsung menyeret tangan Caroline dan Carolin berusaha berjalan mengimbangi langkah Jefri yang besar.
Jefri menarik tangan Caroline menuju dapur dan itu membuat Caroline bertanya-tanya dalam hatinya. 'Untuk apa pria gila ini membawaku ke dapur?'
Jefri berjalan menuju, laci piring dan mengeluarkan semau piring yang ada di dalam laci.
"Kau cuci semua piring itu sampai mengkilap dalam waktu lima menit harus bersih semua," ucap Jefri menunjuk semua piring bersih yang ia keluarkan untuk di cuci oleh Caroline.
Caroline melongo mendengar perintah dari Jefri. bagaimana tidak, semua piring itu sudah bersih mengkilap, apa lagi yang harus di cuci.
"Sepertinya pria ini habis tersetrum, otaknya pasti habis di makan kutu," gumam Caroline.
Jefri berjalan menuju sofa yang terletak tak jauh dari dapur dan mendudukan bokongnya di atas sofa itu. "Lakukan pekerjaanmu, aku akan mengawasimu dari sini," ucap Jefri dengan nada yang terdengar sangat dingin.
Caroline sendiri bingung akan mencuci apa, karena semua piring itu sudah bersih mengkilap. Caroline memilih untuk berjalan menuju sofa di mana Jefri duduk. dan duduk di samping Jefri.
Wajah Jefri mulai memerah dan bersiap akan mengeluarkan bom waktu. "Beraninya kau tidak menuruti perintahku!" ucap Jefri dengan nada membentak.
"Jose, seret wanita ini ke dalam ruangan eksekusi dan cambuk 100 kali!" ucap Jefri dengan suara yang dalam. Dan Jose yang selalu berada di dekat Jefri, langsung berlari menuju dapur begitu ia mendengar Jefri memanggilnya.
"Apa?!" pekik Caroline saat mendengar itu.
"Tapi semua cucian piring itu sudah bersih mengkilap apa yang perlu aku bersihkan lagi!" ucap Carolin dengan nada tinggi.
Jefri melotot ke arah Caroline dengan sangat tegas berkata, "Aku tidak menyuruhmu untuk mencuci piring yang aku keluarkan, aku menyuruhmu untuk mencuci piring yang ada di keranjang piring itu."
Jefri menunjuk ke arah keranjang piring berwarna merah yang berada tepat di samping piring bersih yang Jefri keluarkan tadi.
Caroline melihat ke arah keranjang merah yang ditunjuk oleh Jefri, dan tersenyum memperlihatkan giginya.
"Hehehe … maaf, saya kira Anda menyuruh saya mencuci piring yang itu," ucap Caroline dengan menunjuk ke arah piring yang dikeluarkan Jefri.
Jefri tidak menjawab hanya menatap Caroline dengan tatapan yang tajam, Bakan tatapan itu bisa membuat orang merasa takut.
Caroline dengan cepat melangkah ke arah keranjang merah itu dan mendekatkan keranjang merah itu ke wastafel, Caroline mencuci dengan sangat cepat karena waktu yang ia miliki tidaklah banyak sedangkan piring yang harus ia cuci sangat banyak.
'Ini yang makan siapa saja? Kenapa bisa banyak begini piringnya, bukankah yang makan di sini hanya Jefri kenapa bisa piring kotor di sini sangat banyak? Sudah berapa bulan maid di sini tidak mencuci piring?' Batin Caroline bertanya-tanya.
Semua piring itu sebenarnya bukanlah piring Jefri seorang melainkan piring sisa maid, pengawal dan anak buah dunia gelap Jefri yang baru selesai makan pada jam istirahat.
Jefri sengaja menyuruh maid untuk tidak mencuci semua piring setelah makan, karena ia membuat Caroline untuk tidak bisa menyelesaikan tugasnya dan dan bisa menyiksa Caroline.
Tetapi walau begitu sebenarnya Jefri bisa saja, menyiksa Caroline sesukanya tanpa harus menunggu Caroline tidak bisa menyelesaikan tugasnya. Tetapi Jefri merasakan kesenangan tersendiri saat melihat Caroline yang tidak bisa menyelesaikan tugasnya dan menghukumnya sesuka hati.
Tetapi saat Jefri mengamati Caroline yang sedang mencuci piring. Jefri yang melihat bokong Carolin yang bergerak seirama dengan gerakan kakinya, tetapi membuat bokong itu sedikit bergetar dan dapat Jefri lihat dengan jelas pergerakan bokong se*ok milik Caroline.
"Uuggghhh …." Jefri meringis kala merasakan juniornya mulai bangkit.
"Sial, kenapa harus bangun, sih!" umpat Jefri kesal.
Jefri berusaha untuk mengalihkan pandangannya tetapi itu malah semakin membuat Jefri terbakar gairah, karena pikiran Jefri yang mulai teringat akan bentuk tubuh Caroline.
Jefri tidak bisa menahan diri, segera bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah Caroline dan menggendong Caroline menuju meja makan.
