Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Chapter 7

“Antara percaya dan tidak, tapi ya mungkin juga sih. Dari buku yang pernah kubaca, klan Ryuichi sudah musnah 200an tahun yang lalu. Sementara Ayah, jika dia keturunan utama pastilah berusia seratus tahun lebih tapi dia masih berusia kurang

dari 50 tahun sangat tidak mungkin dia itu dari klan Ryuichi. Dan juga aku belum pernah melihat naga milik ayah. Naga sebesar itu di mana di sembunyikannya?" kata Yui menjelaskan keraguannya.

"Jadi apa nama Ayah palsu, nama Ryuichi?" tanya Light.

“Entahlah mungkin karena dia ada di reruntuhan klan Ryuichi lalu dia mengira bernama Ryuichi, bisa saja kan. Lagi pula waktu itu Ayah tidak mengingat apapun." jawab Yui.

“Bukankah sangat aneh, Ayah pemilik kristal cahaya diadopsi kristal hitam, ironis.” kata Light.

“Benar juga, banyak kejanggalan.” Yui melihat ada buku yang menarik perhatiannya dan mengeceknya.

“Yui jangan, nanti Paman marah,” cegah Light.

“Sudah diamlah, Light!” Yui naik ke atas meja untuk meraih buku yang menarik perhatiannya. Buku itu berwarna keemasan dengan tinta warna merah di sampulnya. Dan juga simbol sebuah kompas. Tertulis di

sana berjudul Summoner.

Yui turun dari atas meja dan membuka bukunya. Di sana tertulis dalam bahasa lain. Setiap lembarnya tertulis informasi mengenai makhluk yang bisa dipanggil dari roh hingga iblis. Yui terhenti di halaman yang menjelaskan tentang pemanggilan empat penjaga arah mata angin (Guardian Compass) disana tertulis bahwa hanya dia yang terpilih yang mampu memanggil empat penjaga arah mata angin. Lalu Yui membuka kembali lembaran berikutnya, seekor naga dengan nama Seiryu merupakan penjaga arah timur, memiliki elemen kayu. “Seiryu,” ucap Yui pelan. Kompas yang Yui miliki bergetar, Yui segera mengeluarkan kompas dari gelangnya. Jarum pada kompas berputar cepat dan tiba-tiba berhenti di arah timur. Bayangan seekor naga meraung di kepala Yui, “Panggil namaku!”

Yui melirik buku dan memegang erat-erat kompasnya dan mulai melakukan pemanggilan.

“Wahai penjaga arah mata angin yang menguasai segala penjuru dunia,pinjamkanlah aku kekuatanmu, kekuatan penjaga arah timur, Seiryu!”

Angin kencang tiba-tiba bertiup, rumah terasa bergetar dan seekor naga berwarna kehijauan muncul. Naga yang besar muncul di ruang tamu, tentunya ruang tamu menjadi berantakan. Naga itu pun tidak bisa menjulurkan kepalanya karena tidak muat di ruang tamu.

"Yui cepat ikat kontraknya,” teriak Light.

“Baik.” Yui melanjutkan membuka buku tersebut membolak-balikan halaman tapi tidak menemukan yang dicari. “Bagaimana membuat kontraknya? Tidak ada catatan,” kata Yui mulai panik.

Ekor naga itu bergerak dan beberapa perabot pecah. Rosaline dan Yuasa yang berada di lantai dua turun karena mendengar suara ribut.

“Ada apa ini?" tanya Yuasa yang melihat seekor naga terjebak di ruang tamu.

Yui kesal tidak menemukan jawaban dari buku yang dipegangnya. “Dasar buku sialan, dan kau juga Naga, kenapa ada di sini!” bentak Yui.

Naga itu memandang Yui dengan tatapan tajam yang mengintimidasi.

"Apa? Aku tidak takut!” Yui berkacak pinggang. “Sekarang katakan bagaimana caranya mengikat kontrak atau kupanggang kau.”

Suara terdengar di kepala Yui, naga itu berbicara dengan telepati. “Namaku Seiryu, penjaga arah timur. Ini pertama kalinya aku bisa terhubung dengan summoner,” kata Seiryu di benak Yui.

“Tidak usah basa-basi, bagaimana mengikat kontrak?” teriak Yui.

“Entahlah, panggil saja aku lagi nanti, aku permisi dulu,” kata Seiryu berpamitan. Sungguh malang nasibnya mendapatkan majikan yang tidak ramah.

Naga itu menghilang, meninggalkan kekacauan di ruang tamu. Barang berserakan dan beberapa perabot pecah.

“Bagaimana ini Yui? Kita bisa kena marah,” kata Light memegang kepalanya yang mendadak terasa pusing.

Mereka berusaha merapikan kembali semua kekacauan yang terjadi. Sebaik apapun yang mereka lakukan tidak bisa mengembalikan keadaan seperti semula. Beberapa goresan bekas cakar naga, perabot yang hancur juga tidak bisa dikembalikan lagi.

Serapi apapun yang mereka lakukan ruangan tersebut masih terlihat berantakan karena banyaknya perabot yang rusak. Karena lelah mereka pergi tidur dan akan minta maaf besok pagi. Yui masuk ke kamar Rosaline dan Light bersama Yuasa.

Keduanya langsung tertidur karena kelelahan.

Malam sudah sangat larut, saat Rafael pulang dia terkejut melihat rumahnya seperti kapal pecah. Semua sudah tidur tinggal Rosaline yang memang sengaja menunggu kedatangannya. Rosaline menceritakan semua yang terjadi. Dan Rafael hanya menghela napas panjang.

“Sudahlah, Rosaline kau juga harus tidur. Istirahatlah.” Rafael duduk di ruang tamu yang sudah tidak layak disebut ruang tamu.

“Repair,” kata yang terucap oleh Rafael disertai kabut hitam. Saat kabut itu hilang ruangan kembali seperti semula seakan tidak pernah terjadi apapun.

“Jurus ini menguras tenaga, sebaiknya tidak digunakan lagi,” batin Rafael.

Pagi itu mereka bangun dan mendapati ruang tamu sudah rapi bahkan tidak terlihat ada bekas kekacauan yang terjadi semalam. Karena tidak ada bekas kekacauan, mereka juga tutup mulut dan tidak menyinggung apapun tentang yang terjadi tadi malam. Mereka sarapan dalam keadaan hening takut salah bicara dan menimbulkan kemurkaan Rafael. Rafael biasa saja sudah terlihat seram apalagi kalau marah.

Yui dan Light kembali ke padang rumput tempat berlatih mereka kemarin. Lagi-lagi Yui diminta berbicara dengan kompas. Sehingga dia memilih duduk di bawah pohon dan mengeluarkan kompas dari gelangnya. Sementara Light berlatih menggunakan petirnya. Yui sangat iri dengan Light dia juga ingin memiliki kristal biru dan bisa mengendalikan elemen. Kristal biru itu terlihat kuat dan keren. Dimata Yui, Light sangat beruntung.

Yui kembali menatap kompas di depannya dan dengan kesal dia berteriak, “Bicara padaku sekarang!"

“Apa yang kau inginkan?” suara yang keluar dari kompas yang membuat Yui terperanjat.

“Benar-benar bisa bicara!” Kini Yui mendekatkan kompas tersebut ke arah matanya.

“Pejamkan matamu," suara dari kompas itu lagi. Yui pun menurut dan memejamkan mata. Yui merasakan sensasi yang berbeda dan dia membuka matanya. Naga yang tadi malam muncul di ruang tamu sekarang ada di hadapannya. Kali ini Yui melihat naga yang anggun berdiri dengan keempat kakinya. Tatapan mata tajam naga dan sikap angkuh khas naga terlihat jelas. Sayangnya semua itu belum cukup untuk

membuat Yui takut.

"Jadi apa maumu?" tanya Yui tanpa basa-basi.

“Menarik, biasanya mereka pemilik kristal tanpa warna langsung ketakutan melihatku, hingga berakhir menjadi gila. Sebagian lagi menganggap kami tidak ada dan mengabaikannya sehingga seumur hidup mereka dianggap pecundang tidak berguna. Kau sungguh menarik, nyalimu besar," kata naga itu yang menyeringai memperlihatkan gigi-gigi tajamnya.

“Kalau begitu aku akan jadi majikanmu dan kau harus menurut!" kata Yui.

Suara raungan keluar dari naga itu, terlihat seperti tertawa. "Kau mau aku menjadi bawahanmu? Apa kau yakin?”

“Tentu, jangan panggil namaku Yui kalau aku tidak bisa menaklukanmu,” ucap Yui penuh percaya diri.

“Cobalah, apa kau bisa melewati ujianku,” kata naga itu.

Dibawah kaki Yui muncul tunas-tunas kecil yang tumbuh sangat cepat. Yui berlari menghindari tunas tersebut. Dengan cepat dia memanggil busurnya. Busur hijau Yui melesat dan menghancurkan tunas tersebut. Lalu ranting-ranting mulai muncul berusaha menjerat Yui. Sekali lagi dengan busurnya dia menghancurkan ranting. Satu yang Yui ingat, bahwa dia adalah pemilik kristal jadi kali ini dia menembakkan anak panah energi ke arah naga. Panah itu terhenti seakan ada barrier yang menghadang.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel