Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Chapter 5

Sebuah sosok berwarna biru seperti air masuk ke dalam kristal yang ada di gelangnya. Yuan berusaha menahan kekuatan yang begitu besar, hingga sosok itu sepenuhnya masuk dan energinya menghilang. Yuan yang baru pertama kali mengikat kontrak merasa lelah dan terduduk di tempatnya. Keringat bercucuran, dan napasnya memburu dengan cepat. Dia melihat warna salah satu kristal di gelangnya menjadi biru.

Archilles segera menanyakan keadaannya.

“Pangeran Yuan, apa Anda baik-baik saja?"

“Ya, tidak apa-apa," jawab Yuan.

Yuan berdiri dan mengucapkan mantra, “Wahai roh air dari roh alam yang terikat denganku, aku memanggilmu sebagai majikan barumu datanglah Marina!”

Sebuah lingkaran sihir muncul di depan tangan kanannya yang terulur ke depan. Lalu cahaya biru terang terlihat dan sekumpulan air mulai membentuk sebuah wujud. Sosok kecil seperti putri duyung, dengan sayap transparan biru dan wajah yang cantik. Ukurannya sebesar Tinkerbell,

seukuran telapak tangan.

“Apa kamu Marina, Roh Air?” tanya Yuan melihat makhluk kecil yang sangat imut dan manis menurutnya.

"Ya, namaku Marina" Suara Marina terdengar dalam kepala Yuan namun tidak ada suara yang keluar dari mulutnya.

"Saya menggunakan telepati, jadi cukup pikirkan saja apa yang Anda inginkan dan akan saya lakukan."

"Rupanya begitu, baiklah apa yang bisa kau lakukan?" ucapnya dalam hati.

"Tentu saja banyak, Saya bisa mengendalikan air, semua yang memiliki air dan terhubung dengan alam termasuk menyembuhkan dengan air," ucap Marina.

"Apa aku bisa meminjam kekuatanmu?"

"Tentu, sekarang ini Anda adalah majikan saya," ucap Marina di dalam benak Yuan.

Yuan mencoba kemampuan Marina, dia mencoba menaikkan air di dalam kolam dan mengendalikannya ke kanan dan ke kiri. Cukup mudah pikirnya. Lalu membagi air tersebut menjadi dua bagian. Saat mulai terbelah pengendalian air mulai melemah dan air kembali masuk ke kolam. Ternyata memang belum bisa stabil, harus banyak berlatih.

“Cukup, kita lanjutkan besok lagi,” kata Archilles.

Yuan mengembalikan Marina ke dalam gelangnya. Yuan masih memikirkan gadis

yang bernama Yui, siapa dia kenapa wajahnya sama denganku. Dia nyata dan bisa disentuh. Yuan melihat tangannya, masih terasa kehangatan tangan manusia dalam sentuhan. "Aku harus mencari tahu siapa dia sebenarnya," batinnya.

Setiap hari Yuan berlatih mengendalikan air, perlahan-lahan Yuan akhirnya mampu mengendalikan air, mengarahkannya ke kanan, ke kiri lalu ke atas dan ke bawah. Serta memerintah air untuk berputar serta menyerang. Tak terasa sudah hampir satu bulan berlatih mengendalikan air. Kali ini Yuan ingin mencoba menaiki air. Dia mengangkat air di bawah kakinya, perlahan-lahan air mulai naik dan Yuan berada di atasnya. Ketinggian air kini mencapai tiga meter, merasa puas dengan ketinggiannya, Yuan memerintahkan air Untuk maju. Air setinggi tiga meter bergerak sesuai keinginan Yuan. “Berhasil,” ucapnya. Seketika itu juga pijakannya hilang dan dia terjatuh.

“Pangeran Yuan!" teriak Archilles yang tidak menyangka Yuan akan tergelincir dari ketinggian itu. “anda tidak apa-apa?"

“Tidak apa-apa," kata Yuan yang kemudian berdiri.

Krak!

Yuan jatuh tersungkur dan menahan sakit di kakinya. Archilles dengan cepat memeriksanya.

“Kaki Anda patah," kata Archilles.

Yuan hanya bisa tersenyum kecut, bagaimana bisa dia begitu ceroboh saat mengendalikan air hingga kaki patah.

Archilles mengikat kaki Yuasa dengan papan kemudian mengangkatnya, membawanya ke tempat pengobatan. Setelah dilakukan tindakan kaki Yuan diperban hingga lutut. Dia tidak diperbolehkan bergerak dengan kakinya hingga proses penyembuhannya selesai. Butuh waktu tiga bulan untuk bisa beraktivitas lagi.

***

Yuasa membawa Yui dan Light ke hutan Onyx. Mereka berdua tidak tahu siapa yang akan mereka temui. Namun yang Yui ketahui, dia bisa melatih pengguna kristal tanpa warna. Selama ini Yui belum pernah mendengar ada pengguna kristal tanpa warna. Biasanya mereka hanya akan dianggap tidak berguna karena tidak ada bedanya dengan manusia biasa.

Memerlukan waktu kurang lebih enam jam perjalanan mereka telah sampai di hutan Onyx. Hutan itu terlihat seram, tapi kedua anak ini justru merasa tertantang masuk ke

hutan Onyx. Mereka masuk ke dalam dan berjalan kurang lebih 45 menit dan tiba di sebuah rumah di tengah hutan.

“Siapa yang mau tinggal di sini?” kata Yui.

Yuasa hanya tersenyum saja, “nanti juga tahu.”

Yuasa mengetuk pintu, dan seseorang membukakan pintunya. Mereka dipersilakan masuk ke dalam lalu duduk di ruang tamu.

Pria ini berperawakan tinggi dan kekar, sedikit terlihat seram saat menatap orang lain. Jika diperhatikan sebenarnya wajahnya cukup tampan dengan hidung mancung dan mata hitamnya yang tajam. Usianya mungkin sekitar 25 tahunan.

“Paman ini Yui dan Light,” kata Yuasa memperkenalkan kedua adiknya.

Pria ini menatap kedua anak kembar yang ada di hadapannya. Lalu dia berbisik kepada Yuasa. Setelahnya dia memperkenalkan diri.

“Namaku Rafael Blackdragon, kalian bisa memanggil Paman Rafael. Aku saudara angkat ayah kalian,”ucap Rafael. Mereka berdua bersalaman dengan Rafael.

“Paman, kenapa tinggal di sini?" tanya Yui.

“Karena ini rumahku,” jawab Rafael.

Yui tidak suka cara Rafael menjawabnya yang terkesan tidak ingin ditanya lagi. Dia berpikir apa bisa orang ini mengajarkan cara menggunakan kristal tanpa warna? Melihat rambutnya yang hitam Yui mengira dia juga memiliki kristal tanpa warna sama seperti dirinya.

Malam itu mereka menikmati makan malam sederhana. Bagi Yui dan Light yang terbiasa dengan masakan koki istana, kurang suka dengan makanan yang sangat sederhana dengan bumbu yang sangat minim.

“Maaf jika tidak sesuai dengan selera kalian, kata Rafael. Selesai makan malam, mereka beristirahat di kamar yang telah disediakan.

Pagi itu Yui dan Light dibawa ke halaman. Mereka melakukan pemanasan dengan gerakan yang biasa mereka lakukan jika akan berolahraga. Lalu Rafael membawa mereka ke dekat kolam, ada hamparan rumput di sana cukup luas untuk berlatih. Rumah Rafael masih terlihat jelas karena tidak ada pepohonan yang menghalangi.

Rafael mendekati Yui dan berkata, “Namamu Yui?” dan Yui mengangguk menjawab pertanyaan itu, “dengar, kristal tanpa warna bukanlah kristal yang buruk walaupun belum pernah ada yang memiliki kristal tanpa warna yang mampu membangkitkan kekuatannya namun aku yakin kau pasti bisa.”

"Belum ada yang pernah membangkitkan kristal tanpa warna! Jadi aku akan jadi kelinci percobaan?" batin Yui dalam hati.

Rafael ingin mengetahui kemampuan dasar si kembar sebelum memutuskan untuk melatih mereka. Dia menyuruh kedua bocah ini menyerangnya dengan segala yang mereka miliki. Mendengar kata itu keduanya bersiap di posisi Masing-masing, Light menyiapkan pedangnya sementara Yui mundur lebih jauh di belakang Light dan

menyiapkan busurnya.

Kombinasi pedang dan busur yang kompak, serangan mereka berdua efektif dan efisien namun belum bisa mengenai Rafael sedikitpun. Light mengumpulkan energi petir di tangannya. Sebuah bola energi dengan kilatan petir mulai berkumpul. Yui menyerang Rafael dengan busurnya memberi waktu Light selama mengumpulkan energi.

“Yui, minggir!” kata Light yang bersiap dengan bola energi petir di tangannya.

Sayangnya serangan itu tidak menimbulkan kerusakan apapun.

Mereka berdua hanya bisa menelan ludah melihat monster di hadapan mereka. “Kuat sekali,” batin mereka berdua.

Yui kembali menarik busurnya, kali ini tiga anak panah dilesatkan berturut-turut, berharap ada satu yang dapat mengenainya, namun tak satupun berhasil. Dia bergerak terlalu cepat, semua anak panah meleset. Tak satupun yang dilakukan si kembar yang mampu menyentuhnya. Menyentuh saja tidak bisa apalagi membuatnya tergores.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel