

Bab 6. Dibawa Pulang Suamiku
"Axcel!" Pekik Alisya. Ia sangat terkejut saat melihat pria yang paling ia benci.
"Cha-cha, dengarkan penjelasan ku," Axcel meraih kedua tangan Alisya dan mencengkarnya dengan sangat erat.
"Lepaskan aku! Jangan panggil aku dengan panggilan yang menjijikan itu," ujar Alisya. Dengan sekuat tenaga Alisya dorong dada bidang Axcel hingga membuat pria itu terjatuh ke bawah lantai. Axcel mencoba untuk berdiri dan mendekati kembali Alisya.
Pria itu mencoba untuk menjelaskan pada Alisya tentang pertunangan dirinya dengan Gia karena perintah Ayahnya, sementara di dalam hatinya posisi Alisya tidak akan pernah tergantikan.
"Alisya! Kembalilah pada ku, selain pernikahan aku akan memberikan mu apa pun," tawar Axcel. Ia memegang erat tangan Alisya dan menyandarkan tubuh mungilnya ke tembok.
PLAAAKK
"Dasar bajingan! Kau tidak tahu malu, kau ingin aku menjadi selingkuhan mu?" bentak Alisya, kini tangan mungilnya mendarat di wajah Axcel mantan pacarnya itu, Axcel tertegun ia memegang wajahnya yang kini memerah dan sudut bibit yang mengeluarkan sedikit darah.
Senyuman menyeringai pun terpancar di wajah Axcel, ia mengelap sudut bibir yang mengeluarkan darah.
"Hee, sialan jika tidak mau dengan cara lembut, maka aku akan memberi mu dengan cara kasar," ancam Axcel. Dengan kasarnya Axcel merebok baju di bagian bahu Alisya.
"Akkkkhhh! Jangan," teriak Alisya. Tanpa menghiraukan penolakan Alisya, Axcel semakin menggila ia mencium paksa leher Alisya. Andre yang kini sedang lewat di lobi toilet tak sengaja ia melihat sahabatnya Alisya yang di lecehkan oleh Axcel.
"Berhenti! Dasar kau sampah," bentak Andre, dengan cepatnya Andre menghampiri Alisya. Ia melayangkan kepalan tangan ke arah wajah Axcel.
Tetapi Axcel memerintahkan ke tiga orangnya untuk membereskan Andre yang mencoba untuk menghentikan dirinya yang kini menginginkan tubuh Alisya.
"Hentikan dia! dia sendirian kita tidak perlu takut," perintah Axcel.
"Baik tuan," jawab ke tiga orang-nya. Satu persatu ke tiga orang Axcel mulai melangkah maju mencoba untuk menghabisi Andre.
"Hee, Entahlah," bentak ke tiga orang suruhan Axcel.
BRUKKKKK
"Aaaakkkh," teriak Andre. Andre yang merintih kesakitan ketika orang-orang suruhan Axcel yang tak henti-hentinya memukuli badan dan wajah Andre.
"Hentikan!" teriak Alisya yang kini sudah tak tahan saat melihat sahabat baik-nya terluka. Senyuman licik pun terpancar di wajah Axcel.
Ia memegang dagu lancip Alisya, dan menatap wajah mantan pacarnya.
"Jika kau melayani dan memuaskan ku malam ini, maka aku akan melepaskan dia," bisik Axcel pada Alisya.
Deg!!
Kedua bola mata Alisya membulat, saat mendengar permintaan gila yang di ucapkan oleh Axcel padanya, ia berusaha untuk mendorong Axcel dengan sekuat tenaga. Ketika keduanya saling bersi tegang, tiba-tiba Rafael datang dengan asisten pribadi dan juga ketua preman club malam itu.
"Hentikan!" teriak Rafael, ia menatap tajam Axcel yang kini tengah mendekap istrinya Alisya.
Deg!!
Alisya sangat terkejut saat melihat Rafael yang Kini ada di depan-nya. Axcel sangat kesal ketika ada seseorang yang mencoba untuk menghentikan dirinya, ketika ia hendak mencium leher jenjang Alisya. Pria itu menoleh ke belakang lalu ia sangat kaget melihat seorang pria dengan stelan jas yang rapih dan juga kharisma-nya yang begitu kuat.
"Alisya! Kemarilah," ucap Rafael mengulurkan tangan pada istrinya.
Deg!!
Jantung Alisya berdegup kencang saat melihat Rafael. "Tampaknya akan aman, tetapi tatapan-nya sangat mengerikan," gumam Alisya dalam hati. Tanpa berpikir yang lebih lagi, kini Nayla berlari ke arah Rafael dan memeluk tubuhnya dengan sangat erat.
"Suamiku! Hiks..hiks.." tangis Alisya. Rafael mendekap Alisya dengan sangat kuat, ia pun menatap tajam pada Axcel.
"John! Istriku di lecehkan di daerah kekuasan mu, kau tahu harus bagaimana cara membereskannya!" tegur Rafael.
Deg!!
Saat mendengar nama John, Axcel sangat kaget keringat pun keluar di seluruh tubuhnya, ia mulai gugup saat mendengar perintah Rafael pada John.
"John, d-dia adalah ketua preman yang paling kuat dan sadis di kota ini," gumam Axcel dalam hati yang begitu ketakutan.
"Mohon maaf CEO, aku kurang mendisiplikan wilayah ku," ujar John, ia mulai mengepalkan kedua tangannya.
"Kecuali untuk Axcel dan Andre, patahkan semua tangan, kaki dan seluruh tubuh-nya lalu buang ke pinggiran kota,"perintah telak seorang Rafael.
Deg!
"Apa! Aku?" Andre sangat terkejut, dengan apa yang baru saja di perintahkan Rafael untuk dirinya kepada John. Dengan cepatnya Alisya menghadang dan melentangkan kedua tangannya di depan Andre.
"Jangan sakiti Andre, Andre barusan membantu ku, sehingga mereka memukulinya, aku mohon jangan sakiti dia," pinta Alisya ia melentangkan kedua tangannya di depan Andre dengan kedua mata yang berkaca-kaca.
"Gadis ini bukan gadis biasa, bisa-bisanya dia mengatakan tidak pada Rafael," gumamJohn dalam hati.
Rafael berjalan mendekati Alisya, tangannya memegangi dagu lancip Alisya dengan tatapan marah.
"Masih ingin membela laki-laki lain atau bahkan rela mati demi dia," geram Rafael, ia sangat marah ketika melihat Alisya membela Andre sahabatnya.
"Hiks..hiks, kamu menyakiti ku," rintih Alisya. Ia menatap melas pada Rafael yang kini tengah marah besar padanya.
Deg!!
Rafael tertegun, ia melepaskan tangan yang memegang erat dagu lancip Alisya dan melepaskan tangan kiri yang mencengkram tangan Alisya. Tatapan keduanya saling memandang satu sama lain.
Dengan cepat-nya wanita cantik itu memeluk erat tubuh kekar suaminya.
"Ayo pulang, bawa aku dari tempat ini," pinta Alisya. Ia memasang wajah melas dan merayu Rafael dengan sangat manja.
Melihat wajah Alisya yang cantik dan imut dan sangat menggoda, membuat hati Rafael meleleh di buatnya, pria berparas tampan itu pun menghela nafas panjang-nya.
"Baiklah, ayo kita pulang," ajak Rafael. Dengan lembutnya ia memakaikan jas pada tubuh Alisya.
"Iya," jawab Alisya tersenyum imut, kedua tangannya melingkar di leher kokoh Rafael.
John menatap kagum saat melihat Alisya yang berhasil menaklukan seorang Rafael, seorang CEO yang di kenal sangat dingin dan juga kejam di dunia bisnis.
"Aku tak menyangka bahwa Rafael mempunyai sisi penurut pada wanita," ucap-nya menggeleng.
Priit
Pria bertubuh kekar yang di hiasi beberapa tato pun, mulai memerintahkan orang-orang suruhan-nya untuk membereskan Axcel dan juga anak buahnya.
"Baiklah, saat-nya kerja ini soal kepercayaan, tuan Rafael bilang patahkan tangan dan kaki mereka!" Seru John. Semua orang suruhannya mengangguk dan mulai memberi pelajaran pada Axcel dan orang-orangnya.
PLAAAAAAAKKK
BLUGGGH
"Begitu saja kau merasa hebat!" Cibir orang Axcel. John pun sangat marah ketika ada orang yang berani berkata padanya seperti itu.
"Berani sekali kau berkata seperti itu."
BRUUUUUUKKK
Kepalan tangan John pun mendarat di wajah orang suruhan Axcel.
"Aaaakkkh, hentikan," teriak pria itu dengan tangan dan kaki yang kini terasa sakit.
Melihat orang-orang Axcel tumbang, Andre menghela nafas panjang-nya.
"Untung saja, Alisya memohon untuk ku," gumam Andre.
Axcel yang mencoba untuk melarikan diri, dengan cepatnya John menarik kerah bajunya dan memukul-nya.
BRUUUUKKK
AAAAAARRGGGHHH!
