Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 3. Kontrak Pernikahan

Sesampainya di rumah, Nenek menyambut kepulangan Alisya dan Ayah-nya tuan Helian. Wanita yang berambut putih itu pun berjalan menghampiri Anak dan cucunya.

"Helian! sebenarnya apa yang sudah terjadi?" tanya Nenek Martha. Tuan Helian menghela nafas panjang. Alisya yang berjalan dan menghampiri sang Nenek, ia mencoba untuk menenagkan dan menghibur wanita tua yang sangat ia sayangi.

"Nenek tidak perlu khawatir," bujuk Alisya. Ia membelai tubuh sang nenek dengan sangat lembut.

"Bagaimana aku tidak khawatir, semua siaran televisi terus menyiarkan tentang skandalmu! Katakan yang sebenarnya apa yang telah terjadi pada perusahaan? Apa benar kau melakukan semua itu, atau kau telah di bohongi orang?" tanya Nenek Martha, ia menatap tajam pada putra semata wayangnya.

Tuan Helian menundukkan kepala dan menghela nafas panjang, ia mulai menceritakan apa yang telah terjadi pada perusahaan keluarga.

"Seperti yang ibu lihat, perusahaan sudah hancur, ini semua telah di rencanakan oleh Mark dan Axcel putranya sejak beberapa tahun ini, dia tidak menerima dengan apa yang telah aku dapatkan," lirih pria paruh baya dengan raut wajah tertekan dan Frustasi.

Deg!!!

"Apa!!" Pekik Alisya dengan kedua bola mata yang berkaca-kaca.

Nenek Martha sangat terkejut, dengan apa yang telah di katakan oleh putra kesayangannya. "Mark dan Axcel? benar saja, anjing mengigit tanpa menggonggong, mereka telah menusuk mu dari belakang, ini semua membuatku sangat marah!"

Deg!!

"Akkkh, gawat jantungku!" Pekik Nenek Martha, jantungnya yang kini terasa sakit dan sesak yang begitu hebat, wanita berambut putih itu pun dengan seketika terjatuh ke bawah lantai, dengan tangan Kanan yang memegang dadanya yang terasa sesak.

"Nenek!"

"Ibu, sadarlah."

Tuan Helian dan Alisya berusaha untuk membangunkan nenek Martha, mereka sangat terkejut saat melihat darah yang mengalir deras di kepala Nenek Martha, dengan cepat Alisya dan Ayah nya membawa nyonya Martha ke rumah sakit.

******

Beberapa hari kemudian, di malam yang gelap dan hujan yang turun di sertai petir, tampak seorang gadis berjalan di tengah-tengah hujan badai, ia meneteskam air mata yang membasahi wajah-nya yang bercampur dengan derasnya air hujan.

Alisya berjalan sendiri menyusuri jalan yang berada di dekat jembatan.

"Semuanya telah hilang, perusahaan hilang, nenek meninggal, rumah di sita dan ayah juga pergi entah kemana? Dia hanya meninggalkan ku sendiri,"

"Alisya! Ayah dan nenek telah mengadopsi mu di sebuah panti asuhan, sekarang ayah sudah tidak punya apa-apa lagi, pergilah cari orang tua kandungmu, selamat tinggal sayangku."

Pamit Ayah Alisya dalam sepucuk surat.

Hiks..hiks...hiks

Alisya menangis, ia menatap langit dengan wajah yang menenggadah air matanya mengalir deras yang bercampur dengan air hujan.

"Apa-apaan ini? mengapa jadi seperti ini, Ayah, Nenek aku benci kalian mengapa jadi seperti ini? meninggalkan ku seorang diri. Axcel, Gia, Mark. Aku benci kalian dan juga pria itu yang telah mengambil kesucianku, Hiks..hiks.." Alisya sangat sedih, rasa putus Asanya pun kini telah menyelimuti dirinya.

Alisya melangkah maju, keduan tangannya memegangi besi jembatan.

"Semuanya sudah tidak ada, dan semuanya telah berakhir." Alisya menagis, ia mencoba untuk melompat dari jembatan, tiba-tiba seorang pria datang dan menahan pingang Alisya, lalu memeluk tubuhnya dengan sangat erat.

"Hey gadis! Aku tidak akan membiarkanmu mati, sebelum kamu membayar hutang kepadaku," ucap pria tampan itu dengan penuh keyakinan.

Deg!!

Alisya sangat terkejut, kedua bola matanya terbelalak saat melihat pria asing yang tidak ia kenal, dengan cepatnya Alisya mendorong dada bidang nya saat dia mendekap erat tubuh-nya.

"Tunggu! Siapa kau? Apa hubungan-nya masalahku dengan mu?" geram Alisya dengan raut wajah yang sangat kesal.

"Tentu saja ada hubungannya, aku adalah priamu,"jawab Rafael dengan senyuman menawan yang terpancar di bawahnya.

Deg!!

Alisya terdiam dan tertegun, ia sangat tidak mengerti dengan apa yang di katakan oleh pria yang ada di hadapannya. "Omong kosong apa yang kau katakan?" geram Alisya menatap tajam wajah Rafael.

"Hmph! Alisya Margaretha. Lulusan University of Southren of California, Gemini 21 tahun," ujar Rafael menatap sebuah layar ponsel.

"Kau mencari tahu tentangku?" Alisya sangat marah saat Rafael mencari tahu tentang dirinya.

"Saat malam hari ulang tahun mu kau pergi ke sebuah hotel mewah VIP No 42, mabuk lalu tertidur, dan juga kamu memakai bra ukuran B cup, ukuran pinggang 3.1 inch, ada tahi lalat di bagian pinggang," ujar Rafael membacakan identitas Alisya. Alisya yang sangat marah ia mendekat dan menutup mulut pria yang tidak ia kenal.

"Cukup! Siapa kau sebenarnya? Apa kau mengintip ku saat mandi?" Alissya mencoba untuk menghentikan apa yang di katakan Rafael tentangnya.

"Mengintip ku mandi? Aku adalah pria yang berada di hotel itu!" Seru Rafael. Alisya mencoba untuk mengelaknya, ia sangat tidak percaya, bahwa pria yang kemarin malam tidur bersamanya adalah Rafael. "Tidak mungkin!" bentak Alisya yang sangat kesal.

Dengan penuh keyakinan kini Rafael mengambil sebuah kertas, yang berada di dalam saku jas-nya, lalu menunjukkan nya pada Alisya.

SURAT PERJANJIAN PERNIKAHAN

Alisya sangat terkejut, saat Rafael memberikan dan menyuruhnya untuk menandatangani surat perjanjian nikah, dengan tegasnya Alisya menolak. Tetapi Rafael menawarkan Alisya untuk balas dendam kepada Axcel, Gia dan juga tuan Mark, dia berjanji pada Alisya jika diri-nya menerima tawaran pernikahan, maka Rafael akan membantu Alisya membalaskan dendam dan membantunya untuk menemukan orang tua kandungnya.

"Dengan hanya menandatangani surat pernikahan ini, aku berjanji padamu. Bahwa aku akan membantu untuk mencari ayahmu dan juga kedua orang tua kandungmu," ujarnya dengan penuh kepercayadirian.

"Siapa kau sebenarnya?" tanya Alisya mengeratkan tangan.

******

Satu jam kemudian, Alisya kini duduk berdampingan dengan Rafael di dalam mobil, ia sungguh tidak percaya bahwa dirinya kini harus bersama pria yang sama sekali tidak ia kenal.

"Dan sekarang aku harus duduk semobil, sebenarnya siapa pria ini," tanya Alissya dalam batin, ia diam-diam menatap wajah Rafael dari samping.

Rafael melirik ke arah Alisya yang terus menatapnya diam-diam.

"Ingatlah nama suami mu, nama ku Rafael Alexander," ujarnya dengan sangat Arogan.

"Rafael Alexander! Pria legendaris di dunia bisnis, yang di kenal sangat kaya dan misterius," gumam Alisya dalam hati.

"Bagaimana kamu membuktikan, bahwa kamu adalah Rafael Alexander?" tanpa ragu Rafael mencium bibir Alisya, hingga membuat Alisya sesak untuk bernafas.

"Muuuuacchh" setelah bibir keduanya terpisah, senyuman menyeringai pun terpancar di wajah Rafael, ia duduk bergeser mendekati dan berbisik pada Alisya.

"Jika kau mau aku bisa mengulangi kejadian malam itu lagi," bisiknya.

Deg!!

Alisya sangat terkejut, ia mendorong dada bidang Rafael dan menyuruh-nya untuk menjauh.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel