Bab 2. Selidiki Identitas Gadis Itu
Sepuluh menit kemudian, Rafael Alexander kembali memasuki kamarnya ia melihat sekeliling ruangan yang kini tampak kosong. "Kemana wanita itu?apa dia sudah pergi!" Rafael berjalan menuju kamar mandi, tak sengaja ia melihat selembar kertas dan amplop yang berwarna coklat yang di taruh di atas meja.
"Khm! Apa ini?" Rafael mengambil dan membaca isi dari kertas itu.
"Hay pria perkasa, kemarin malam hanyalah kesalah pahaman, aku harap kita tidak bertemu lagi, sebagai uang tutup mulut aku akan memberimu uang dua juta dollar, aku harap kamu tidak menceritakan kepada siapapun apa yang telah terjadi semalam." Pesan Alisya dalam sebuah surat.
"Pria perkasa? 2 juta dollar? dia pikir aku apa!" gerutu Rafael. ia menggertakan gigi dan meremas selembar kertas yang ada di genggaman tangannya, dengan emosi yang meluap-luap di dalam dirinya.
Rafael berdiri di depan jendela dan membukakan gordeng, ia masih mengingat wajah Alisya.
"Sebenarnya siapa gadis kecil itu, dia sangat cerdik, sampai-sampai dia bisa mendapatkan mangsa besar sepertiku," gumamnya dalam hati.
*****
Jam dua siang, Alisya yang baru sampai di depan rumah sahabatnya ia masih merasa bingung dengan apa yang harus dia lakukan. "Bagaimana aku menceritakan ke ka Axcel setelah kejadian ini," lirih Alisya dengan langkah yang lemas.
Tok..tok..
"Aku pulang," seru Alisya.
Alisya sangat terkejut ketika melihat Andre yang membukakan pintu rumahnya.
"Alisya, apa kamu semalam tidak pulang?"Andre hanya menggeleng ketika melihat penampilan Alisya yang berantakan.
"Dari mana kamu tahu, kalau aku tidak pulang," Alisya menundukkan kepalanya.
Andre menghela nafas panjangnya, kini ia mulai memberitahu dan memperlihatkan sesuatu pada Alisya, Alisya yang sangat penasaran dengan apa yang akan di tunjukan oleh sahabat baiknya.
"Aku harap kamu mempersiapkan hati untuk melihat ini," lirih Andre.
"Video Apa ini?" Alisya mulai memutar Video yang di berikan Andre padanya.
Deg!!!
Alisya sangat terkejut ketika memutar video sebuah berita tentang Ayahnya yang di tuduh sebagai penerima suap dan penggelapan dana, seketika darah Alisya mendidih, dengan apa yang telah di beritakan oleh para wartawan.
"Apa ini, Ayah! mana mungkin ayah berbuat seperti itu," Pekik Alisya. Dengan kedua bola mata yang berkaca-kaca.
Andre menjelaskan pada Alisya bahwa perusahaan ayahnya telah di ambil alih oleh tuan Mark. Alisya tertegun saat mengetahui pengambi Alihan perusahaan ayahnya yang di ambil alih oleh Ayah tunangannya sendiri.
"Andre! Antarkan aku ke perusahaan!" Alisya sungguh tidak menyangka dengan apa yang telah terjadi pada Ayah dan perusahaannya. Andre pun mengantar sahabat baiknya, mereka berdua pergi mengendarai mobil dengan kecepatan yang sangat tinggi.
*******
Sesampainya di perusahaan Indo Global Grup, Alisya melihat beberapa wartawan yang sedang mewawancarai tunangannya Axcel, di lobi perusahaan.
"Saya dan Gia, putri dari keluarga Sudirja akan segera bertunangan, kami harap kalian semua bisa merestui hubungan kami," jelas Axcel. Dengan senyuman sumringah Yang terpancar di wajahnya.
"Maaf tuan Axcel, bukan-nya anda sudah bertunangan dengan Nona Alisya, putri dari tuan Helian Prayoga?" tanya beberapa wartawan.
"Aku dan Alisya sudah lama putus."
Deg!!!
Alisya sangat terkejut dengan pernyataan yang di katakan oleh Axcel, kedua bola matanya berkaca-kaca.
"Axcel dan Gia? bagaimana bisa mereka berdua bisa menjadi pasangan, aku dan Gia sudah bersahabat selama tiga tahun," pekik Alisya dalam hati, hati dan nafas-nya mulai terasa sesak, saat mendengar pernyataan Axcel yang meremehkan-nya.
"Hahaha..haa.." tawa Alisya dengan sangat keras, hingga mengeluarkan air matanya. Semua orang dan beberapa wartawan pun melirik dan menghujam beberapa pertanyaan pada Alisya.
"Bukankah itu Nona Alisya, dari indo Global Grup," bisik beberapa wartawan.
"Nona Alisya, apa yang anda tertawakan?"
"Nona Alisya, bagaimana bisa anda putus dengan Manager Axcel, seberapa dalam anda memahami tuan Axcel?"
Alisya mulai menjawab beberapa pertanyaan yang di lemparkan padanya.
"Hmph! Aku putus dengan dia karena dia hanya bisa berhubungan selama lima detik, Axcel si lima detik, mengenai Gia dia adalah selingkuhannya, dia adalah wanita jalang yang lebih rendah dari seekor binatang, mereka berdua bersekongkol menguasai harta ayah ku dan merebut kekuasaan Ayahku, aku tidak Sudi jika harus di bandingkan dengan dua sampah yang sangat menjijikan!" teriak Alisya, dengan emosi yang menyelimuti dirinya.
Axcel sangat kesal, saat melihat Alisya yang sedang menjatuhkan nama dan harga dirinya. "Alisya!!" geram Axcel.
*****
Karena sudah tidak ingin melihat Axcel, kini Alisya pun pergi menuju ruangan Ayahnya, ketika Alisya membuka pintu ruangan sang Ayah, kini tampak seorang pria paruh baya yang tengah duduk di kursinya dengan wajah murung dan kecewa. Dengan kepala yang tunduk.
"Ayah!" Panggil Alisya. Pria paruh baya itu pun mengangkat kepala, ia sangat terkejut saat melihat putri kesayanganya ada di hadapannya.
"Alisya! Kamu sudah datang?" tanya sang Ayah yang kini mengangkat kepala dan menatap putrinya Alisya. Alisya berjalan masuk dan menghampiri sang Ayah.
Alisya memeluk bahu sang Ayah dengan manja.
"Alisya, selanjutnya ayah akan sulit untuk menafkahi mu," lirih tuan Helian. Alisya menggeleng ia tidak menginginkan apa pun, cukup hanya tetap tinggal bersama dengan Ayah dan juga neneknya dia sudah merasa bahagia. Pria paruh baya itu pun hanya tersenyum tipis, ia mengelus rambut putri kesayangannya.
"Ayah! jangan sedih lagi, aku tidak mengingkan apa pun cukup kita tetap tinggal bersama itu sudah cukup," Alisya berusaha untuk menghibur sang Ayah.
"Baiklah, ayo kita pulang."
Ketika Alisya dan Tuan Helian keluar dari ruangan-nya, kini mereka di kerumuni oleh beberapa wartawan yang menghujaninya dengan beberapa pertanyaaan.
"Tuan Helian! Apakah ada yang ingin anda ceritakan tentang skandal tuan? Bagaimana menurut anda tentang pengalihan alih pada perusahaan anda oleh tuan Mark?" tanya beberapa wartawan yang menghampirinya. Pria paruh baya itu pun hanya terdiam dengan wajah yang sangat Frustasi dan sedih. Melihat sang Ayah yang begitu sedih, kini Alisya menjawab semua pertanyaan yang di lemparkan pada Ayah kesayangannya.
"Ayah ku tidak melakukan skandal apapun, apa kalian akan terus memaksanya untuk mengakui hal yang tidak dia lakukan," gertak Alisya dengan sangat kesal dan marah.
"Ayahku di jebak, suatu hari nanti aku akan membuktikan bahwa ayahku tidak bersalah, dan aku sudah memperjelas hal ini, suatu saat nanti kebenaran akan terungkap!" Jelas Alisya.
Semua wartawan yang ada di sana pun terdiam dan tertegun, ketika melihat Alisya yang menjawab pertanyaan mereka.
Di sisi lain, senyuman menyeringai pun tepancar di wajah Rafael, ia tak sengaja melihat Alisya dan Ayahnya di televisi yang kini tengah di serbu oleh beberapa wartawan.
"Heh! tak di sangka ternyata gadis keras kepala itu adalah kamu,"gumam Rafael menatap wajah Alisya yang berada di layar televisi. Dion berjalan mendekati Bosnya.
"CEO, sekarang Indo Global Grup telah mengganti kepemimpinan-nya, apakah kita akan melanjutkan pembelian saham-nya?" tanya sang Asisten membungkukkan badan.
"Selidiki Gadis itu untuk ku!" tunjuk Rafael ke arah layar.
Dion pun tertegun saat mendengar apa yang di perintahkan oleh Bos-nya.
"Itu kan putri tuan Helian, apa hubungannya dengan pembelian saham," gumamnya dalam hati.
