Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

SI HITAM MANIS

Sarah Menyeringai sambil membatin, jika dia malah akan selalu membuat Bruce kesal dengan dirinya, sebagai bentuk protes marahnya, “Kita lihat saja, sampai mana batas sabarmu?”

Di Jenkins Estate, Lara tidak berani keluar mengingat insiden semalam, dia berpikir jika Will akan benar-benar mematahkan kakinya jika dia hari ini berani keluar main lagi. Jadi dia pergi ke kandang kuda, “Hank, sedang apa?” tanya Lara.

“Tentu saja memberi mereka sarapan,” jawab Hank seraya menyiapkan pakan kuda.

Hank menyiapkan berbagai jenis rumput seperti pinaciun maximum dan Brachiaria mutira, pria itu berkata, “Hijauan mempunyai arti penting dalam makanan kuda?”

“Iya aku tahu,” ujar Lara.

“Benarkah, coba katakan apa yang kau tahu?” balas kata Hank.

“Hijauan menjadi sumber nutrisi yang baik,” jawab singkat Lara.

“Selain itu, Apel segar, wortel, kacang hijau, kulit semangka, dan seledri merupakan contoh-contoh camilan yang bagus untuk kuda.

sebaiknya tidak memberi makan kuda lebih dari satu atau dua potong buah agar pencernaan mereka tetap bagus,” jelas Lara lagi.

“Wuah kau pintar sekali,” puji Hank

Lara membiarkan Hank melanjutkan pekerjaannya, Lara pun berjalan-jalan di sekitar peternakan. Ketika suara ringikan kuda menggema di telinga Lara, dia langsung saja menoleh itu adalah seekor kuda yang menawan, dalam satu kali pandangan dia pun merasa langsung jatuh cinta.

“Kuda ini terlihat keren sekali,” puji Lara.

Hank masih terlihat sibuk menyiapkan pakan dan ari minum untuk para kuda. Tugasnya adalah memastikan tersedianya air segar dan bersih dalam jumlah besar untuk kuda. Setiap harinya, seekor kuda membutuhkan 18-50 liter air.

Dia juga harus memastikan kuda mendapatkan akses air sepanjang waktu. Selain itu tugas Hank juga mengawasi para pegawai peternakan untuk menyiramni kuda sekurang-kurangnya dua kali per hari dan memberi waktu minum beberapa menit untuk para kuda itu.

Memastikan air minum kuda selalu dalam kondisi bersih dan tidak membeku. Lara mendekati kuda berwarna hitam pekat yang sangat indah. Rambut dan buntut ekornya terlihat sangat halus. Kuda itu memberikan tatapan permohonan untuk dibelai.

Lara pun perlahan membuka pintu kandang kuda itu, merasa jika kuda gagah menawan ini memiliki Nasib yang sama, terkurung di rumah yang besar, maka lara pun mengulurkan tangannya dan mengusap lembut punggung kuda tersebut.

“Apa ingin bermain keluar?” tanya Lara.

Seperti memahami perkataan Lara, kuda tersebut pun bersimpuh, Lara pun seperti memahami apa ingin dari kuda tersebut. Dia melihat sebuah pelana, lalu mulai memasangnya, “OK, ayo aku akan menemanimu berlari di luar.”

Hank pernah mengajari Lara beberapa kali naik kuda, jadi dia tidak ada kesulitan untuk memasang sebuah pelana kuda, “Nah sudah siap.”

Lara pun membawa kuda gagah menawan itu keluar dari kandangnya, lalu mulai naik ke punggung kuda itu. Mulai menarik tali kekangnya untuk memerintah agar kuda itu mulai berjalan. Hank baru saja menyelesaikan pekerjaannya.

Melihat Si Hitam Manis keluar dari kandangnya tentu saja membuat Hank menjadi kalang kabut. Itu adalah kuda Will Jenkins yang baru saja beberapa hari ini datang dari peternakan Jenkins yang lain.

Seekor Kuda Thoroughbred yang dikembangkan oleh keluarga raja Inggris sebelum diimpor ke Amerika. Kuda ini diseleksi berdasarkan kecerdasannya, selain itu karakteristik kuda ini yang menonjol adalah kecepatan lari dan daya tahannya telah dibuktikan selama beberapa tahun.

Kuda thoroughbred memiliki kelincahan luar biasa, memiliki kecepatan fantastis, dan unggul di pacuan kuda. Kuda ini juga kerap dikembangbiakan untuk tujuan atletik. Selain itu, thoroughbred terkenal cerdas dan memiliki sensitivitas yang cukup tinggi. Bahkan kuda ini juga disebut memiliki naluri alamiah untuk selalu menang.

“Lara kau tidak boleh menaiki kuda itu!” teriak Hank.

Lara mengabaikan teriakan Hank, dia dan Si Hitam Manis semakin berlari kencang mengitari pacuan kuda yang ada di peternakan itu, Lara membalas teriakan Hank, “Biarkan aku bersenang-senang sebentar ok!”

Hank mengambil salah satu kuda yang ada di dekatnya, lalu mulai mengejar Lara dan Black Brwon yang baru saja melompati pagar arena pacuan kuda. Sementara itu hati Lara benar-benar melepaskan segala bentuk kegalauan ketika Si Hitam Manis membawanya berlari kencang.

Lara berteriak kencang untuk melepaskan beban di hati, lalu tertawa tak terkira sangking senangnya. Dia merasa mulai hari ini dia dan Si Hitam Manis sudah menjadi teman yang baik.

Hank tetap mengejarnya sembari berteriak, “Lara berhenti, itu adalah kuda pribadi Tuan Jenkins!”

Mendengar jika ini adalah kuda yang Will gunakan hanya untuk dirinya saja, Lara pun langsung menarik tali kekang yang ada di tangannya, secara tajam ke arah kanan. Si Hitam Manis pun berhenti berlari.

“Apa katamu tadi?” tanya Lara sambil memandang kepada Hank.

“Ini adalah kuda Tuan Jenkins yang biasa dia naiki,” jelas Hank.

“Oh ya ampun ternyata kami memiliki satu tuan yang sama,” ujar Lara dengan sedikit tersenyuk sarkas.

“Sebaiknya kita kembali sebelum, Tuan menyadari jika Si Hitam manis hari ini keluar,” ujar Hank memperingatkan.

Lara mengigit bibir bagian bawahnya, merasa jika dia baru saja mendatangkan petaka untuk Hank. Mengingat jika kalung salib Hank masih ada dengannya maka dia segera melepasnya lalu mengembalikannya.

“Ini sepertinya kau yang akan lebih membutuhkan, ini akan melindungimu!”

Mereka pun kembali ke kandang kuda, Baru saja mereka turun tapi sebuah suara telah menyapa mereka, “Apa aku mengijinkan kalian berkuda dengan Si Hitam Manis?”

Lara tersentak karena mengenali suara berat yang terdengar penuh magnetis itu, Dia pun menoleh lalu bibir mungilnya itu menyebut nama Will dengan suara pelan. Pagi ini pria itu ingin melihat Si Hitam Manis. Tapi ,malah tidak tidak mendapati kuda kesayangannya itu di kandangnya. Lalu malah melihat Lara menungganginya bersama dengan Hank, bahkan mereka terlihat saling melempar senyum.

Hank tidak ingin Lara di hukum, lalu dia maju dan berdiri di depan Lara seraya berkata, “Ini salahku Tuan, aku hanya ingin mengajarinya cara berkuda.”

Lara tersentak seraya berpikir, “Hank tidak salah apa-apa, aku yang salah karena mengajak Si Hitam Manis bermain keluar.”

“Aku yang salah, ini semua salahku, Tidak ada hubungannya dengan Hank,” ujar lantang Lara lagi.

“Kau tidak bisa memecatnya, jika ingin memberi hukuman, maka akulah yang paling pantas kau hukum, bukan dia,” imbuh Lara.

Melihat jika Lara sangat melindungi Hank, dalam hati Will sedikit tidak terima. Lalu dia melihat ke arah leher Hank, alis Will mengernyit ketika melihat Kalung Salib yang sama seperti yang waktu itu Lara pakai.

“Apakah mereka memiliki kalung Salib yang sama?” pikir Will.

Dengan menunjukan wajah arogan, Will pun berkata, “Benarkah kau ingin aku hukum?”
Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel