BERPESTA
Mereka pun selesai dirias dan ditata rambutnya, Manajer salon mendekati lagi dan berkata, “Bagaimana apakah merasa cocok?” lalu si manajer berkata lagi kepada para pelanggan lain yang ada di sana untuk memberikan penilaian mereka.
Tepuk tangan yang riuh ramai, menandakan jika kedua gadis itu terlihat cantik menawan, “Ayo, saatnya kita berpesta,” ajak Sarah seraya menarik tangan Lara.
Begitu keluar dari salon, sebuah mobil BMW telah menunggu mereka, “Ayo, kita naik!” ajak sarah lagi.
Mereka bedua pun masuk ke mobil, Ini pertama kalinya Lara berbalut gaun seperti Nona Muda. Tidak memakan waktu lama, mereka pun tiba di tempat pesta, ini adalah sebuah Grand ballroom.
Ketika mereka masuk, perhatian semua orang yang berada di sana pun tertuju kepada Sarah dan Lara. Jika mereka sering melihat Sarah, tapi tidak dengan Lara yang memang tidak pernah hadir di acara seperti ini
“Siapa gadis yang ada di sebelah Nona Wayne?” ujar salah satu pria yang ada di sana.
“Jika aku tahu, maka saat ini dia sudah menjadi kekasihku,” jawab yang lainnya menimpali perkataan pria itu.
“Apa dia selama ini tinggal di luar negeri, mengapa kita baru melihatnya,” bisik-bisik mereka lagi.
Lara menarik sedikit lengan Sarah seraya berbisik, “Sebenarnya ini acara apa?”
“Orang terkaya, dan yang tidak kalah penting, dia sangat menawan, bisa dibilang dia itu pria idaman seluruh negeri. Kaya, tampan, dan rendah hati. Tidak ada lagi orang yang seperti dia dunia ini.
“Apa kau menyukai pria ini?” tanya Lara penasaran.
“Tentu saja tidak, aku tidak suka pria yang terlalu tinggi dariku. Itu akan menyusahkan hatiku,” jawab Sarah yang enggan memiliki pria dengan kategori yang dia sebutkan tadi, dia enggan bersaing dengan seluruh negeri.
“Lalu untuk apa kau ke sini?” tanya Lara lagi dengan sedikit bingung.
“Kakak sepupuku juga baru kembali,” jawab Sarah.
“Bruce Wayne?” tanya Lara lagi.
“Yap,” jawab Sarah seraya mengambil segelas minuman beralkohol yang dibawa oleh pelayan.
“Jadi kau mengajak ku berdandan seksi seperti ini, hanya untuk menemanimu menarik perhatiannya?” tanya Lara yang sedari dulu tahu jika Sarah menyukai kakak sepupunya itu.
“Untukmu juga sayang!” imbuh Sarah seraya mencolek hidung Lara.
“Bukankah kau seharusnya sudah memiliki pacar di usiamu yang sebentar lagi meninggalkan usia tujuh belas tahun ini?” tambah kata Lara.
“Eum... aku tidak,” ujar Lara terhenti, karena berpikir saat ini dia tidak berani untuk memikirkan itu.
“Hish... ayo kita bersenang-senang malan ini,” ajak Sarah seraya menarik Lara untuk lebih masuk ke dalam, dia pun berkata, “Lihat di sana, banyak pria-pria tamban. Ayo tersenyumlah!”
Benar saja,ketika Lara tersenyum kepada mereka, beberapa pria itu menghampiri Lara dan Sarah. Mereka saling berbincang, melempar tawa dan canda. Saling bersulang.
Pada saat ini, Bruce Wayne menghampiri mereka dan mengambil gelas berisi alkohol dari tangan Sarah seraya berkata, “Bukankah kau masih terlalu muda untuk meminum alkohol?”
“Tuan Wayne?” gumam pelan Lara, seraya meletakan gelas yang dia pegang juga ke meja yang ada di dekat mereka.
Sarah terkadang membuat keonaran hanya demi menarik perhatian Kakak sepupunya itu. Dan, benar saja pilihan untuk minum alkohol bersama beberapa pria berhasil menarik perhatian kakak sepupunya itu agar mau keluar untuk menyapanya.
Bruce melihat kepada Lara dan Sarah, dia menjentikan jarinya, dan menunjuk kepada bagian Bagian belakang gaun keduanya. Asistennya pun membuka jas- nya dan memakaikan kepada Lara. Sementara Bruce membuka jas nya dan memakaikannya kepada Sarah.
“Kau masih terlalu kecil, untuk berada di sini!” ujar Bruce.
Sarah melepaskan jas yang di pakainya dan menjatuhkannya ke lantai, lalu dia bertanya kepada para pria yang sedang ada bersama mereka, “Apakah kalian melihat aku atau temanku ini adalah seorang gadis kecil?”
“Tidak, eum... kau dan dia terlihat seksi!” jawab salah satu dari mereka memuji penampilan Lara dan Sarah malam ini.
Sarah memberikan tatapan provokasi kepada Bruce, lalu berkata lagi “Kami akan bersenang-senang malam ini, jadi Tuan Wayne silakan melanjutkan urusanmu sendiri!”
Sarah menarik jas yang ada dipakai oleh Lara dan memberikannya kepada asisten Bruce, “Dia tidak membutuhkan ini,” ujar sarah.
Sarah pun tergesa berjalan ke arah taman sembari menarik lengan kawan baiknya itu, “Hei apa kau menangis?” tanya Lara.
Sarah menghentikan langkahnya dan mulai menangis seraya berkata, “Di matanya aku hanyalah seorang bocah, apa kau tadi tidak mendengar perkataannya!”
Lara pun langsung memeluk Sarah sembari berkata, “Bukankah kau mengajakku ke acara ini agar aku dapat berkenalan dengan seorang pria, kenapa kau juga tidak mencari kenalan pria baru.”
“Lihatlah … bukankah kita sudah cantik,” hibur Lara dengan sedikit tertawa.
l
“Ok, aku akan tunjukan kepadanya jika aku sangat cantik dan sanggup menarik perhatian banyak pria!” ujar Sarah dengan sedikit berapi-api.
“Nah, begini baru benar,” imbuh Lara sedikit lega.
Mereka pun kembali ke dalam, Sarah mengabaikan Bruce Wayne yang sesekali mencuri pandang melihat ke arahnya. Sementara itu, Lara merasa lapar, Melihat makanan dan minuman yang nampaknya sudah nikmat dari bentuk dan warna, maka Lara pun mengambil bentuknya yang bagus lucu. Lalu pergi ke meja yang ada di sudut, dan mulai menikmati makanan.
Sedang asyik menikmati tiba-tiba ada suara yang dia kenal, “Hei... sepertinya aku mengenalmu.”
“Paloma,” ujar Lara dalam hati seraya meletakan kue keju yang baru saja dia ingin makan.
“Eum... kau itu... eum...” ujar paloma lagi seraya memandang ke arah Sarah yang sedang di kelilingi oleh pria-pria tampan.
“Oh ya ampun, kau adalah Lara Foster,” ujar Paloma seraya menutup mulutnya dengan satu tangan, karena terkejut.
“Hei, lihatlah kutu buku di sekolah kita sedang ingin berpesta,” ujar sarkas Paloma lagi kepada teman-temannya.
“Bisa-bisanya dia dengan penuh percaya diri datang kesini!” ejek Mia lalu berkata lagi, “Apa kau ingin makan enak gratis di sini?”
Mendengar perkataan Mia semuanya pun tertawa mengejek. Lara pun berdiri, “Memangnya, kalian juga tidak makan gratis di sini?” ujar Lara sembari melemparkan senyuman sarkas.
Dari kejauhan Sarah melihat jika Lara sedang dibuli. Dia pun menyudahi pembicaraannya dengan para pria yang sedang mengaguminya, lalu segera menghampiri membantu Lara.
“Oh ya ampun, mengapa aku melihat banyak lalat di sini!” ujar sarkas sarah sembari mengambil salah satu piring yang berisi kue.
“Sudah jangan kau makan, bisa mengganggu pencernaanmu,” ujar Sarah lagi seraya berkata lagi, “Ayo, lama-lama di sini bisa membuat kita muntah, selain lalat ada juga bau sampah yang menyengat.”
Pada Saat ini acara puncak pun dimulai, Pemeran utama malam ini tengah naik ke atas panggung untuk menyampaikan pidatonya, Pengusaha muda yang sedang bersinar.
Di paksa oleh keadaan, mengambil alih bisnis keluarga di usia muda, karena kedua orang tuanya meninggal, juga tunangannya pada saat itu. membuat pemeran utama malam saat ini menjadi sangat brilian cerdas dalam berbisnis.
Will Jenkins naik ke atas panggung, sementara Lara sedang di tarik oleh Paloma, “Kau pikir mau ke mana Hah!”