Bab 8 Apakah Anda Lajang?
Camille merasa seluruh kepalanya menjadi tercengang dan sebelum dia dapat bereaksi, dia melihat Jeffrey tersenyum ringan kepada mereka, "Kalian dari Majalah FutureToday, kan? Silakan duduk."
Camille masih kehilangan akalnya sedikit sampai akhirnya Wendy yang berada di sebelahnya menariknya, "Kak Camille, kamu kenapa tercengang begitu?"
Baru pada saat itulah Camille tersadar kembali dan mengikuti Wendy dan yang lainnya duduk di atas sofa.
Jeffrey menggerakkan kursi rodanya secara perlahan menuju ke depan mereka dan Wendy pun bertanya dengan semangatnya, "Presdir Handaya, apakah kami boleh memulainya?"
"Silakan." Jeffrey masih memiliki ekspresinya yang tampak acuh tak acuh dan dia dari awal hingga akhir tidak ada melihat Camille, seakan-akan mereka sama sekali tidak saling mengenal satu sama lain.
Dengan sikapnya yang seperti orang asing itu, Camille pun mencurigai apakah pria di depannya itu hanyalah seseorang yang memiliki penampilan yang mirip dengan suami barunya yaitu Jeffrey atau bukan?
"Jadi… Presdir Handaya, karena Anda sangatlah misterius, sampai semua orang bahkan tidak mengetahui nama Anda." Pipi Wendy pun memerah dan dia bertanya dengan gugup, "Apakah Anda keberatan untuk memberi tahu kami nama Anda?"
"Jeffrey Handaya." Dua kata elegan yang diucapkan oleh mulut pria di depan itu menghancurkan fantasi terakhir Camille.
Jeffrey.
Dia benar-benar adalah Jeffrey.
Jeffrey sang suami yang baru dia nikahi.
"Jeffrey, itu benar-benar adalah nama yang sangat bagus." Kak Zoe tersenyum menyanjung, "Selanjutnya kamu ingin menanyakan Anda beberapa pertanyaan."
Setelah mengatakan itu, Kak Zoe langsung melihat Camille. Tetapi ketika dia melihat bahwa Camille masih menatap Jeffrey dengan tatapannya yang kosong, dia pun menjadi sedikit cemas dan mencubit Camille secara diam-diam.
"Aduh." Camille bersuara karena kesakitan dan baru pada saat itulah dia bereaksi.
Sebelumnya sudah disepakati bahwa dalam wawancara pada hari ini, Camille-lah yang akan bertanya, lalu Wendy dan Kak Zoe-lah yang akan mencatat.
Melihat tatapan menegur dari Kak Zoe, Camille pun dengan cepat menenangkan hatinya yang sedang kacau. Kemudian dia mengeluarkan sikap profesionalnya dan mulai bertanya, "Presdir Handaya, apakah Anda adalah orang dari Kota S?"
"Termasuk setengah." Tidak seperti Camille yang tidak fokus, Jeffrey dari awal selalu tenang, "Aku lahir di Kota S, tetapi dari kecil sudah pergi ke Amerika."
Mendengar jawabannya, Camille tiba-tiba merasa sedikit konyol karena pria yang duduk di depannya jelas adalah suaminya, tetapi dia sama sekali tidak tahu tentang informasinya ini.
Bagaimanapun juga, sekarang dia sedang bekerja, jadi Camille pun dengan cepat membuang pikirannya yang aneh-aneh dan lanjut mengajukan pertanyaan satu per satu sesuai dengan pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya.
Wawancara tersebut berjalan dengan sangat lancar. Meskipun sikap Jeffrey sangat dingin, tetapi dia juga sangat kooperatif dan itu menghilangkan citranya yang terdengar tidak baik dari rumor sebelumnya.
Camille juga perlahan-lahan menjadi semakin serius dalam wawancaranya dan untuk sesaat lupa bahwa pria di depannya itu adalah suami yang dia baru nikahi. Tetapi ketika pandangannya tertuju kepada sebuah pertanyaan selanjutnya, dia tiba-tiba menjadi terdiam kembali dan kantor tersebut menjadi sunyi.
"Kak Camille, apa yang kamu lakukan?" Pada saat itu, mata Wendy menjadi tajam dan dia mendorong Camille. Baru pada saat itulah Camille kembali sadar dan dengan cepat tersenyum meminta maaf.
"Maaf Presdir Handaya, pertanyaan ini agak pribadi, tetapi kami yakin bahwa akan ada banyak pembaca wanita yang tertarik dengannya." Camille mencoba sebisanya untuk menahan perasaan aneh di hatinya, lalu bertanya sesuai dengan pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya tanpa mengurang satu kata pun, "Apakah… Anda lajang?"
Ketika dia menanyakan itu, Camille sangat ingin menggigit lidahnya sendiri.
Ini jelas adalah omong kosong, kan? Dia jelas-jelas sangat tahu apakah Jeffrey lajang atau tidak. Tetapi karena Wendy dan Kak Zoe berada di sebelah, dia pun tidak bisa tidak menanyakan pertanyaan itu.
Setelah menanyakan itu, Camille melihat Jeffrey dengan sedikit gugup dan entah apa itu hanya ilusi atau bukan, tetapi pada saat itu, dia melihat mata Jeffrey yang selalu tenang seakan-akan tersenyum sedikit.
Hanya saja senyumannya itu hanya sekilas saja dan itu membuat Camille tidak bisa menahan dirinya untuk menjadi ragu apakah itu hanya ilusinya saja atau bukan.
"Pertanyaan ini…" Jeffrey berbicara dengan pelannya dengan nada yang tidak terduga, "Kalau menurut nona reporter sendiri bagaimana?"
