Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab| 10

1 Minggu kemudian.....

"Earnest hentikan! Kau sudah mabuk terlalu banyak!" Ucap Inzel menyuruh Earnest berhenti meminum alkohol di ruang tamu.

Earnest tak mendengarkan perkataan Inzel, ia terus meminum dan melihat televisi di depan.

"Diamlah pelacur! Aku muak dengan mu." Balas Earnest membanting botol kaca alkohol di depan Inzel.

Inzel sangat geram dengan tindakan Earnest, Earnest selalu saja membuat kamar apartemennya berserakan.

Inzel mengambil sebuah air di dalam kulkas, lalu ia siramkan tepat di wajah Earnest.

"Earnest hentikan! Aku lelah seperti ini." Teriak Inzel usai menyiram air itu tepat di wajah Earnest.

Earnest yang baru saja menerima perlakuan itu tersontak kaget dan tak percaya.

"Kauuuuu?" Teriak Earnest.

Earnest mengelap wajahanya yang basah.

Earnest memegang rahang Inzel, lalu ia mendorong tubuh Inzel hingga sampai di ujung tembok.

"Kau punya hak apa pelacur mengaturku?" Ucap Earnest sedikit mencekik Inzel.

"Aku muak dengan mu Earnest! Kau selalu minum dan minum." Balas Inzel menahan rasa sakit.

"Kau ingin aku berhenti minum?" Tanya Earnest.

"Aku tidak menyuruhmu berhenti minum Earnest, tapi cobalah pahami situasi, kau setiap hari minum, sedangkan kau tidak bekerja dan mengandalkan uang perjudian." Kata Inzel meneteskan air mata.

PLAK!

"Berani sekali kau berkata seperti itu?" Ucap Earnest kian emosi.

"Baiklah aku akan berhenti minum, tapi layani aku." Ucap Earnest intens.

Sreeeegggg

Earnest merobek pakaian Inzel dengan paksa, ia lagi-lagi membanting tubuh Inzel di atas kasur.

"Ahhhhh." Ucap Inzel yang kepalanya hampir terbentur.

"Ayo pelacur! Tunjukkan gayamu jika melayani seorang pria." Ejek Earnest meremas buah dada Inzel yang masih tertutup bra.

Earnest begitu kasar meremasnya, membuat Inzel lagi-lagi kesakitan dan tak bisa menikmati itu semua.

"Earnest sakit." Ucap Inzel memukul dada bidang Earnest.

Earnest melepas boxer dan celana dalamnya, ia juga menarik paksa celana dalam milik Inzel, Earnest membugili tubuh Inzel hingga tanpa sehelai benang pun.

Paaaggg

Earnest menepuk kasar kewanitaan Inzel.

"Asshh, Earnest." Ucap Inzel merontah.

Paaaggg

Earnest menampar keras vagina Inzel hingga memerah.

Earnest memasukkan batang kemaluannya ke dalam liang kewanitaan Inzel.

"Eghhhh." Desah Inzel.

"Earnest hentikan kau mabuk!" Teriak Inzel menampar Earnest.

Paaagggg

Earnest menampar kedua payudara Inzel dengan kasar.

"Diamlah pelacur! Kau layani aku saja." Ucap Earnest dengan mengocok tubuh Inzel sangat cepat.

"Ahhhh... Ahhhhh... Earnest hentikan!"

Earnest terus memompa tubuh Inzel hingga tubuhnya terlonjak, melihat pemandangan kedua gunung kembar milik Inzel yang begitu menggoda, Earnest melahap kedua payudara Inzel dengan sangat nikmat.

"Ssspppppp...... Pelacur yang nikmat." Ucap Earnest terlus menjilat puting Inzel.

"Aaaaahhhhhh......." Teriak Inzel tak kuat menahan rangsangan tersebut.

Earnest menambah kecepatan memompa tubuh Inzel, kedua tangannya menahan pundak Inzel agar tetap terkunci ke dalam dekapannya.

"Earnest hentikan, cukup." Pinta Inzel.

Earnest kian menambah kecepatan itu lagi dan lagi, hingga ia benar-benar mengeluarkan cairan putihnya di dalam tubuh Inzel.

"Oooooggghhhh." Teriak Earnest penuh nikmat.

"Ah." Deru nafas Inzel kian cepat.

Selangkangannya bergetar hebat, tubuhnya menggelinjang tak karuan.

Earnest mengambrukan tubuhnya tepat di dada Inzel hingga dada mereka saling menyatu.

"Tubuhmu memuaskan pelacur." Ucap Inzel mengigit leher Inzel.

"Aaahh.. aaahhhh." Desah Inzel menerima semua rangsangan itu.

"Uang kita sudah habis, besok aku akan menjual mu lagi, kau harus layani pria yang menjadi tamu mu dengan baik." Bisik Earnest begitu menyakitkan terdengar di telinga Inzel.

"Jangan jual aku Earnest, kumohon!" Tangis Inzel.

"Uangku sudah habis, apa kau tidak mengerti?" Emosi Earnest.

"Kau selalu berjudi, itu adalah kebodohanmu." Ucap Inzel rupanya membuat Earnest kian emosi.

Paaaaggggg

Earnest memukul payudara kiri Inzel dan memerasnya.

"Sekali lagi kau berbicara itu, akan aku sayat kedua payudara mu." Ancam Earnest yang mabuk, namun Inzel hanya bisa diam ketika Earnest mengancam nya, Inzel benar-benar takut hal itu terjadi.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel