Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab | 13

"Earnest, kita akan kemana?" Tanya Inzel dengan menutupi tubuhnya.

"Menemui temanku, kau harus melayaninya dengan baik nanti, kau paham kan?" Ucap Earnest bersiap mengambil sebuah jaket yang ia letakan di kursi.

"Ayo! Cepat!" Ucap Earnest dan menarik tangan Inzel.

Mereka berdua memasuki sebuah taksi, di dalam taksi, Inzel selalu menutupi bagian dadanya dengan kedua tangan.

Sedangkan Earnest lebih asyik memainkan ponsel miliknya.

"Orel, apakah kau sudah di sana? Aku sudah membawa wanita yang sudah aku tunjukkan padamu kemarin melalui foto." Ucap Earnest menelpon Orel.

"Bawalah wanita itu kesini Earnest, aku sudah siap berpesta malam ini." Balas Orel dari arah telepon.

Inzel mendengarkan semua percakapan Earnest dengan Orel, Inzel hanya membuang pandangannya menatap sepanjang jalanan, ia benar-benar kecewa dengan sikap Earnest.

Hiks.. hiks.. suara tangis Inzel pelan.

"Kenapa kau menangis? Make up bisa luntur, kau dengar itu?" Ucap Earnest melihat Inzel terus membuang pandangannya.

"Siapa itu Orel? Aku bahkan tak mengenal nya." Balas Inzel dengan sedih.

"Justru kau harus berkenalan, kau harus berlaku baik Inzel pada tamu mu." Perintah Earnest begitu enteng tak memperdulikan perasaan Inzel.

Ada banyak hal yang ingin Inzel sampaikan, tapi Inzel tak ingin sang sopir taksi harus mengetahui semua, ia lebih memilih diam.

"Sudahlah ayo hapus air matamu, kita akan sampai!" Ucap Earnest memijat keningnya sendiri, ia sudah tak sabar menerima uang yang sudah Orel tawarkan.

Kediaman rumah Orel.

"Luar biasa... Wanita ini bahkan lebih cantik dari fotonya." Ucap Orel memandangi kecantikan Inzel yang begitu kalem.

"Sangat cantik.. harum...mm menggoda." Tangan Orel mulai berani menyentuh lengan Inzel.

"Lepas!" Tolak Inzel dengan spontan.

"Inzel!!!" Bentak Earnest geram.

"Tenanglah Earnest tak apa, aku suka yang seperti ini." Ucap Orel tertawa melihat keberanian Inzel.

"Siapa namanya?" Tanya Orel.

"Inzel." Balas Earnest duduk di sofa menyilangkan kedua kaki.

"Pergilah Earnest! Dan ambillah uang yang sudah kusiapkan di atas meja." Perintah Orel.

Dengan cepat Earnest mengambil amplop coklat berisi uang, lalu pergi meninggalkan Inzel.

"Earnest!!!!" Teriak Inzel melihat kepergian suaminya.

"Ssttt... Ssst.. diamlah tak apa." Ucap Orel mendekap tubuh Inzel.

"Ayo duduklah terlebih dahulu." Ucap Orel dan memaksa Inzel duduk di sebuah sofa.

"Kecantikan mu... Begitu luar biasa." Ucap Orel mencium telapak tangan Inzel.

Plak!

Inzel menampar keras pipi Orel.

"Lepaskan aku! Kumohon!" Pinta Inzel.

"Tidak, setelah kau menamparku." Ucap Orel mengelus pipinya sendiri.

"Kumohon Orel! Aku tidak ingin melakukan ini." Inzel menangis di depan Orel, berharap Orel akan melepaskannya.

"Aku sudah membayar mahal kepada Earnest, bermimpilah aku akan melepas mu."

Di sisi lain.......

Earnest menikmati malamnya bermandi dengan uang, seperti biasa, hal yang menjadi rutinitas Earnest adalah berjudi, mabuk dan berfoya-foya dengan wanita lain.

"Wuuuuuuuuuuuu." Teriak Earnest meminum bir ditangannya.

"Malam yang menyenangkan." Ucap Earnest bersulang dengan teman-temannya.

"Earnest darimana kau mendapatkan uang sebanyak ini lagi?" Tanya Maksim yang duduk di samping Earnest membawa sebotol bir.

"Aku menjual istriku lagi, kepada Orel." Balas Earnest tertawa tanpa dosa.

"Apaaa??? Kau gilaaa?" Maksim benar-benar tak percaya.

"Heii.. ayolah santai saja, lagipula dia sudah pernah melakukan itu, jadi santai saja." Ucap Earnest meneguk kembali bir nya.

"Kuharap kau tidak akan menyesal dengan perbuat mu." Kata Maksim lalu meletakkan kepalanya di atas meja karena begitu pusing.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel