Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab| 14

"kau sangat cantik." Ucap Orel saat menghelai beberapa rambut Inzel.

Tubuh wanita itu hanya bergetar, ia selalu tertunduk tak memiliki keberanian menatap pria di depannya.

"Ayolah! Rileks lah sejenak." Ucap Orel mencium rambut Inzel.

"Tuan, kumohon maafkan aku! Bisakah kau melepaskan ku?" Ucap Inzel memohon.

"Aku baru saja membeli mu." Balas Orel.

"Tuan, aku adalah istri dari Earnest, dia menjualku.. kumohon lepaskan aku! aku sungguh memohon padamu." Inzel mengemis, bahkan berlutut di depan Orel.

"Suamimu menjual mu?" Ucap Orel sedikit menerka-nerka.

"Kumohon lepaskan aku! Aku bukanlah wanita penghibur." Inzel terus memohon dan menangis di depan Orel.

"Aku akan mengganti semua uangmu dengan cara mencicil nya tuan, tolong bebaskan aku, aku berjanji akan mengembalikan uang yang kau beri pada Earnest secara berkala, tapi kumohon saat ini lepaskan aku!" Pinta Inzel lagi-lagi memohon.

"Bangunlah! Ayo bangunlah!" Ucap Orel meraih tubuh Inzel.

"Tuan....." Tangis Inzel begitu kencang.

"Tuan namaku adalah Inzel, aku berjanji aku menepati janjiku."

"Baiklah aku akan melepaskan mu Inzel, kau tak perlu khawatir." Balas Orel memejamkan mata.

"Astaga apa yang baru saja aku lakukan?" Orel mengambrukan tubuhnya di atas sofa.

"Maafkan aku! Aku tak mengerti." Ucap Orel memegang kepalanya sendiri.

"Aku sangat berterima kasih, kau sudah menolong ku Orel, aku berjanji aku menepati ucapan ku." Tangis Inzel mendekati Orel.

"Apakah bisa kau menjaga semua ini? Kumohon jangan katakan sebenarnya pada Earnest, aku takut jika dia akan memarahiku." Ucap Inzel memeluk tubuhnya sendiri dan duduk di sebelah Orel.

"Pulanglah Inzel! Aku akan mengurus semua ini." Perintah Orel, pria itu memberikan Inzel beberapa lembar uang untuk menaiki sebuah taksi.

"Aku sangat berterima kasih padamu Orel, percayalah aku akan datang padamu, untuk menepati janjiku." Ucap Inzel mengambil uang tersebut.

************

Inzel baru saja memesan sup hangat di sebuah kedai, ia memakan sup tersebut dan terus menangis.

"Mengapa kau lakukan ini Earnest? Apakah aku seburuk itu di matamu?"

"Aku tidak bisa menceraikan mu, tetapi aku juga tidak bisa bertahan dengan keadaan seperti ini Earnest." Ulang Inzel terus menangis sambil memakan sup hangat.

"Maaf nyonya, kedai kita hampir tutup." Ucap seorang pelayan menghampiri Inzel lalu pergi begitu saja.

"Baik, terima kasih." Balas Inzel berdiri dan segera pergi dari kedai.

Inzel terus berjalan menyusuri sepanjang perjalanan, ia tak tahu harus bertemu dengan siapa.

Inzel tak punya pilihan lain, wanita itu lebih baik kembali pulang ke apartemen Earnest.

Inzel berjalan kaki, menempuh jarak beberapa kilometer dari tempat yang saat ini ia berada

Beberapa saat kemudian....

"Astaga ini sangat melelahkan." Inzel memijat kakinya sendiri bersender di tembok ketika sudah sampai di depan apartemen.

Dengan perlahan Inzel memencet bel.

Ting tong...

Ting tong....

"Inzel?" Ucap Earnest membuka pintu.

"Earnest?" Ucap Inzel melihat ada seorang wanita hanya berselimut putih di dalam ranjang.

"Hai kau pelacur..." Bantah Earnest mengaruk kepalanya.

"Kau?" Ucap Inzel ingin menampar wajah Earnest.

"Diam kau!" Bentak Earnest.

"Kau tega sekali Earnest... Kau bajingan!" Teriak Inzel mendorong tubuh Earnest.

"Jadi apa kau sudah mau cerai denganku?" Tanya Earnest santai.

"Cerai! Ceraikan aku!" Ucap Inzel.

"Baiklah, itu adalah ucap mu sendiri! Aku akan menceraikan mu." Balas Earnest lalu menutup pintu apartemen kembali.

"Earnest!!!" Teriak Inzel mengedor pintu.

"Kau akan menyesal Earnest melakukan semua ini." Tangis Inzel mengusap air matanya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel