Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 3

pagi ini Arra menemukan dirinya tengah tertidur pulas dan masih mengenakan gaun tidur semalam namun kini bagian bawahnya full dengan cairan putih milik Jero.

Arra akui Jero memang perkasa, sampai ia kewalahan harus menuruti Jero untuk bermain 5 ronde semalam. seolah sudah kembali lagi dengan dunianya, Arra segera mandi dan berangkat kerja.

"sepertinya tugasku sudah selesai untuk menggodanya" kata Arra, ia pun berencana untuk menghubungi Nyonya Nety dan memberitahukan kabar ini.

setelah mandi, ia segera mengenakan baju kantor yang telah ia beli kemarin dengan Nyonta Nety, Arra tak mungkin harus kembali ke apartemennya hanya untuk mengganti baju. makanya ia memilih menggunakan baju yang dibeli kemarin walaupun terlihat seksi namun tak apa, karena hari ini adalah pembukuan akhir menjelang akhir tahun, jadi ia pasti tak akan keluar dari meja kerjanya.

Saat ia melihat ruang makan, ternyata disana sudah ada Jero yang sedang sarapan. Tanpa menunggu disuruh, Arra langsung duduk menghampirinya dan sarapan. Arra mengambil tempat duduk di depan Jero tanpa melihat lelaki di depannya.

Seolah tak terjadi apa-apa keduanya menikmati makan dengan sunyi bahkan tak membahas perihal semalam. Arra hanya diam saja karena ia tak tau apa yang perlu mereka obrolkan, mungkin ketika di kantor mereka akan mengobrolkan terkait pekerjaan.

"Hafalkan materi presentasi dengan Wiyono adcompare, dalami karena pertanyaan mereka akan menjebak kita" kata Jero membuat Arra yang sedang menikmati sarapannya sedikit terganggu.

kesunyiaan pagi ini berubah sedikit tegang karena ucapan Jero yang sedikit otoriter.

"Baik pak, ada lagi yang perlu saya pelajari kembali?" Tanyanya dengan nada yang menahan rasa kesal.

"Kurasa itu cukup, dan tolong katakan pada mama saya bahwa saya normal bahkan kamu sudah membuktikannya" kata Jero membuat pipi Arra bersemu merah.

Setelah keduanya selesai sarapan, mereka memutuskan berangkat bersama. Dalam perjalanan hanya keheningan yang terjadi.

di dalam mobil yang di kendarai oleh Jero hanya diisi oleh keheningan saja. Arra yang hanya fokus ke beberapa bangunan di sampingnya tanpa menolehkan pandangannya dari jalanan.

Sesampainya di lobby perusahaan, Arra melihat beberapa respon karyawan Hollands Group. Ada beberapa karyawan yang shock ada yang menyindir bahkan terpana.

"Arra emang gatel ya, dulu bapaknya sekarang anaknya"

"Yang ini gay, mungkin berangkat bareng biar nutupin skandalnya"

"Iya gay, kemarin keciduk di hotel sama cowo"

"Pantes gay, ga pernah kencan soalnya bahkan nolak model super cantik doi"

Dan masih banyak lagi bisik-bisik mengenai mereka. Arra yang mendengar kata "gay" tentang Jero hanya tertawa pelan "belum tahu aja perkasanya Jero kalo udah turn on, 10 ronde dihajar lo" batin Arra.

Saat sampai di ruangan mereka, Arra segera mengambil beberapa berkas untuk ia siapkan di ruang meeting.

Beberapa menit lagi meeting akan di mulai dan Arra harus siap dengan materi yang ia sampaikan. Saat waktu menunjukkan pukul 9, Arra mempersiapkan dirinya agar dapat menguasai materi hari ini.

Jero dan 3 orang perwakilan Wiyono adcompare telah memasuki ruang meeting. Terlihat 2 orang sekretaris dari Wiyono Adcompare juga menyiapkan bahan presentasi mereka.

Saat ini Wiyono adcompare yang akan melakukan presentasi lebih dulu. Hanya butuh waktu 8 menit presentasi dari Wiyono adcompare selesai, Jero memberikan beberapa pertanyaan dan mereka gagal menjawab 3 dari 8 pertanyaan yang Jero ajukan.

Kini Arralah yang akan mempresentasikan mengenai program dari perusahaan Hollands Group dan rencana kerjasama mereka. Dari awal presentasi hingga akhir, Arra merasa ada 4 pasang mata yang tak luput memandanginya.

perwakilan wiyono adcompare yang ternyata adalah sekretaris perusahaan tersebut tak hentinya memandang kagum kearah Arra bahkan tatapan tersebut bukan hanya kagum melainkan nafsu yang menyelimuti kedua mata lelaki tersebut.

melihat sekretarisnya terus dipandang, Jero pun berdehem agar sekretaris tersebut menghentikan pandangan liarnya kepada sekretarisnya. namun dehemannya seperti tak berarti apa-apa, pasalnya sekretaris dari wiyono adcompare malah semakin berani, tak jarang ia malah melemparkan senyum menggoda kearah Arra yang ditanggapi dengan senyuman tipis.

Jero yang sudah tak tahanpun menghentikan presentasi yang Arra lakukan.

"kurasa penjelasan sekretaris saya cukup, bagaimana apakah masih ada tanggapan atau pertanyaan yang kalian ajukan?" tanya Jero, membuat Arra mengerutkan keningnya pasalnya masih ada beberapa slide yang harus ia sampaikan meskipun point pentingnya telah ia sampaikan diawal.

dengan tak sopannya, sekretaris wiyono adcompare bertanya.

"saya sangat suka dengan kerjasama ini, untuk itu bolehkan nona Arra mempelajari lebih lanjut bersama saya nanti setelah pulang kantor" perkataan tersebut memancing decakan tak suka dari Jero. meskipun ia tak menaruh rasa suka kepada sekretarisnya namun hal tersebut sama saja merendahkan citra perusahaannya.

"sepertinya kerja sama ini saya batalkan sepihak, melihat bagaimana rekan kerja saya yang tak sopan dan sedikit kurang ajar terhadap perempuan, saya sangat tidak suka dengan sikap tersebut" jelas jawaban Jero ini membuat keempat orang yang hadir menjadi tegang, bahkan pihak wiyono adcompare saling melihat dan bertanya.

"mohon maaf, bukan maksud merendahkan nono Arra namun saya merasa suka dan ingin mengenal lebih jauh dan sedikit membahas kontrak ini" elak sekretaris wiyono adcompare.

mendengara itu, Jero merasa tak suka. perasaannya seperti ingin marah dan menembak orang didepannya ini.

"mungkin anda belum mengerti kalau sekretaris saya ini adalah tunangan saya, jadi saya sedikit tidak suka" kata Jero

"saya membatalkan kontrak, jika ingin mengajukan kembali saya harap berikan perwakilan yang ingin bekerja bukan karyawan jelalatan seperti dia Pak" kata Jero kepada wakil direktur Wiyono adcompare.

Jero pun meninggalkan ruangan rapat dan menggandeng Arra agar ikut meninggalkan ruangan yang Jero rasa panas itu. Jero mendekat kearah divisi marketing yang tak jauh dari ruangan rapat, ia berpesan untuk salah satu dari mereka mengantarkan wiyono adcompare meninggalkana ruangan meeting.

saat sampai diruangannya Jero melepaskan tangan Arra dan menghela napasnya dengan kasar.

"lain kali gunakan pakaian yang lebih sopan saat meeting, mereka seakan menelanjangimu" kata Jero membuat Rena mengerutkan keningnya. bukannya bagaimana, namun ini pakaian yang ia beli kemarin dengan Nyonya Nety ia bahkan tak sempat untuk pergi ke apartemennya untuk mengganti baju.

padahal menurut Arra pakaian yang ia kenakan cukup baik dan terkesan sopan. ia memadukan blouse berkerah v dan juga rok span coklat diatas lututnya. memang karena ukuran payudaranya yang cukup besar inilah yang membuat belahan dadanya sedikit terlihat.

tanpa berpikir untuk menjawab atasannya, Arra memilih untuk keluar dari ruangan Jero dan kembali ke mejanya, karena kontrak batal, ia harus memutar jadwal ulang dengan beberapa perusahaan lainnya dan mengatur jadwal pertemuan kembali.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel