Bab 6
Aku kembali lagi dengan update-an yang sedikit :), jangan lupa sediakan makanan dan minuman untuk menikmati karyaku, walau cuma beberapa kata tapi setidaknya update bukan, maaf. Sampai jumpa lagi besok di lain hari.
***
“Aku tahu, tapi ayo kita jalankan bersama sehingga makhluk hidup lain menginginkan kita bersama dan tidak menganggap bahwa kita hanya sebuah alat yang digunakan.” Griffin tidak tahu harus menjawab apa lagi, Affry tersenyum dan seketika alam terlihat bahagia. Griffin lega dan membalas senyuman Affry.
Keinginan mereka untuk bersama terkabulkan di mana para makhluk hidup lainnya memberi izin, Affry semakin semang dan alam terus terlihat cerah dan sangat indah dilihat, hingga saat di mana sebuah desa menginginkan hujan, tapi tak kunjung datang.
Mereka memanggil Ratu Alam agar hujan segera turun di wilayah mereka dan mendapat hasil panen yang bagus. Affry memanggil awan hujan, tapi tak kunjung datang. Dia tidak tahu apa masalahnya.
Griffin melihat keadaan tanaman, semuanya sehat tanpa kekurangan air lalu apa yang membuat tanah tandus seperti ini. Affry menggeleng kepada warga dan para warga marah besar lalu melempar semua barang-barang mereka ke arah Affry.
Griffin berusaha melindungi mereka, tapi tetap saja itu berhasil melukai tangan Affry sangat dalam, Affry menangis merasakan perihnya sayatan di tangannya, darah terus mengalir dengan sangat deras.
Tangisan itu membuat hujan deras datang begitu saja, para warga merasa senang dan tertawa melihat Affry. “Bukannya ini hujan?!” pekik mereka lalu pergi, Griffin memeluknya dan menenangkan Hyme.
Mengobati luka tersebut. “Ini sangat sakit, air mataku tidak bisa berhenti turun.” Griffin mengangguk dan memeluknya erat.
“Tidak apa, menangislah. Itu yang mereka inginkan,” ucapnya menenangkan Affry sampai dia tertidur dan hujan berhenti.
Griffin membawa Affry ke tabib dan langsung tabib tersebut langsung mengobatinya, dia tidak menyangka para warga begitu egois, setelah diselidiki awan hujan memang tidak datang karena arah angin yang berbeda dan itu memang sudah takdir.
Mendengar Affry rela menangis demi desa sebelah mendapatkan hujan, para warga desa lain memanggil Affry dan memojokkannya hingga menangis. “Bukannya kamu Ratu Alam yang bertujuan membuat alam tenang, cepat beri kami air!” pekik mereka membuat hati Affry sakit.
Padahal tujuan Affry hanya menjaga agar alam tetap indah bukan untuk mengatur hukum alam membuat hujan di mana-mana. Akibat pojokkan tersebut Affry menangis, Griffin tidak tahan melihatnya.
***
J a n g a n - l u p a - t a p - l o v e, - f o l l o w, - d a n - j u g a - k o m e n. S i l a k a n - b a c a - c e r i t a - l a i n - y a n g - b e r j u d u l - Ignorant King, d a n - Sweet Lover - a t a u - k e t i k - d i - p e n c a r i a n - Ignorant King/Sweet Lover - g e n r e - f a n t a s i - R o m a n c e - B L.
Semangat bacanya :v
