4. Bersalah
"Ben, Saga di mana?" Tanya Selin yang baru saja pulang dari kampus dan memilih untuk ke kantor dan ke toko Saga.
Berniat untuk berkenalan dengan Elena sebenarnya, maka dari itu ia memilih untuk langsung datang tanpa mengabari pacarnya itu.
Ben yang tadi tengah sibuk main game online dengan Raka, SPG toko yang juga sedang menjaga toko dengannya mendongakkan kepalany.
Tubuhnya otomatis bangkit saat melihat Selin yang sudah berada di hadapannya.
"Lah, tumben banget Lo ke sini? Bukannya lagi sibuk revisian?" Celetuk Ben yang sebelumnya berkata kepada Raka untuk menghold permainan.
"Gak apa-apa, gue suntik banget soalnya revisian Mulu, by the way gimana anak socmed? Aman?" Kata Selin memastikan.
" Tadi gue buka tiktok videonya FYP loh,"
Ben mengangguk, ia terlihat tersenyum kecil. "Iya, followers langsung melonjak dari yang cuma dua ratus followers sekarang udah lima ribu, tim packing juga lagi sibuk sekarang karena banyak order di aplikasi Oren sama di tiktok shop,"
"Ya lumayan lah Sel, impact-nya lumayan besar," Jelas Ben. "Mangkanya pas tau dia awal kerja udah bisa bikin video FYP gue mau ngajak dia traktir makan ya itung-itung biar dia makin semangat, tapi dia bekel makan," sambungnya lagi
Mendengar hal tersebut Selin langsung menoyor kepala Ben, ia tahu betul maksud saudara atau bisa di bilang sepupu Saga ini bahwa dirinya tengah berniat modus dengan anak baru.
"Kerja Lo! Nanti sakit hati lagi sok stay cool terus menyendiri habis gitu auto jadi anak senja lagi, sok-sok post kata-kata mutiara di Instagram story', iyuhhh!" Kata Selin geli sedangkan Ben hanya tertawa kencang mendengarnya.
"Dasar ya, gak bisa lihat yang bening-bening," Ucap Selin bercanda sekaligus langkahnya berjalan menuju ke ruangan Saga yang berada di lantai atas.
Iya, Selin mengakui kok dengan pesona Elin yang ia akui memang secantik itu, bahkan kalau perlu di akui pun ya memang perlu sampai-sampau ia bisa berhasil membuat brand milik Saga kembali FYP dan penjualan juga lumayan meningkat juga.
Maka dari itu, alasan dirinya datang ke sini ya itu, ia ingin mengenal jauh seorang Elena, kali aja kan bisa jadi BESTie haha!
Selin tuh gitu, ia tidak pernah berfikir yang macam-macam kalau memang ada seorang gadis atau siapapun itu yang bekerjasama dengan Saga, ya intinya Selin bukan tipikal orang yang curigaan juga gitu loh terlebih lagi hubungan mereka juga udah terbilang lama bukan satu atau dua tahun gitu. Jadi ya kunci kepercayaan itu ada di dalam mereka masing-masing gitu
Setelah tubuhnya sudah berada di depan pintu dan berniat untuk membuka pintu, Senyum Selin merekah terlihat cantik saat ia melakukan hal tersebut.
"Haii!!!" Ucapnya semangat membuat Saga dan juga Elena yang tengah sibuk di tempat duduk mereka berdua masing-masing langsung mendongakkan kepalanya padah. Saat tadi mereka tengah di fokuskan dengan MacBook di atas meja.
Melihat kehadiran Selin yang secara tiba-tiba itu cukup membuat dirinya terkejut sebenarnya, ya tanpa di jelaskan aja kalian paham lah kenapa Saga bisa seterkejut itu saat melihat kekasihnya tengah datang untuk melihatnya.
Ya yang pasti perihal kejadian satu jam lalu, di mana ia dan Elena tengah saling berciuman di dalam ruangan.
Sejak kejadian tadi pun mereka tidak saling membuka suara, bahkan hanya ada keheningan di antara mereka berdua, mereka saling fokus dengan tugas pekerjaan mereka masing-masing.
Dan sekarang, ada Selin yang datang, dan itu cukup membuat Saga sedikit kaku.
Kedua matanya sempat melirik ke arah Elena yang juga tengah memandang ke arahnya.
Melihat Selin yang langsung menghampiri Saga lalu memeluk tubuh laki-laki itu membuat Elena yang sejak tadi memperhatikan langsung mengalihkan pandangannya.
Reflek ia menopang wajahnya dengan tangan kirinya segimana tangan kanannya tengah sibuk memegang mouse MacBook karena diriny pun juga sedang sibuk mengerjakan lanjutan brief yang di berikan Saga tadi pagi.
Sebenarnya dalam diam pun Elena mencuri pandang ke arah mereka berdua yang tengah sibuk bercengkrama yang entah apa yang mereka bahas di sana.
Dan tanpa di duga, ada satu titik di dalam dirinya merasakan nyeri yang entah itu apa namanya, sebenarnya Elena pun tau kalau hatinya tengah berdenyut nyeri akibat pemandangan yang ada di hadapannya sekarang.
Jengkel? Oh itu jelas! Karena Saga sedikit brengsek karena lami-laki tersebut seenak jidat menyosor ke arahnya dan melumat bibirnya tanpa permisi.
Elena hanya menghela nafas panjang, jadi jemarinya sedikit meraba bibir yang satu jam lalu di cium oleh laki-laki itu.
Dengan kedua mata yang fokus ke hadapan MacBook dan pikirannya yang melihat entah ke mana membuat Elena tidak menghiraukan kepada mereka berdua.
"Hey! Elena ya?" Suara itu masuk ke dalam indera pendengarannya dan hal tersebut cukup membuat Elena langsung mendongakkan kepalanya, tangan Selin ternyata sudah berada di hadapannya berniat berkenalan dengan saling bertautan kedua tangan.
Elena membalas juluran tangan gadis itu, senyum tipis Elena terlihat oleh Selin dan di dalam hati Selin berseru sekuat tenaga dan mengakui bahwa gadis yang ada di hadapannya memang secantik dan aslinya seaesthetic itu kalau di lihat secara langsung.
Ya pantes aja kalau video FYP orang secakep ini! Kenapa gak jadi seleb aja sih ni anak.
"Iya kak, aku Elena, " Jawab Elena sopan dan juga langsung bangkit dari duduknya agar terlihat sopan jika di ajak orang berbicara seperti ini bukan? Ya memang seperti itu.
"Kamu ternyata cantik banget!" Ucap Selin mengagumi, kedua tangan nya langsung mengambil tangan Elena untuk ia pegang.
Emang ya, Selin tuh orangnya clingy belum lagi heboh kaya gini kalau menurut dirinya itu menarik. Contohnya sekarang lihat Elena aja udah seheboh itu kaya lihat artis.
Bagi Selin tuh Elena emang menggemaskan itu mangkanya Selin sebagai cewek yang satu gender aja rasanya klepek-klepek lihat Elena yang semenarik ini.
"Makasih kak," jawab Elena lagi, kedua matanya sedikit melirik ke arah Saga yang tengah menatapnya juga dengan tatapan datar ke arahnya belum lagi dengan posisi di mana ia sedang menyenderkan tubuhnya di samping meja
Emang auto salfok Elena ini.
"Gak usah manggil Kak, manggil Selin aja. Lagian kamu juga kalau manggil Saga gak ada embel-embel kak kan?"
Elena mengangguk, "Iya katanya gak suka,"
"Nah! Aku juga sama," Jawab Selin langsung sebari terkekeh pelan.
Saga sama Selin ya? Anjir dari namanya aja udah couple banget, batin Elena dalam hati.
Ia tidak tahu saat ini harus bersikap seperti apa lagi karena sejujurnya juga dirinya sedikit kesal dengan mendengar sekaligus mengetahui nama mereka yang bisa di bilang sebelas dua belas.
"Kalian udah makan?"
Elena baru juga mau menjawab, Saga ternyata langsung menyambar dan menjawab pertanyaan gadis yang tengah berdiri di hadapan Elena.
"Kita berdua udah makan, dia makan di ruangan tadi bekel makan sendiri. Kalau aku makan sama Ben di warteg sebelah,"
Gimana? Elena gak salah denger nih?
Bekel makanan bawa sendiri? Astaga bener-bener nih Saga. Ia ternyata sejak awal ada maksud terselubung dan memancing Elena untuk tertarik kepada laki-laki tersebut.
Selin yang mendengar jawaban Saga pun mengangguk pelan, "Sayang banget padahal aku niat mau ngajak kalian makan bareng di warteg sebelah," kepalanya menoleh ke arah Elena. "Next kamu wajib makan di sana ya Na, karena enak banget! Atau gak besok-besok kalau aku ke sini makan berdua deh kita di sono," Kata Selin yang merencanakan hal sesuatu untuk mereka berdua untuk beberapa waktu ke depan yang entah kapan akan terjadi.
Elena hanya mengangguk untuk menjawab ajakan Selin, senyumnya kembali mengembang membuat Elena terlihat manis jika di lihat dari posisi Saga berdiri.
"Yaufah, aku temenin kamu makan kalau gitu," Saga membuka suara, langkahnya mendekat ke arah Selin dengan tangan yabg merangkul tubuh gadis itu.
Elena yang melihat itu hanya menatap datar dan menatap ke arah Saga yang juga menatapnya, seperti halnya mereka tengah saling berbicara pada pandangan tersebut.
"Okay, kalau gitu kita pergi dulu ya Na. Semangat kerja!" Ungkap Selin ramah kepada dirinya dan Elena langsung menjawab ucapan terimakasih kepada Selin.
Setelah mereka berdua keluar dari ruangan dan tersisa hanya Elena seorang, membuat Elena berdiam diri di mejanya.
Ia masih menerka dengan kejadian seharian ini bahkan barusan, bahkan dirinya aja masih tidak paham sekaligus tidak bisa menebak pikiran Saga.
Sebenarnya Saga ini niatnya apa sih? Bermain-main atau bagaimana?
Kalau memang begitu, ya why not gak sih? Kapan lagi Elena bisa memanfaatkan ini dengan baik? Ayolah Saga CEO muda, dan dengan Elena mengikuti permainan ini bisa jadi Saga menuruti apa yang Elena mau bukan?
Baiklah, kita lihat ke depannya seperti apa, karena bagaimanapun tidak ada asap jika tidak ada api.
Sedangkan Saga dan Selin yang baru saja keluar dari sana langkah mereka sejajar, tidak ada obrolan yang mereka berdua buka terkecuali Selin yang memilih untuk membuka suara.
"Seharian kerja tadi, menurut pendapat kamu gimana Ga Elena?"
Saga menoleh, tangan yang tadi sempat merangkul gadis tersebut ia turunkan dan dirinya masukan ke dalam saku celana yang berwarna hitam.
"Aman sih, dia juga cepet nangkep apa yang aku jelasin jadi ya syukurnya gak ribet lah,"
Selin menganggukkan kepalanya, dan gadis tersebut tidak melanjutkan obrolan lagi dengan Saga, berbeda dengan Saga yang pikirannya sedang berkalut akibat perlakuan cerobohnya kepada Elena.
Memang, melihat Selin yang seakan setuju dengan semua yang dirinya jalani membuat Saga sedikit bertanya-tanya, apa Selin tidak sedikit pun merasakan kecurigaan atau semacamnya setiap Saga melakukan sesuatu? Karena baginya Selin orangnya terlalu slow dan lain sebagainya.
Mangkanya, terkadang Saga juga sedikit bingung dengan apa yang terjadi.
"Sel," Panggil Saga dan itu cukup mempu membuat gadis itu memberhentikan langkahnya sebari menoleh ke arah Saga dengan tatapan biasa saja.
"Kenapa Ga?"
Saga sempat diam sebentar, melihat wajah Selin yang cantik itu membuat rasa bersalah di dalam dirinya mencuat dan itu cukup membuat Saga merutuki dirinya dalam hati akibat kejadian beberapa jam yang lalu.
"Kamu lihat aku kerja sama cewek, sesatu ruangan dan di mata kamu menurut mu cantik. Kamu gak cemburu gitu?" Tanya Saga hati-hati membuat Selin yang mendengar hal tersebut diam kemudian beberapa detik kemudian ia terkekeh pelan.
Tangannya mengambil tangan kekar Saga dan menariknya pelan agar mereka kembali melangkahkan kakinya ke arah warteg yang akan mereka tuju.
"Ga, inget gak sejak awal kita pacaran yang paling penting itu apa?" Kata Selin mencoba bertanya dan mengingatkan satu hal kepada laki-laki yang berada di sampingnya.
"Kepercayaan?" Jawab Saga ragu.
Mendengar hal itu Selin mengangguk kencang, senyum manisnya terlihat jelas di wajah cantiknya.
"Intinya, selagi aku percaya sama kamu begitu pun sebaliknya, hubungan kita baik-baik aja kok Ga. Karena aku tahu hubungan kita bukan hubungan yang biasa,"
Dan ya, dari sini Saga paham betul bahwa Selin mengharap suatu keseriusan yaitu semacam pernikahan untuk ke depannya kepada dirinya.
